11. PESONA PRIA MATANG
Laura berlari ketika melihat Elgar yang baru saja sampai di rumahnya dengan motor yang dikendarai cowok itu.
"Elgar!" panggilnya dengan keras. Tidak sia-sia Laura menunggu sedari tadi.
Elgar menoleh namun langsung menghela napas berat, malas sekali meladeni manusia freak seperti Laura. Cowok itu turun dari motornya dan terburu-buru memasuki rumah.
"Ish Elgar, tungguin!" Laura menahan tangan Elgar yang hampir saja masuk ke rumahnya. Laura cemberut kemudian menatap Elgar dengan pandangan menyesal.
"Gue minta maap ya, iya iya gue tau kalo gue salah, tapi kan kesel ngeliat lo deket-deket sama si cupu siluman bekicot citra, setidaknya kalo lo mau nyelingkuhin gue, cari cewek yang cakep kek, kok malah modelan gelandangan gitu," kata Laura sebal.
"Apa lo bilang?"
Laura menggeleng cepat, "Ah, enggak."
"Minta maaf sama Citra!" ujar Elgar dengan tegas membuat Laura sedikit kaget.
"Ih Elgar! Ogah banget gue minta maaf sama tuh cupu siluman bekicot, hilanglah harga diri gue sebagai makhluk Tuhan paling berkelas," kata Laura ogah-ogahan.
"Minta maaf!" tekan cowok itu lagi disertai dengan tatapan menusuknya.
"Dih males, dia lah yang harusnya minta maaf ke gue, udah deket-deket sama lo."
"Lo yang—"
"Hustt, diem dulu tai, gue belom selesai ngomong. Dan yang sebenarnya minta maaf harusnya lo sama si cupu siluman bekicot, karena udah buat gue sakit hati. Lo gak tau apa? Gue ini enggak boleh stres, gak boleh sakit hati, harus disayang dan dimanjain. Entar penyakit gue kambuh lagi, kalo mati ntar sia—" ujar Laura panjang lebar, sesaat kemudian gadis itu melotot dan menutup mulutnya.
Sial!
"Penyakit?" beo Elgar bingung. Emang Laura sakit apa?
"Enggak ah canda aelahh serius banget deh bapaknya. Udah ah canda itu mah, udah ih lupain." Laura berusaha mengalihkan pembicaraan sambil menepuk-nepuk bibirnya gemas.
Elgar masih bingung, apa maksud dari penyakit yang Laura ucapkan?
"Ngapain masih disini? Pulang sana!" usir Elgar dengan kejam. Jujur saja, bukannya Elgar jahat, tapi dirinya sudah sangat capek, ia ingin istirahat.
"Lo jahat banget sih Gar, sama gue, gue harus apa supaya lo gak galak lagi sama gue?" tanya Laura dengan lesu.
Elgar maju satu langkah ke hadapan Laura, kemudian berkata dengan pelan. "Jangan ganggu gue."
"Yahh kalo itu mana bisa. Yang lain ah, gue itu udah janji sama diri sendiri, kalo gak bakal ninggalin lo, apalagi ngelupain lo," ujar Laura dengan cepat, menatap Elgar ogah-ogahan.
"Minta maaf sama Citra!" kata Elgar lagi.
"Halah anjeng males lah gue! Minta maaf mulu, sampe ukuran beha gue 38 pun, gak bakal sudi minta maap!" Laura ngegas, tak peduli omongannya pada Elgar. Sesaat kemudian, gadis itu berlalu dari sana menuju rumahnya sendiri yang terletak di sebelah rumah Elgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTE [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Di mata orang, Laura emang terlihat sempurna. Dia cantik, putih, langsing, kaya raya, dan punya segalanya, sehingga dijuluki Queen di sekolah. Namun siapa yang tau? Laura hanya gadis yatim yang tengah memperjuangkan penyakit...