48. ACARA SEKOLAH
Beberapa jam lagi pesta merayakan ulang tahun sekolah akan dimulai. Sore ini, Monica dan Chelsea berkumpul di rumah Laura untuk bersiap-siap dan memilah baju agar penampilan ketiganya tak ada yang menandingi.
Laura mengenakan dress berwarna biru, Chelsea berwarna hitam, dan Monica berwarna merah. Ketiganya terlihat amat cantik dengan polesan bedak yang agak tebal di wajahnya.
"Serius, lo cantik banget, anjrit, Ra!" Monica memekik tertahan melihat penampilan Laura yang benar-benar luar biasa cantik menurutnya. Chelsea juga berujar, "Lo memang cantik banget, Ra."
Kondisi Chelsea sudah mulai membaik, ia juga udah mulai berbicara banyak, sepertinya gadis itu lelah galau berlama-lama.
Laura yang dipuji seperti itu menutup matanya, malu. Ia berdiri di depan cermin, berputar-putar melihat tampilannya.
Laura berbalik, menatap kedua temannya. "Lo berdua juga cantik banget, kece badaiii!!"
"Iya dong, kita bertiga mah harus cetar," celetuk Monica.
Lalu, ketiga kawanan itu tertawa terbahak-bahak.
"Yaudah, nanti kita perginya pisah, ya? Gue mau sama mas pacar," ujar Laura yang mendapat desisan dari kedua temannya.
"Bucin tolol," celetuk Monica.
"Yeuuu biarin." Laura bodo amat, kemudian kembali memoles bedak di wajahnya.
****
Citra tak henti-hentinya memandangi rumah mewah milik Dara. Kala gadis itu masuk dengan langkah pertama, wajahnya memerah dan menatap seluruh isi rumah dengan pandangan takjub.
Citra tau Dara dari keluarga kaya, tapi gadis itu tak mengira Dara mempunyai rumah seperti ini. Yang Citra lakukan sekarang sama seperti Citra datang ke rumah Elgar, gadis itu sampai tak bisa berkata-kata.
"Eh, Cit. Ngapain lo bengong? Ntar kesambet loh."
Citra langsung mengalihkan pandangannya dan tersenyum kikuk, malu karena terlihat norak.
"Rumah kamu besar banget, Dar. Aku jadi kayak kecil banget berdiri di sini," tutur Citra, lugu.
Dara tertawa. "Biasa aja kali, Cit. Ini rumah bokap gue, gue juga numpang tinggal di sini, hehehe."
"Tetep aja rumah kamu gede."
Karena sebal Citra terus saja memuji rumahnya, Dara menarik tangan gadis itu, dan mengajaknya untuk ke kamar.
"Udah, ayo ikut gue ke kamar."
"Aku mau diapain, Dar?"
Langkah Dara terhenti, ia memandang Citra lain. "Mau gue eksekusi."
"Dara!" Citra merenggut.
"Hehe, sorry, udah deh, lo jangan banyak tanya. Sini ikut."
Citra menurut, ia membiarkan Dara membawanya ke kamar gadis itu. Citra tetap memandangi rumah Dara yang menurutnya sangat besar.
Ketika ia sampai di kamar Dara, lagi-lagi Citra dibuat takjub. Ia menatap kasur berukuran besar yang terletak di tengah dengan kamar yang dominan berwarna hitam dan putih. Dara sepertinya sangat menyukai warna gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTE [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Di mata orang, Laura emang terlihat sempurna. Dia cantik, putih, langsing, kaya raya, dan punya segalanya, sehingga dijuluki Queen di sekolah. Namun siapa yang tau? Laura hanya gadis yatim yang tengah memperjuangkan penyakit...