23. SOAL RASA
Chelsea, Monica dan yang lainnya berbondong-bondong masuk ke kamar rawat inap Laura.
Mereka begitu bahagia mendengar kabar jika Laura sudah sadar kembali. Setelah berhari-hari menunggu, rasa senang akhirnya menghampiri mereka semua.
Semua orang melingkari brangkar Laura, manatap gadis yang kini masih terpejam itu.
"Loh katanya dah idup dok, tapi kok matanya masih merem?" bingung Alvan, menatap Laura tajam-tajam dan fokus. Chelsea menyikut lengan Alvan pelan, bermaksud untuk Alvan jangan mengatakan hal yang aneh-aneh dulu.
Sedikit demi sedikit mata yang tadinya terpejam, mulai terbuka. Laura menatap bingung semua orang yang kini menatapnya dengan wajah terharu, bahkan terlihat Chelsea dan Monica menangis sambil berpelukan.
Batinnya bertanya-tanya apa yang telah terjadi sehingga semua orang menangis melihatnya sekarang.
"Aku kenapa ditonton?" tanya gadis itu bingung, menatap mereka berurutan.
Chelsea dan Monica menangis sesegukan, lalu keduanya dengan serentak memeluk Laura dengan erat.
"Laura, I really miss you," ujar Chelsea menyalurkan semua rasa kangennya untuk beberapa hari ini.
"Lo tau? Semua orang di sini panik banget nungguin lo sadar, lo gak sadarin diri udah dari kemaren-kemaren," timpal Monica yang ikutan bahagia melihat Laura sudah sadarkan diri.
Laura tambah bingung dibuatnya, pikirannya juga susah mengingat apa yang sudah ia lewati selama ini.
Dengan tatapannya yang polos, Laura berujar, "Kalian siapa?"
Deg.
Semua orang langsung terdiam seketika mendengar pertanyaan Laura. Chelsea dan Monica perlahan melepaskan pelukan mereka bertiga dan berjalan mundur. Ini bukan dunia sinetron, mereka tidak percaya Laura melupakan mereka semua.
"Lo lupa, Ra? Bercanda, kan, ya?" ujar Monica diakhiri kekehan kecil kemudian tertawa.
"Hah?" beo Laura.
Chelsea hanya mematung di tempatnya, gadis itu berdiri tepat di samping Alvan dengan pandangan kosong menatap Laura. Sial, apakah Laura benar-benar amnesia?
"Van, kok Laura gak inget aku?" Alvan menggeleng tidak tau, sebenarnya dia juga bingung kenapa Laura tiba-tiba lupa sama mereka semua.
"Kok kalian kayak orang bingung, tinggal jawab aja, kalian siapa?"
"Jangan-jangan Laura menesia ini," gumam Alvan.
"Amnesia, bodoh," samber Fatur dengan galak yang berada di sebelah kirinya.
"Sok tau lu."
"Dih, dah salah nyolot pula si tai."
Monica tadinya hendak sedih, namun mengingat sesuatu, gadis itu menyikut lengan Chelsea pelan.
"Woi," bisiknya.
"Apa?"
"Kayaknya bagus deh kalo Laura lupa ingatan." Chelsea melebarkan matanya mendengar ucapan Monica, gadis itu menggeplak bagian belakang kepala sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTE [COMPLETED]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Di mata orang, Laura emang terlihat sempurna. Dia cantik, putih, langsing, kaya raya, dan punya segalanya, sehingga dijuluki Queen di sekolah. Namun siapa yang tau? Laura hanya gadis yatim yang tengah memperjuangkan penyakit...