"Papa?"
"Iya sayang ini papa. Maafkan papa rose"
Rose terkejut saat dia membuka pintu apartemen miliknya, terlihat sosok papa yang masih meninggalkan sisa luka di hatinya. Tapi..dia juga merindukan pria brengsek ini. Tidak rose tidak mau membuat pria ini mempunyai kesempatan untuk melukainya lagi dan mama kesayangannya itu.
"Ada papa ke sini?"
"Papa merindukan mu"
"Benarkah? Sayangnya tragedi itu membuatku tidak lagi percaya padamu"
"Bertahun-tahun papa di penjara, kesepian, slalu dihantui rasa bersalah, kehidupan yang begitu suram. Kini papa bebas hanya satu yang papa ingin kan. Mendapatkan kebahagiaan bersama kalian yang sempat papa tukar dengan siksaan yang bertubi-tubi. Papa mohon maafkan papa"
"Tapi itu tidak mudah bagiku maupun mama. Kita terlalu sakit untuk berada di samping papa"
"Papa mohon hiks papa sudah berubah rose" dia berlutut di kaki rose. Tidak tau harus berkata apa lagi, rose hanya terdiam sambil terisak.
"Kau!?"
Dua orang itu melihat ke arah belakang.
"Nara kau apa kabar?" Pria itu berdiri dan tersenyum.
"Aku dan rose sudah bahagia. Kenapa kau kembali lagi?"
"Aku ingin menyempurnakan kebahagiaan kalian"
"Maaf pa, tapi kita tidak butuh papa"
Perkataan rose membuat pria itu sesak. Ketika dia mengingat perlakuannya pada kedua wanitanya ini, dia sadar dan memaklumi sikap rose. Beda dengan mama rose, dia menggelengkan kepalanya dan menyipitkan matanya memberi isyarat bahwa rose tidak boleh berucap seperti itu.
"Aku memaafkan mu. Jadi pergilah" Ucapnya lalu menutup pintu.
"Lihat!!! Apa yang papa lakukan pada mama selama ini, mama memaafkannya! Tega sekali kau melukai wanita hebat ku dulu"
Dia hanya diam membisu mendengar ucapan rose.
Dari kejauhan terlihat Jimin menggunakan jas berwarna hitam rapih. Ini waktunya berangkat kerja dan seperti biasanya jimin selalu mengantar jemput rose.
"Rose kenapa kau menangis? Siapa pria ini?"
Rose sangat lega ketika Jimin datang. Tanpa basa-basi dia menghampiri Jimin dan memeluknya.
"Ayo kita berangkat saja" Ucap rose lalu menarik Jimin.
"Lelaki itu? Park Jimin? Tidak boleh ini tidak boleh terjadi"
.
.Setelah mendengar penjelasan dari rose barusan, dia terus mengelus kepala rose yang sedang menahan tangisnya. Pagi ini cukup menguras tenaganya.
Rose melambaikan tangannya pada Jimin. Kini pria tampan itu sudah pergi rasanya beruntung sekali bisa mengenal Jimin pikir rose. Malam semakin larut dengan tergesa-gesa rose melangkah kan kaki menuju kamar apartemennya.
"Ada hubungan apa kau dan Jimin?" Ucap seseorang yang membuat rose berhenti melangkah.
Saat berbalik badan, dia melihat sosok papanya LAGI. Sungguh rose muak sekali dengannya.
"Kenapa masih di sini? Kami sudah menolak papa mentah-mentah. Soal Jimin, dia kekasihku dan kenapa papa bisa mengetahui namanya? Padahal tadi pagi aku tidak memperkenalkan kalian atau menyebut namanya"
"Lebih baik kau tinggalkan saja Jimin"
Rose menaikan alisnya.
"Papa tahu? Jimin yang membuatku sembuh dari ketakutan pada lelaki. Dan perlu aku ingatkan yang membuat ku takut seperti itu karena perilaku papa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love (Blackbangtan)
Teen Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kita dipertemukan sahabat sekaligus jodoh diwaktu yang sama? Hope you like this story🤗 Enjoy guys. DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT😡