17 - Jambakan Maut

415 33 2
                                    

17. JAMBAKAN MAUT

Semilir angin malam membuat rambut Elgar berterbangan ke sana ke mari. Di sinilah Elgar, di balkon kamarnya dengan masih memikirkan perkataan Laura beberapa jam lalu.

Cowok itu tak percaya jika Laura benar-benar menyukainya, dan menyimpan rasa sedih seperti itu, tadinya Elgar pikir, semuanya hanya omong kosong belaka. Laura cuma seorang perempuan yang sama seperti gadis-gadis yang menyukainya, yang suka hanya karena fisik dan juga ekonomi laki-laki itu, makanya Elgar menganggap Laura hanya angin lalu saja.

Elgar tidak masalah, siapapun berhak suka pada dirinya termasuk Laura, karena menyukai seseorang adalah hal yang wajar dalam setiap individu.

Namun cara Laura menyukai Elgar itu salah, gadis itu rela melakukan apapun demi Elgar bisa berada dipelukannya meskipun harus menyingkirkan gadis yang Elgar suka, yang tak lain adalah Citra. Ya, Elgar mengakuinya. Dia benar-benar jatuh hati pada sosok Citra.

Elgar berdiri, badannya tepat menghadap ke kamar Laura, hingga Elgar dapat melihat apa yang dilakukan Laura sekarang dari tempatnya berdiri.

Cowok itu menghela napas panjang, terlihat berpikir apa yang akan dilakukannya sekarang.

****

Biru adalah warna kesukaan Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biru adalah warna kesukaan Laura. Apapun yang ia punya, harus serba berwarna biru, termasuk kamar tidur yang ia tempati sekarang.

Laura duduk di kasurnya, tidak lupa pula gadis itu menyetel lagu kesukaan. Sambil mengerjakan tugas, Laura bernyanyi dengan riang.

Laura bukan sad girl, gadis itu akan cepat melupakan masalahnya, ia ingat jika Elgar menyakitinya. Awalnya Laura emang emosi, namun itu tak berlangsung lama, sesampai nya di rumah gadis itu sama seperti biasanya, berisik dan hobi bernyanyi. Moodnya kembali membaik saat mendapati es krim di kulkas.

"Suaranya mbak Ariana mantep banget dah, cocok nih kalo duet sama gue huahahaha," ujarnya kemudian ngakak.

Malam semakin larut, kini Laura sudah menyelesaikan tugasnya yang akan dikumpul besok pagi.

Laura beranjak, kakinya berjalan ke arah kamar jendela untuk menutup gorden, namun niatnya langsung ia urungkan kala melihat Elgar yang berada di balkon sedang menatap ke arah kamarnya, lebih tepatnya, Laura sekarang berdiri.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Laura menahan dirinya untuk tidak menyapa Elgar meskipun itu sulit. Laura memang sudah memaafkan Elgar, tapi Laura tidak bisa langsung baik terhadap cowok itu, Laura akan mengetesnya!

FORTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang