19 - Kambuh

556 37 17
                                    

19. KAMBUH

"Lauraaa!!"

Monica berteriak heboh kala melihat Laura yang baru saja memasuki kelasnya. Kedua perempuan itu yang tak lain Chelsea dan Monica menggerutu kesal.

Laura menduduki dirinya di tempat duduknya, gadis itu menatap para sahabatnya dengan suka cita.

"Why? Kenapa lo berdua natap gue kayak gitu?" bingungnya.

"Masih nanya lagi lo, katanya kemaren mau ke salon, pas gue sama Monica di salon nunggu lo, eh malah gak nongol, ingkar janji banget ya lo," kesal Chelsea, meluapkan semua amarahnya.

"Ya sorry, kemaren itu gue sama Elgar abis kecelakaan, nih kalo lo pada kagak percaya," ujar Laura seraya memperlihatkan luka yang ada di lengan sikunya.

Chelsea dan Monica memekik kaget, kedua cewek itu menyentuh lengan Laura dengan hati-hati.

"Sorry, gue gak tau," kata Chelsea tidak enak dan merasa bersalah.

"Sans, lagian gue gak papa kok, malahan seneng. Lo tau, kemarin itu adalah hari yang paling bahagia buat gue," ujar Laura dengan bersemangat.

Chelsea dan Monica saling pandang dengan wajah raut bingung, "Hello Laura, lo kecelakaan! Kok bahagia? Sakit, ya lo?" Monica tak habis pikir.

Laura malah senyum-senyum sendiri, "Iyalah gue seneng, karena kejadian maren, Elgar makin deket dong sama gue."

"Gak habis pikir dah gue, karena cinta jadi buta lo."

"Kan cinta emang bikin buta, Chelsea," balas Laura lagi membuat kedua temannya menghela napas.

****

"Tuhkan kita telat." Citra mengacak rambutnya gusar ketika melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Perempuan itu beralih menatap Elgar yang hanya berdiam diri di atas motornya, terlihat santai.

"Kok kamu diam aja? Kita telat ini." Citra mendekat ke arah Elgar, menggoyang-goyangkan tubuh cowok itu.

"Bentar lagi dibuka gerbangnya," ujar Elgar bersikap tak panik, menepuk-nepuk pundak Citra singkat.

"Lo berdua telat?" Rion yang notabenenya sebagai ketua osis membuka gerbang sekolah, menghampiri Elgar dan juga Citra.

"Lo buta?"

"Galak banget, masuk gih, udah ditunggu bu Desi tuh di lapangan," ujar Rion membuat Citra mengeryitkan dahinya bingung.

"Kenapa bu Desi?"

"Ya mau ngehukum lo berdua lah, udah telat, yakali diizinin masuk gitu aja," balas Rion.

Bahu Citra langsung merosot, gadis itu cemberut. Ini semua karena Elgar yang telat membawa motornya dan lebih memilih untuk sarapan di jalan dulu tadi, membuat keduanya jadi terlambat.

Langsung saja Elgar dan Citra masuk ke dalam area sekolah dan langsung menemui bu Desi yang berada di lapangan.

"Wih, gak nyangka ibu, Elgar sama Citra terlambat?" ujar Bu Desi seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

FORTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang