Area kantin masih tempat teramai saat jam istirahat.
"Mie ayamnya udah datang, yok makan Ci."
Drttt
"Bentar, ada telfon."
📞 Anantha is calling...
"Halo."
"Ci..."
"Lo kenapa?"
"Gu-gua gak e nak ba dan... Huhh, lo bi- bisa bantu in gu-gua..."
"Bantu apa?"
Cici menatap sekilas ke arah Santy yang sedang menikmati mie ayamnya. Setelahnya Cici mengangguk-ngangguk mendengarkan obrolan di telepon.
"Oke, nanti gua hubungin lo lagi."
Tut
"Yang mana mie ayam gua?"
"Ini." Santy menyerahkan satu mangkuk ke hadapan Cici.
Mereka memakan makanannya dengan tenang dan nikmat.
"Aggghhh, kenyang. Seporsi mie ayam ternyata bisa semengenyangkan ini." Ujar Santy.
"Gua harus ke perpus, lo gapapa kan balik kelas sendirian?"
"Ya udah, samaan aja."
Cici langsung menggeleng cepat, "Gua mau ke toilet dulu, kan beda arah."
"Oke, kalau gitu gua duluan ya."
Setelah Santy meninggalkan kantin, Cici langsung melangkah menuju perpus. Namun, sebelum itu ia harus ke ruang audio untuk melakukan sesuatu.
"Buat keadaan sekolah jadi kacau sebelum bel pulang berbunyi."
"Duh, panas-panas gini enaknya ngopi kali ya. Ya udah, ngopi dulu dah." Penjaga audio meninggalkan ruangan audio begitu saja.
Ini sebuah kesempatan bagi Cici untuk mengendap masuk ke dalam ruangan tersebut.
Cici duduk di kursi komputer dan memasukkan sebuah remakan audio ke dalam komputer.
Cici memasang alarm tepat sepuluh menit sebelum selesai ujian. Alarm akan berbunyi jika tepat pada waktu yang terpasang.
"Wuh, sedap kalau ditambahkan cemilan."
Cici langsung nyungsep ke bawah meja saat penjaga masuk ke dalam ruangan.
Setelah secangkir kopi diletakkan di atas meja, ia pergi lagi dari sana.
Cici bernapas lega, "Untung aja."
Saat dirasa aman, Cici keluar dari persembunyian dan melangkah cepat menuju perpustakaan.
"Naya kemana, ya?"
Cici sudah mencarinya disetiap lorong rak tapi tidak juga menemukannya.
"Maaf mau nanya. Ada yang lihat Naya, gak?"
Mereka menggeleng bersamaan.
"Ya udah, makasih."
Cici langsung keluar dari perpustakaan dan berlari ke kelas.
Hah huh... hah huh....
"Kenapa Ci? Nih minum." Ujar Santy menyerahkan segelas botol minuman.
"Lo tadi ada lihat Naya ke kelas?"
"Gak ada, kenapa?"
"Ya udah, thanks."
"Jelasin dulu kenapa, Ci...?"
Cici kembali mencari keberadaan Naya, namun saat hendak melangkah menuju ruang uks tiba-tiba tangannya di tahan seseorang.
"Dina?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Rasa Setan (End)
Teen Fiction𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : fiksi remaja | humor °°°°° "Lo ngapain ke sini?" "Mau ketemu papa. Papa udah pulang, bi?" "Papa siapa yang den maksud?" "Papanya Naya lah bi, siapa lagi. Gak mungkin papanya tetangga sebelah." Naya langsung menarik Anan keluar dari ruma...