BRS - Bagian 39

56 26 0
                                    

"Din, sebentar." Cici mengejar kepergian Dina hingga sampai ke taman belakang sekolah.

"Kenapa belakangan ini lo ngehindar dari gua?" Tanya Cici memastikan sesuatu.

"Hah, ngehindar? Buat apa gua ngehindar dari lo."

"Lo kenapa ngeposting perkelahian Naya dengan Enjel di kantin kemarin?"

"Terserah gua lah, kan hak-hak gua."

"Gua cuma nanya doang, Din."

Dina melipat kedua tangannya di depan dada sambil terkekeh sinis. "Alah, ternyata jadi juga tuh anak ngasih barang itu ke lo."

Cici menyerjit bingung, "Maksud lo?"

"Jangan pura-pura gak tau deh lo. Itu jepit rambut dari Ryan 'kan?"

"I-iya, kenapa?"

"Dengan semua yang terjadi antara gua dan Ryan, lo masih nanya kenapa?"

Cici kembali menyerjit bingung. "Gua gak paham maksud ucapan lo, Din."

"Lo benar-benar gak ngerti perasaan gua Ci. Selama ini lo anggap gua apa, hah?!"

"Sahabat."

"Kalau iya kita sahabatan, harusnya lo paham betul tentang perasaan gua. Ini sama aja lo ngerebut kebahagiaan gua diam-diam."

"Lo suka sama Ryan?" Ujar Cici hati-hati.

Sontak Dina tertawa keras.

Prok prok prok

Dina menepuk tangan sambil menggeleng-geleng. "Hebat, cara lo mengelabui kita semua sangat hebat."

Cici semakin tidak paham akan ucapan Dina.

"Lo beneran gak tau apa yang gua rasakan? Selama ini lo gak pernah nanya atau coba cari tahu gitu?"

Cici menggeleng pelan.

"Lo sahabat gua atau bukan sih, pantesan aja gak ada yang mau temanan sama lo pas sd. Tingkah laku lugu dan sok polos gini pasti dijauhin orang-orang."

"Maksud lo?"

"Maksud lo, maksud lo. Apa ucapan gua kali ini kurang jelas? Dari luar lo benar-benar terlihat lugu dan polos, tapi dari dalam. Alah, bullshit semuanya. Lo udah berani menusuk sahabat lo dari belakang, itu sama aja lo menjadi duri dalam persahabatan kita."

Dina mengelap air matanya yang terjatuh tiba-tiba. "Kenapa gua gak datang saat perlombaan, apa lo tau alasan gua gak datang?"

Cici menggeleng lirih.

Flasback On :

"Duh, bisa-bisa gua telat nih."

"Oke, semuanya udah. Langsung cus ke aula."

Dina keluar dari toilet dan terkejut dengan kedatangan Ryan di lorong depan.

"Putra antar, ya?"

"Lo emangnya gak masuk kelas?"

"Demi ngantarin Lia, apa yang enggak."

Bidadari Rasa Setan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang