BRS - Bagian 1

1K 93 4
                                    

° ° ° ° °

Sebelum membaca alangkah baiknya kalian memberikan vote untuk part ini.

Udah? Oke makasih semuanya.

Jangan lupa klik tombol follow juga ya.

Happy reading and enjoy guys ♥

° ° ° ° °

"Hukum Gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu..." Bu Linda terus menerangkan materi hari ini dengan sangat jelas.

Kesempatan ini tidak ingin Naya sia-siakan begitu saja, sedari tadi ia sudah mencatat pokok demi pokok penting yang terlontar dari mulut Bu Linda. Bahkan, bisingan dari teman belakangnya langsung ia tegur saat ucapan Bu Linda tidak terdengar olehnya.

Naya tidak bisa dan tidak suka diganggu oleh hal semacam apapun.

Kring

Bel istirahat sudah berbunyi, Naya masih sibuk berkutat pada pena dan buku-buku fisika di atas mejanya.

"Ci, cariin gua sugar daddy dong. Capek jadi beban keluarga mulu nih gua." - Santy

"Astaghfirullah San, gua juga mau dah, yang banyak money nya tapi." - Dina

"Ye, lo juga mau ternyata."

"Duda anak satu mau?" Tiba-tiba Anan yang duduk di meja belakangnya Cici ikut bersuara.

"Siapa?" Tanya Santy dan Dina secara serempak.

"Bokap gua duda noh, besok gua kenalin ke lo pada."

"Anjing, gua serius bangsat!"

"Dina! Mulut lo gak bisa direm apa ya!" Cici jadi ikut menyahut obrolan mereka.

Dina hanya nyengir polos. "Maap Ci, keceplosan."

Karena sudah ditipu oleh Anan, Santy langsung mengambil tumpukan kertas coret-coretannya dan melemparkannya ke kepala Anan.

"Makan tuh duda anak satu."

Santy langsung menarik tangan Cici keluar kelas disusul Dina yang mengikuti mereka dari belakang.

Anan masa bodo dan kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja menggunakan kedua tangannya.

Tak habis pikir kenapa bisa dirinya harus begadang sampai jam 3 malam, gini nih jadinya, ia harus menanggung rasa kantuk di siang-siang bolong seperti sekarang.

***

"One... Two... Three... Four..."

"Dina, fokus dongg!" Teriak Santy kesal.

"Ayo semua fokus... fokus..." - Cici

Dina sedari tadi salah gerakan membuat gerakan lainnya tidak serasi dan tidak kompak. Santy yang sedari tadi menikmati gerakan dance harus bersabar karena diulang terus-menerus oleh ulahnya Dina.

Bidadari Rasa Setan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang