Chapter 13

2.7K 133 3
                                    

Hallo?

Masih ada orang disini?

Hampir sebulan ini weh, maap
lagi nggak dapet ide mo nulis apa:)

Aku tuh juga kangen update, tapi masa aku update chapter kosong kan gk lucu🤪

Ini bukan janji, tapi aku usahain buat update gk ngadat lagi kok, heheh

Semoga kalian sabar e,

Oke, gk perlu lama.

Langsung check aja.

But, sebelum itu. Tulung vote dan komen.

Happy reading!

***

"Lo pernah liat ikan minum, nggak?"

"Atau pernah liat cacing bengek di dalem tanah gitu?"

"Terus---"

"Theo stop sebelum gue sumpal mulut lo pake botol sambel!" Ares mengancam siap dengan botol sambal yang terangkat tepat di depan mulut Theo. "Heran gue, nambah beban pikiran aja."

"Bilang aja lo nggak punya otak buat mikir!" balas Theo pedas lalu melengos. "Pada diem kenapa, sih? Sini cerita sama Om, ganteng."

Plak.

"Musnah lo setan!" pekik Erick setelah sebelumnya tanpa perasaan melempar Theo dengan botol minuman soda yang telah kosong isinya. Theo mengumpat, dan Erick tertawa.

Beberapa menit kemudian, meja di pojokan kantin itu kembali hening. Masing-masing sibuk dengan makanan dihadapan mereka. Namun, hal itu tak berlangsung lama sebab kedatangan Daniel dengan wajah merahnya berjalan cepat menuju meja itu. Kedatangan Daniel mengundang tatapan penuh tanya seluruh pengunjung kantin. Mereka bersiap menjaga jarak, takut kena semprot Daniel jika mengusik cowok yang terlihat tengah diliputi amarah itu.

"Bangsat!" umpat Daniel ketika baru saja mendudukkan tubuhnya diantara Erick dan Ares. Theo yang duduk berhadapan saat itu juga langsung tersedak dengan rasa panas di bagian atas rongga hidungnya. Mengusap berkali-kali menggunakan telapak tangan, setelahnya Theo menjatuhkan kedua mata yang melotot tajam kearah Daniel.

"Anjing!" umpat balik Theo sangking kesal. Namun, baru saja mendapat lirikan tidak bersahabat Daniel, Theo memilih melengos pura-pura tak melihat.

Erick dan Ares menghela nafas, selanjutnya menggeleng pelan. Mereka tidak bisa untuk menyalahkan salah satu diantara keduanya. Daniel yang datang membawa amarah, dan Theo yang seakan malah menambah rasa marah Daniel.
Ketiga cowok itu jelas tahu masalah Daniel hingga membuatnya datang dengan penuh emosi. Ya ... seperti yang sudah-sudah. Hal ini tidak jauh dari bu Novi yang selalu cari masalah dengan Daniel. Baginya, segala bentuk yang dilakukan Daniel adalah salah. Walaupun memang benar-benar salah.

"Udah kelar, kan?" tanya Erick bijak, tidak ingin mengulangi Theo yang kena semprot Daniel dengan lirikan sinis nya. Parahnya, bukan hanya lirikan, tapi sampai menjurus ke arena baku hantam.

"Gue baru tau cupu bisa segoblok itu!" Cupu yang dimaksud Daniel tidak lain dan bukan adalah Altair. Entah dari kapan julukan itu Daniel lekatkan pada Altair, intinya sejak kejadian beberapa tahun lalu, Altair bukan kriteria pria yang bisa bertanggung jawab bagi Daniel. Altair terkesan egois, apalagi ditambah sifat sok pendiam nya itu.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang