BRS - Bagian 16

56 30 0
                                    

Setelah selesai upacara, saatnya area kantin menjadi tempat perkumpulan Anan dan Ryan. Kebetulan guru-guru mengadakan rapat saat ini.

"Pesan apa lo, Nan?"

"Terserah."

"Anjir kayak cewek."

"Samain aja sama lo."

Ryan sudah pergi ke salah satu penjual makanan, sedangkan Anan kini menatap ke sekeliling kantin mencari keberadaan seseorang.

"Nih, yang ada cuma mie."

"Bakso gak ada, nyet?"

"Ngantri panjang sat, lo aja sana pesan."

"Ya udah sini mana mie gua."

Ryan meletakkan mangkuk mie ke meja hadapan Anan. "Lo lagi nyari siapa?"

"Gak ada."

Keduanya sama-sama menyantap sarapannya dengan lahap.

"Nan."

Anan mendongak disaat ada yang memanggilnya.

"Ha?"

"Ikutan kuy main basket."

"Ntar, gua makan dulu."

"Oke, gua tunggu di lapangan."

Andre sudah pergi dari sana. Anan langsung mencepatkan makannya.

"Lo ikut gak nyet?"

"Gua mau isi perut dulu."

Anan langsung berdiri mengeluarkan uang sepuluh ribuan dua ke atas meja.

"Gua cabut dulu."

"Sip, lebihnya buat gua ya?"

Anan mengacungkan jempolnya ke atas.

Setelah sampai di lapangan, ia pun langsung bergabung bersama temannya yang berbeda kelas.

Anan tidak begitu dekat dengan teman kelasnya, ia lebih tertarik berteman dengan kelas lain. Menurutnya lebih asik saja.

"Nan opor ke gua."

Anan memantulkan bola menuju ring lawan dan sekali lemparan saja berhasil ia masukkan.

Prok prok prok

"Kerja bagus bro."

"Opor sini lagi Nan."

Bola masih dikuasai oleh Anan. Bahkan ia bisa melewati beberapa dari lawannya hingga sampai ke ring lawan.

Hap

Prok prok prok

Setelah aksi cetak Anan yang sangat bagus, membuat siswa-siswi semakin banyak berkumpul ke tepi lapangan.

Sekarang bola dikuasai oleh Angga. Yah, teman sekelas Anan. Namun mereka berbeda tim.

Dengan siasat yang bagus, akhirnya Angga berhasil mencetak point satu untuk timnya.

Prok prok prok

Penonton bertepuk tangan sangat meriah memberikan semangat kepada kedua para tim untuk bertanding.

"Ndre, sini opor ke gua."

Andre menggiring bola untuk sampai ke ring lawan. Ia melempar bola tersebut ke Anan agar Anan yang memasukkannya ke dalam ring.

Kembali dicetak Anan point satu hingga tim mereka lebih unggul dari tim lawan.

***

Anan sedari tadi tidak melihat Naya di dalam kelas. Bahkan saat pelajaran pun Naya tidak ada.

Bidadari Rasa Setan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang