•Moment haru

1.6K 153 5
                                    


Pagi-pagi Jimin dibuat pusing karena rose minta ikut ke kantor. Katanya dia merasa kesepian. Jimin menyarankan untuk ke rumah jisoo di komplek depan tapi kata rose jisoo tidak ada di rumah semenjak seokjin pergi. Kalau ke rumah lisa terlalu jauh. Rumah Jennie? Bisa, karena tidak begitu jauh dari rumahnya cuma rose tetap tidak mau. Ada saja alasannya.

"Kerjaan aku banyak banget di kantor. Kamu di rumah saja ya?"

Rose menggeleng dan makin mengeratkan pelukannya.

"Kamu kenapa sih?" Ketus Jimin karena sudah mulai lelah dengan sikap rose.

"AKU MAU IKUT!!!"

"TIDAK BISA!"

Rose melepaskan pelukannya. Matanya sudah berkaca-kaca lalu dia pergi begitu saja sambil sesenggukan. Setelah masuk kamar, pintunya dibanting hingga membuat Jimin terkejut.

Urusan istrinya yang merajuk nanti saja. Bukannya dia tidak perduli, tapi yang dia tau rose kalau marah hanya sebentar jadi biarkan saja seperti itu. Kini jimin bergegas pergi ke kantor karena sudah sangat telat. Walaupun Jimin petinggi di kantor nya tapi dia sangat menerapkan kedisiplinan.

Hampir setengah jam rose menangisi Jimin berangkat kantor, kini dia tersadar sesuatu. Selama ini dia selalu bertanya-tanya kenapa perasannya mudah tersinggung, jadi selalu nangis walaupun hal sepele, manja yang tidak ketulungan pada suaminya. Alhasil dia membuka lemari dan mengambil kardus kecil yang isinya benda pipih. TESTPACK. Ya benda itu.

Saat ikut Hwasa ke supermarket, Hwasa membelikan ini untuk Rose. Dia menduga-duga bahwa Rose hamil karena ketika melihat sikap Rose sama seperti awal dia hamil Nao dulu. Tapi Rose tidak yakin dia juga takut jika hasilnya negatif akhirnya benda itu disimpan di lemari.

Rose baru ingat bulan kemarin belum datang bulan. Dia juga pernah mual-mual, sakit kepala, lemas dan semua ciri-ciri wanita hamil pernah dia alami. Tanpa berharap lebih, apapun hasilnya dia terima. Akhirnya dia memutuskan untuk tes.

20 menit sudah berlalu. Sebenernya 15 menit yang lalu sudah bisa dilihat hasilnya, tapi rose belum melihatnya dia masih takut-takut. Tapi kini, sudah cukup membuang-buang waktu. Dengan hati yang berdebar-debar dia mengambil testpack tadi dan hasilnya...GARIS DUA.

Dia teriak-teriak tidak jelas sambil menangis. Lalu menaiki kasur dan berloncat-loncat kesenangan.

"JIMIN AKU HAMIL ANAK KAMU"

Dia terkekeh sambil mengusap perutnya dengan sayang.

"Ah mianhae kamu tergoncang ya?"

"Baiklah kita akan membuat surprise untuk Appa!"

Rose bermonolog sendiri.

"Apa yaaa? Kalau box dengan isi testpack, sudah hal biasa"

Saat sedang menyusun rencana, Rose malah menguap padahal ini masih jam setengah sembilan pagi.

"Aku jadi ngantuk gara-gara habis menangis tadi. Tapi pekerjaan rumah belum aku pegang...hanya sebentar saja aku ingin tidur"

11.30

Ketika Rose terbangun dari tidurnya, tanpa lama-lama dia langsung mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Karena sangat senang menyambut anak pertamanya, Rose terus berbicara sendiri sambil sesekali mengelus perut ratanya. Wujudnya belum ada mungkin masih gumpalan yang ada di perut Rose. Tapi dia merasa punya teman dan tidak kesepian lagi.

Tidak terasa semua pekerjaannya sudah selesai. Sedikit pun tidak lelah. Malah kini Rose sedang mencari-cari apa yang akan dia lakukan lagi. Tapi sepertinya tidak ada.

Our Love (Blackbangtan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang