"Kata orang, semakin lama dipandang maka semakin nyaman kita melihatnya. Gua merasakan hal itu, nyaman yang tidak ada tandingannya."
- Anan -
Bidadari Rasa SetanNaya melihat moge Anan terparkir di depan gerbang rumahnya.
"Teman, non?"
"Gak, pak."
Mobil Pak Bimo sudah masuk ke dalam perkarangan rumah megah kediaman Argantara.
"Sepertinya tuan sudah pulang non, itu mobilnya ada di garansi."
Hal itu membuat Naya kaget sekaligus merasa takut. Ia langsung masuk ke dalam rumah. Bertepatan dengan hal itu Anan keluar bersama Argantara.
"Saya pamit dulu ya, om."
Anan tak sekalipun menatap Naya.
Setelah Anan pergi, Argantara langsung masuk ke dalam rumah.
Naya berlari mendekati Anan sampai ke pagar rumah.
"Lo ngomong apa sama papa gua?"
"Cuma ngobrol santai."
"Lo ngomong apa sama papa gua?!"
"Gua cuma bahas lo doang."
Naya menghela napas panjang. "Lo kenapa kesini sih? Gua kan gak ngizinin lo datang ke sini lagi!"
"Tapi gua udah berhasil bertemu sama papa mertua."
"Lo gatau gimana papa gua, jadi stop untuk dekati dia."
"Kata papa, lo orangnya jutek. Pantes aja dari awal kenalan sampai sekarang kayak gitu ke gua."
Naya menggeleng-geleng, "Gak semua hal bisa lo anggap bercanda!"
"Gua cuma mencoba untuk mencairkan suasana doang."
"Lo gak tau arti dari ucapan papa gua, jadi stop berasumsi sendiri!"
Naya langsung berlenggang pergi dari sana. Tak habis pikir jika Anan berani senekad itu untuk menemui papanya.
Malamnya
"Non, tuan memanggil."
Naya berhenti membaca buku.
"Tuan sudah menunggu non di ruangannya."
Naya langsung menaiki anak buah tangga untuk sampai ke ruangan kerja Argantara yang berada di lantai atas.
Pintu ruangan sudah terbuka, Naya tampak ragu-ragu memasuki ruang kerja sang papa.
"Masuk."
"Siapa dia?"
"Teman sekelas Naya, pa."
"Bocah tengil kayak gitu hanya menganggu pendidikan kamu, jauhi dia!"
"Naya gak dekat sama dia, pa."
"Gimana hasil ulangan biologi kamu?"
Naya terdiam di tempat.
Argantara melempar secarik kertas ke atas meja di hadapan mereka berdua.
"Apa ini?"
Sontak Naya kaget dengan nilai yang ada di kertas tersebut.
"Ini yang kamu katakan sudah belajar?"
"Naya udah belajar dengan maksimal, pa."
"Apa ini hasil dari yang kamu bilang belajar maksimal? Lihat, nilai ulangan biologi kamu 70! Mau jadi apa kamu setelah ini, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Rasa Setan (End)
Teen Fiction𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : fiksi remaja | humor °°°°° "Lo ngapain ke sini?" "Mau ketemu papa. Papa udah pulang, bi?" "Papa siapa yang den maksud?" "Papanya Naya lah bi, siapa lagi. Gak mungkin papanya tetangga sebelah." Naya langsung menarik Anan keluar dari ruma...