26. BACK TO SCHOOL
🎶 Beautiful, Wanna One.
Akhirnya!
Malam ini Laura baru saja sampai di rumahnya ketika sudah diizinkan boleh pulang dari rumah sakit. Sebenernya kondisi Laura sudah membaik dari kemarin, namun Dokter Dave menyuruhnya menginap sampai benar-benar pulih.
Laura kangen sekali dengan rumahnya, gadis itu turun dari mobil sambil menenteng tas ukuran sedang yang berisi alat makeup nya, sedangkan Alvan bertugas menyetir, dan Kinanti yang membawa sebagian barang-barang Laura dibantu pula oleh bi Galuh-- ART.
"Akhinya sampe rumah, kangen banget," ujar Laura dengan bahagia, tak lupa pula matanya menatap ke sana ke mari dengan riang, hingga tatapan terakhirnya beralih pada rumah mewah yang berdiri tepat di samping rumahnya, rumah Elgar.
"Makanya jaga kesehatan lo, gak enak, kan di rumah sakit?" kata Alvan sinis.
Laura menyipitkan matanya, menatap Alvan kesal, "Berisik lo, monyet."
"Sudah-sudah, kenapa jadi pada berdebat begini? Mending kita masuk sekarang karena sudah malam. Dan kamu Alvan, menginap saja di rumah tante, jangan lupa hubungi mami kamu," ujar Kinanti yang langsung dibalas Alvan dengan hormat. "Baik tente ku tercinta."
Ketiganya masuk ke rumah Laura dengan keadaan lelah, beberapa hari menginap dan bolak-balik ke rumah sakit emang membutuhkan tenaga yang ekstra, belum lagi Alvan yang susah sekali tidur jika berada di rumah sakit.
Mereka semua langsung berjalan ke kamar masing-masing. Laura menaiki tangga, menuju kamarnya, tak lupa pula gadis itu menutup pintu kamar.
Laura merebahkan tubuhnya di kasur, kemudian menatap langit-langit kamar dalam diam, tersenyum senang karena akhirnya ia tidak lagi menikmati bau rumah sakit yang tidak Laura sukai.
Gadis itu berguling-guling di kasur kemudian berlompatan berulang kali. "AAAA seneng banget gue!!!"
Laura beranjak dari kasurnya, meskipun sudah terbilang cukup malam, Laura berjalan ke arah jendela kamarnya, dan menatap lurus jendela tersebut yang otomatis langsung terarah pada kamar milik Elgar.
Ia membuka jendela, kemudian melangkahinya. Dari balkon kamarnya, Laura melihat Elgar yang sedang mengerjakan pr mengarah ke kamarnya. Laura gemes, ingin sekali rasanya menghampiri Elgar dan memeluknya dengan erat.
Laura terlihat berpikir, kemudian gadis itu melakukan hal yang nekat, yaitu memanjat atap untuk sampai di kamar Elgar!
Dengan berhati-hati, Laura berjalan di pinggir-pinggir atap dengan takut, gadis itu berpegangan pada dinding sampai akhirnya, kaki gadis itu bisa menapak pada balkon kamar Elgar.
"Allahuakbar, kayak mau mati," monolognya seraya mengelus dadanya lega.
Selanjutnya Laura agak minggir, mengintip Elgar dari ujung jendela.
"Ssttt, Elgar woi!" ucapnya tidak terlalu keras, memanggil Elgar agar cowok itu melihatnya.
Elgar yang asik mengerjakan tugas seketika mengalihkan pandangannya saat mendengar seseorang memanggil namanya. Cowok itu celingak-celinguk, sampai matanya tertuju pada seorang gadis yang berdiri sambil menyengir dengan bodohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTE [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Di mata orang, Laura emang terlihat sempurna. Dia cantik, putih, langsing, kaya raya, dan punya segalanya, sehingga dijuluki Queen di sekolah. Namun siapa yang tau? Laura hanya gadis yatim yang tengah memperjuangkan penyakit...