9. ADUH, PANAS
"Wait, jadi maksud lo, Elgar meluk lo gitu?! Kesurupan bagong tu si Elgar." Chelsea menutup mulutnya dengan kedua tangan karena merasa tak percaya dengan apa yang diucapkan Laura barusan.
Laura berdecak, "Iyalah pe'a, kaget, kan lo? Sama gue juga."
"Ah, paling dia kasian doang sama lo, Ra," Monica menambahkan seraya memperbaiki tampilan rambutnya.
"Enggak deh guys, keknya dia suka sama gue." Laura berkata dengan pd, menyunggingkan senyumannya.
"Peluk sama dengan suka?" Chelsea tak habis pikir dengan sahabatnya ini, selalu saja berjuang untuk mendapatkan laki-laki.
Ini bukan kali pertama Laura memperjuangkan cintanya. Sebelumnya gadis itu juga pernah menyukai laki-laki yang sayangnya sudah berpulang ke rahmatullah. Kejadian itu membuat Laura benar-benar susah untuk jatuh cinta lagi hingga dua tahun lamanya, ia juga sempat menjalin kasih dengan beberapa laki-laki, namun tak ada satupun dari mereka yang benar-benar membuat Laura nyaman.
Namun, kedatangan Elgar ke SMA Rajawali sukses membuat hati Laura kembali merasakan apa itu yang namanya jatuh cinta. Dan untuk kali ini, Laura benar-benar tidak akan melepaskan Elgar.
"Hellow Laura, cowok ganteng di dunia ini bukan cuma Elgar doang, banyak kali," kata Monica memutar bola matanya.
Laura menoleh ke sebelahnya di mana Monica berada. "Emang siapa yang lebih ganteng dari Elgar?" tanyanya penasaran.
"YA LEE TAEYONG LAH, pake nanya." Monica ngegas. Membayangkan betapa gantengnya salah satu member boy grup dari Korea Selatan itu, NCT.
"Ah, lo mah halu mulu, Mon. Taeyong sama Elgar beda lah, Elgar itu nyata dan kemungkinan bisa dimiliki, lah Taeyong, nyata sih, tapi untuk ketemu lo aja dia ogah kali," balas Laura kesal.
"Heh combro, Elgar itu juga fiksi buat lo." Monica membalas sewot, urusan Taeyong tidak bisa digapai dia juga tahu kali.
"Oh iya, ada satu hal penting yang harus lo tau," ujar Chelsea dengan serius, menatap Laura seolah-olah berita ini akan sangat mengejutkan.
"Ada apa?"
"Lo tau pelaku yang ngadu ke bu Desi sampe buat kita dihukum itu siapa?" Laura menggeleng. "Ya enggak tau lah, gimana sih lo, gue aja bareng kalian, kan."
"Dan mau lo mau tau siapa pelakunya?"
"Siapa?"
"Elgar!"
"HAH?!" Ekspresi Laura sama persis dengan kedua temannya saat tau informasi ini pertama kali dari Citra.
"Elgar? Kok bisa? Gue gak paham deh, ini Elgar yang cepuin kita?"
Monica mengangguk membenarkan. "Iya, ternyata dia tau, lo ngebully Citra kemaren di toilet."
Laura shock, gadis itu tidak dapat berkata-kata lagi. "Tapi kok dia bisa tau? Bukannya, lo berdua udah yakin banget gak ada orang di sana?" tanya Laura heran.
"Gue sama Monica udah yakin banget 100% cuman ada kita aja di sana. Gue aja kaget pas tau ternyata Elgar ada di tempat itu juga."
"Terus, lo berdua bisa tau info ini dari mana?" Laura menatap kedua temannya.
"Dari si cupu, soalnya tadinya gue kira, dia yang ngadu, eh ternyata, mamang pujaan hati lo," ujar Monica lagi-lagi memutar bola matanya jengah.
Laura tertawa pelan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak nyangka gue, si Elgar mulutnya ember juga ternyata."
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTE [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Di mata orang, Laura emang terlihat sempurna. Dia cantik, putih, langsing, kaya raya, dan punya segalanya, sehingga dijuluki Queen di sekolah. Namun siapa yang tau? Laura hanya gadis yatim yang tengah memperjuangkan penyakit...