24. CITRA DICULIK
"Woi Monic, temenin gue ke kantin yok, sarapan bentar, di rumah gak sempet, lo tau lah kenapa kan." Chelsea berlari kecil menemui Monica yang kini duduk di depan kelas sedang melihat beberapa cowok yang baru saja datang ke sekolah.
"Kenapa? Rumah lo ada terompet sangkakala?"
Chelsea tertawa. "Lebih parahh, sampe gak betah gue. Oh iya, nanti malem gue nginep ya di rumah lo, dari pada gue strees di rumah."
"Sans, tinggal aja di rumah gue gakpapa."
"Haha okey."
Sambil menunggu pelajaran dimulai, Monica pun mengangguki ajakan Chelsea.
"Oke, bentar aja ya tapi sarapannya. Gue males lama-lama," balasnya membuat Chelsea memberikan kedua jempol.
"Sip." Keduanya beriringan menuju kantin sekolah untuk sarapan pagi, mengisi perut mereka agar belajar dengan nyaman.
Mereka duduk disalah satu meja yang tersedia, kemudian Chelsea mulai memesan makanan.
"Lo gak sarapan?" Monica menggeleng, "Gue udah tadi di rumah," balasnya.
Chelsea hanya mengangguk saja, lalu gadis itu menatap Monica dengan pandangan serius.
"Mon, gue gak tega deh ngeliat keadaan Laura, dia masih muda loh, tapi kuat banget anaknya," lirih Chelsea sendu.
Monica mengangguk setuju. "Iya, kalo gue jadi dia, entah deh kuat atau gak."
"Tu kan, gue juga. Walaupun nih ya semua orang bilang Laura orang jahat, tapi menurut gue, gak ada orang sebaik Laura."
"Chel, they don't know Laura, So, mereka tetep akan beranggapan kalo Laura itu jahat."
"And Laura isn't bad!" balas Chelsea kemudian.
Tak lama, pesanan Chelsea datang, dengan agak terburu-buru, Chelsea menyantap makanan di depannya, sedangkan Monica, gadis itu lebih memilih untuk memainkan HP-nya.
"Chelsea, Monica."
Kedua anak gadis itu serentak menoleh ketika mendengar seseorang memanggil nama mereka.
Monica menghela napas, saat mengetahui orang itu adalah Elgar.
"Ngapain sih lo manggil-manggil?" tanyanya dengan judes.
"Gue mau tau keadaan Laura," ujar cowok itu tanpa basa-basi.
"Masih peduli lo sama Laura? Kemana aja lo selama Laura dirawat? Pacaran sama si cupu siluman bekicot? Gila ya lo, gak ada rasa tanggung jawabnya sendikit pun!" Chelsea berujar dengan kesal, bahkan gadis itu menjeda waktu sarapan nya hanya untuk meladeni laki-laki ini.
"Gue cuman nanya kondisi Laura," kata Elgar dengan dingin.
Chelsea dan Monica saling pandang, lalu menatap Elgar dengan jengkel.
"You bastard, kalo lo mau tau keadaan Laura, cari tau sendiri! Jangan jadi laki-laki pengecut yang lari dari tanggung jawab!" marah Chelsea menunjuk-nunjuk Elgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTE [COMPLETED]
أدب المراهقين[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Di mata orang, Laura emang terlihat sempurna. Dia cantik, putih, langsing, kaya raya, dan punya segalanya, sehingga dijuluki Queen di sekolah. Namun siapa yang tau? Laura hanya gadis yatim yang tengah memperjuangkan penyakit...