"Jangan suka mendekati apa yang menjadi milik gua."
- Anan -
Bidadari Rasa SetanBel pulang sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu, namun Naya masih berada di kelas.
Naya menyandang tasnya keluar dari kelas. Keadaan sekolah tampak sangat sepi, biasanya lapangan dipenuhi dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler, tapi sekarang tidak ada satupun mereka di sana.
Tali sepatu Naya tiba-tiba lepas, ia berjongkok sebentar untuk mengikatnya.
Setelah selesai mengikat tali sepatu, Naya kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju labor.
Ada seseorang yang tiba-tiba datang dari balik tembok ujung koridor dengan membawa tongkat panjang berjalan ke arah Naya. Awalnya Naya belum menyadari kedatangan orang tersebut, namun karena langkah kaki terdengar jelas dari arah belakang membuat Naya menoleh ke asal suara dan spontan berlari menjauhi orang tersebut.
Naya tidak tahu kenapa dirinya harus lari, tapi ia merasa orang tersebut ingin mencelakai dirinya.
"Kemana larinya dia?" Ujar pria bermasker tersebut.
Pria itu sudah memakai pakaian teror lengkap. Jaket hitam, bertopi, dan masker hitam.
Naya berhasil bersembunyi di dalam toilet cewek. Dirinya sangat ketakutan sampai tidak bisa bernapas santai saat ini. Naya langsung memegangi jantungnya yang berdetak sangat cepat.
Brak
Terdengar suara pintu yang dibuka kuat oleh seseorang dari luar toilet. Naya sampai tidak bisa mengontrol dirinya saat ini dan takut jika orang tadi menghampirinya sampai sini.
Tok tok tok
Jantung Naya semakin berlari cepat tidak terkontrolkan.
Ketukan pintu tersebut semakin mendekat ke arah pintu toilet persembunyiannya, sedangkan Naya kini berada di toilet nomor 4.
Tok tok tok
Tok tok tok
"Ha-aa..."
Naya menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil menutup matanya cepat.
Knop pintu diputar oleh seseorang, Naya menjerit dalam hati sambil berusaha menenangi dirinya di dalam.
"Nay?"
Sontak Naya membuka matanya dan langsung memeluk Gibran sambil terisak.
"Lo baik-baik aja 'kan?"
Naya semakin menangis kencang. Gibran mengelus punggung Naya mencoba menenanginya.
"Sekarang lo aman, ada gua di sini."
Gibran membawa Naya keluar dari sana. Tidak baik juga mereka berlama-lama di toilet tersebut karena hanya berduaan di sana.
Anan bersembunyi dari balik tembok dan langsung pergi dari tempat persembunyiannya. Niatnya ingin ke toilet, namun karena melihat kejadian di depan matanya itu membuat hatinya sedikit panas bercampur emosi.
***
"Non, ini bibi bawain susu hangat sama roti, dihabisin ya non."
Bi Indri meletakkan nampan yang ia bawa ke atas nakas.
"Non?"
Bi Indri mendekati Naya yang kini hanya diam di kasurnya.
"Non mikirin apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Rasa Setan (End)
Novela Juvenil𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : fiksi remaja | humor °°°°° "Lo ngapain ke sini?" "Mau ketemu papa. Papa udah pulang, bi?" "Papa siapa yang den maksud?" "Papanya Naya lah bi, siapa lagi. Gak mungkin papanya tetangga sebelah." Naya langsung menarik Anan keluar dari ruma...