•Approval

1.6K 139 2
                                    

"Jangan khawatir"

Rose tersenyum sekilas tanpa melihat jimin. Menangis dalam diam meratapi kisah cintanya yang rumit. Kalau dibandingkan dengan percintaan orang-orang disekitarnya, rose merasa dia lah yang paling sial.

Jikalau rose harus mundur dan melepaskan Jimin... Rose tidak tega. Pria itu sudah berjuang sejauh ini dan dengan gampangnya rose menyerah? Itu tidak adil. Tapi jika terus dijalani, hatinya semakin hari semakin sakit.

"Jim"

"Iya?"

"Melepaskan orang yang dicintai memang sungguh menyakitkan namun tak semua yang dicintai harus dimiliki termasuk kau park Jimin"

"Kau sanggup?"

Rose bungkam. Dia tidak yakin akan baik-baik saja ketika sudah tidak bersama Jimin lagi.

"Kau benar. Tapi apa salahnya jika berusaha dulu? Lalu ketika kita gagal dalam masa perjuangan, bukan berarti kita harus mundur" Jimin tersenyum.

"Ini jalan hidup sayang, tidak perlu ditangisi. Beginilah cara Tuhan menguji kita. Aku yakin dan percaya semua akan baik-baik saja" Lanjutnya.

"T-tapi hiks..jika kita tidak berjodoh?"

"Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu. Tapi yang pasti aku sangat mencintaimu"

"Cintamu memang untukku tapi keluarga mu... tidak.."

"Hanya mama. Papa dan kedua saudara kandungku mereka mencintai mu rose percayalah"

Rose mengatur nafasnya. Menaklukan rasa groginya lalu mengambil tisu dan menghapus sisa-sisa air matanya.

Jimin yang menyaksikan itu menaruh rasa bangga pada rose. Wanita cantik yang kuat.

"Apakah sudah mau sampai sayang?"

"Sebentar lagi. Kau siap?"

Rose mengangguk lucu.

"Terimakasih sudah mau bertahan"

"Terimakasih sudah menguatkan ku"

.

.

"Aku harus mengatakan apa lagi agar kau berhenti menemuiku?"

"Nara jika kau lupa maka aku ingatkan kalau kita masih suami istri dan aku berhak atas dirimu"

Setelah bertahun-tahun Jang Hyuk di penjara, Jang Nara tidak pernah menggugat cerai suaminya walaupun Jang Hyuk sudah melakukan KDRT.

"Kau membicarakan hak?" Tertawa hambar "lalu bagaimana kewajiban mu sebagai suami? Dari rose kecil sampai sudah dewasa, kewajiban mu untuk kami nol besar. Itu semua karena UANG, UANG DAN UANG kau sudah tergila-gila karenanya"

Jang Nara tidak pernah mau jika diberi uang oleh suaminya. Itu uang haram dia tidak mau menikmatinya.

"Ah ayolah aku kesini bukan ingin membicarakan itu dulu. Tapi aku minta maaf lagi atas masa laluku. Ada yang lebih genting, kita harus menemani rose menghadap keluarga Jimin. Anak kita sedang berjuang demi cintanya di sana"

"Benarkah? Eh k-kau merestui mereka?"

"Sekarang iya. Aku tidak mau membuat mereka semakin sulit untuk bersatu. Jimin lelaki yang baik aku percaya dia bisa mengayomi rose nantinya"

Nara tersenyum manis. Sebenarnya dia sudah memaafkan masa lalu suaminya ini tapi ketika dia tidak sengaja melihat rose menangis. Nara bertanya mau tidak mau, gadis itu harus cerita kepada Nara dan akhirnya rose bercerita sembari nangis bahwa papanya tidak merestui hubungan asmara sang anak.

Our Love (Blackbangtan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang