"Pokoknya saat aku melahirkan kau harus datang ke sini!"
"Ya akan aku usahakan"
"Tidak mau tau pokoknya HARUSSSS HARUSSS"
"Kalau begitu, coba kau yang minta izin pada dosenku"
Tzuyu terkekeh melihat wajah kesal sahabatnya. Sebenarnya dia tidak mungkin tidak ke Korea saat Rose melahirkan.
"Sayang baju kantorku dimana?"
Rose memutar matanya malas. Semakin badmood. Sama sekali tidak ada niatan untuk membalas pertanyaan Jimin. Sedangkan pria itu kebingungan mencari keberadaan sang istri.
"Itu suara Jimin?"
Rose mengangguk pelan.
"Dia sedang bertanya padamu Rose"
"Biarkan saja"
Karena mendengar suara bisik-bisik di balkon, Jimin menghampiri sumber suara. Betapa terkejutnya Jimin saat melihat istrinya yang sedang hamil muda duduk di balkon dengan cuaca dingin tanpa menggunakan mantel dan celana panjang. Bagaimana Jimin tidak naik pitam?
"MASUK"
Suara nan lembut yang biasanya Jimin berikan pada Rose sirna begitu saja.
"Tzuyu nanti kita lanjut lagi ya, bye"
Jimin mengira setelah panggilan itu berakhir, Rose akan masuk ke dalam kamar tapi nyatanya tidak. Amarahnya semakin membara melihat Rose dengan santainya bermain ponsel seolah tidak ada orang yang sedang melototinya.
"Jangan kira aku tidak bisa marah. Cepat masuk! Atau aku kunciin"
"Coba saja"
"Oke. Dan mulai detik ini aku tidak akan mempedulikan mu lagi, tidak mau menuruti permintaan mu lagi sekalipun itu permintaan aegi. Besok kamu lahiran sendiri saja tidak usah aku temani"
Rose menatap Jimin tidak terima.
"Kamu tega? Ini anak kamu lho Jim"
"Seharusnya aku yang tanya. Kamu tega? Ini tubuh mu dingin pasti Aegi juga kedinginan. Masih tidak mau masuk juga? Baiklah"
Jimin menutup pintu balkon dengan gerakan slowmotion berharap wanita keras kepala itu berubah pikiran.
"Ck.."
Benar saja, ketika pintu sudah setengah tertutup Rose masuk dengan kaki yang dihentak-hentakkan membuat jimin memijat pelipisnya pelan.
"Apa harus diancam dulu baru nurut?"
Dengan hati-hati Jimin memindahkan Rose yang duduk dipinggir ranjang untuk membuat wanita itu duduk di tengah-tengah. Tidak lupa menyelimuti tubuh istrinya yang dingin.
"Kenapa? ada masalah?"
"Tidak usah tanya-tanya. Introspeksi diri sana!"
Untuk kesekian kalinya Jimin menghela nafas panjang.
"Baju kantorku dimana? Biasanya kamu taruh kasur"
"Di lemari"
Masih dengan balutan handuk di pinggangnya, Jimin berjalan menuju walk in closet.
"Kok kusut? Belum disetrika?"
Rose hanya menatap Jimin dengan tatapan kesal.
"Kamu lupa? Atau kamu lelah?"
"Banyak omong!"
"Aku cuma tanya. Kalau memang lelah aku memaklumi tapi seharusnya bilang dulu dari semalam jadi aku setrika saat itu juga. Kalau begini aku jadi telat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love (Blackbangtan)
Teen Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kita dipertemukan sahabat sekaligus jodoh diwaktu yang sama? Hope you like this story🤗 Enjoy guys. DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT😡