BRS - Bagian 22

70 28 0
                                    

"Yang membosankan itu ketika lo tiba-tiba muncul di hadapan manusia dan mengagetkan kami sebagai warga makhluk bumi."

- Dina -
Bidadari Rasa Setan

'Jangan lupa sarapan, belajar bisa ditunda tapi perut yang lapar tidak bisa ditunda.'

Naya menatap ke sekeliling kelas, tidak ada siapa-siapa. "Punya siapa nih?"

Naya meletakkan tasnya di bangku dan mengeluarkan buku-buku pelajarannya.

Kebetulan Angga baru saja datang.

"Ga, bentar."

Naya membuang kertas tulisan tadi ke laci meja dan menyerahkan bekal tersebut ke Angga.

"Nih buat lo sarapan."

"Buat gua? Tumben."

"Tapi itu bukan dari gua."

"Terus punya siapa?"

"Makan aja, nanti kalau udah selesai bekalnya taruh di depan meja guru."

Angga makin dibuat bingung dengan perkataan Naya.

"Ya udah, thanks."

Naya membuka buku pelajaran dan membacanya dengan tenang.

Angga menyantap nasi goreng tersebut dalam diam.

12 IPS 1

"Apa? Lo ngasih surat cinta?"

"Gak ada salahnya, kan masih hahal menurut MUI."

"Kuno banget cara lo."

"Kuno-kuno gini gua punya cara sendiri buat ngambil hatinya. Kalau lo, bisa gak lakuin ini ke Dina?"

"Apasih jir, jangan sangkut pautkan gua dengan si ember bocor."

"Jemuran lo angkat gih, kasihan dibiarin terus-terusan."

"Gak ada salahnya, selagi masih dijemur dari pada berjamur kan gak estetik lagi."

"Nyet, ini soal perasaan jangan dimainin."

"Siapa bilang gua mainin perasaannya? Dia aja noh yang baper sama ketampanan gua."

Anan menggeleng-geleng akan kelakuan Ryan. "Bekal yang ada di laci lo gua ambil."

Ryan langsung meraba isi dalam lacinya.

"Lo makan?"

Anan menggeleng, "Lebih tepatnya gua kasih ke Naya."

Ryan menepuk jidatnya pelan, "Kenapa gak bilang dulu, itu bekal kesayangan emak gua anjir. Kalau hilang gimana?"

"Tinggal beli baru."

"Bagi lo mudah, tapi bagi gua susah banget itu, jir. Barang berharga emak gua gak bisa digantikan dengan apapun termasuk uang."

"Astagfirullah, kalem bos. Nanti juga gua ambil di kelas."

Ryan jadi tidak tenang, kalau sampai emaknya tau bekal itu hilang bisa tamat riwayat hidupnya.

Kelas

Keributan kadang terjadi di setiap kelas. Kali ini MIPA 1 ricuh dan itu terjadi juga di kelas lainnya karena hari ini guru sedang mengadakan rapat serentak.

"Nan, pena gua yang kemarin mana?" Tanya Cici saat Anan baru saja datang ke dalam kelas.

"Ada di dalam tas."

"Minjam bentar, mau gua pakai buat garis materi."

Anan hendak mengambil pena Cici dari dalam tas, namun ia teringat sesuatu.

Bidadari Rasa Setan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang