Naya
Maaf menganggu waktu lo, Ci.
Besok gua udah mau
berangkat ke Amerika.
Titip salam buat Anan.
Maaf gak bisa sampaikan
langsung ke Anan.Makasih, Ci.
Read
"Lo baik-baik aja 'kan, Nan?" Cici memegangi bahu Anan. "Sorry, kemarin gua gak sempat cek hape. Makanya gua..."
Mata Anan sudah memerah menahan tangis bercampur emosi.
Brakk!
Anan melempar asal ponsel Cici ke tanah. "Lo kenapa baru kasih tau gua sekarang?"
"Sore kemarin gua lagi gak megang hape dan gua ada jadwal les sampai malam."
Anan berdiri dan menatap dingin ke arah Cici.
"Nan, tenang. Jangan lo lampiaskan kemarahan lo ke Cici." Lerai Ryan.
Anan menghempas kasar tangan Ryan yang memegangi bahunya.
"Demi tuh anak lo rela ngebentak Santy dan memarahi Cici? Buka mata hati lo, dia itu gak sebaik apa yang lo pikirkan!"
Anan mendorong kuat tubuh Ryan ke belakang.
"Maksud lo?"
"Pencarian Gibran dihentikan dan secara gak langsung dia udah mengkhianati lo. Dia melakukan kesepakatan sama tuh bocah biar bokapnya gak dipenjara. Mereka barter kasus, cuy. Bokapnya keluar dari penjara dan si bajingan itu dibebaskan tanpa tuntutan percobaan pembunuhan."
"Terus?"
"Terus kata lo?!" Ryan menggeleng-geleng tidak menyangka. "Otak lo udah dicuci habis sama tuh cewek. Sekarang apa yang terjadi? Lo gak bisa bedain mana yang tulus dan berpura-pura tulus."
Anan mengepal kuat kedua tangannya, napasnya sudah naik turun mendengarkan ocehan Ryan. "Lo gak berhak ngatur kehidupan gua!"
Ryan langsung tertawa sinis. "Gua sahabat lo, Nan. Gua tau mana yang baik untuk lo dan mana yang tidak pantas untuk lo."
Anan membuang muka ke arah lain sambil menarik ingusnya yang hendak keluar.
"Selama ini perjuangan lo gak pernah dianggap baik sama tuh anak. Kemarin-kemarin dia mau jagain lo itu cuma karena kasihan sama lo. Dia gak pernah mau buat memahami perasaan lo apalagi untuk ngebalasnya."
"Bullshit semua ocehan lo!"
Bugh
Anan sudah melayangkan satu tinjuannya ke perut Ryan. "Lo gak bakal pernah paham alasan gua suka sama dia, nyet!!"
Bugh
Ryan balas memukul Anan dibagian pipi. "Lo udah dibutakan sama cinta, sadar woi!!"
Bugh bugh
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Rasa Setan (End)
Teen Fiction𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : fiksi remaja | humor °°°°° "Lo ngapain ke sini?" "Mau ketemu papa. Papa udah pulang, bi?" "Papa siapa yang den maksud?" "Papanya Naya lah bi, siapa lagi. Gak mungkin papanya tetangga sebelah." Naya langsung menarik Anan keluar dari ruma...