18 - Elgar Idaman

397 34 1
                                    

18. ELGAR IDAMAN


"Gar, lo suka, kan sama gue?" ujar Laura dengan percaya diri, seraya menaik turunkan alisnya.

Bruk!

"Oasuu, ELGAR!" Laura terjun bebas dari gendongan Elgar yang tiba-tiba menjatuhkannya, membuat bokong gadis itu perih dan sakit.

"Lo pikir gue karung goni?!"

Elgar melotot, dengan cepat cowok itu membantu Laura untuk berdiri dari jatuhnya, dan mengecek keadaan gadis itu.

"Jahat banget sih lo, Gar." Laura mendumel kesal, gadis itu berjalan kemudian duduk di bawah pohon yang biasa murid-murid duduk pada jam istirahat.

"Ngaco lo kalo ngomong," ujar Elgar, justru membuat Laura tertawa puas.

"Hahaha halah, buktinya tadi lo cemburu kan pas gue dipeluk Rion? Mana pake gendong-gendong gue segala."

"Enggak. Lo emang gak pantes dipeluk, gue cuma nyelamatin Rion dari lo." Setelah berucap demikian, Elgar malah melenggang pergi dari sana.

Laura mencak-mencak di tempatnya, gadis itu menggeram kesal seraya mengepalkan tangannya.

"MATI DAH LO ELGAR!"

****

"Emang tu orang siapa, sih, Cit? Kenapa dia sok berkuasa banget di sekolah ini? Padahal kita cuma lewat doang loh, sensian amat mereka, gila hormat banget, deh." Karena kejadian tadi, Dara mesih menyimpan rasa marah pada Laura, padahal dirinya baru beberapa hari pindah kesini, namun langsung berhadapan langsung dengan seorang Laura.

"Dia itu namanya Laura, emang gak ada yang berani, sih sama dia, soalnya dia itu suka marah-marah gitu," ujar Citra tentang Laura yang ia ketahui.

"Dan lo juga gak berani?" Citra mengangguk pelan kemudian menyengir.

"Hadeh, ngapa sih orang kek dia harus ditakuti? Gak ada faedah banget. Sama-sama makan nasi, kan? Harusnya lo lawan dia, Cit," kata Dara dengan berapi-api.

Citra tertawa. "Udah ih, jangan marah-marah mulu, serem tau kamu mah. Lagian aku gak ngelawan itu bukan berarti aku takut, tapi aku cuma gak mau memperpanjang masalah, Dara. Kamu liat kan, kalo pake emosi itu, semuanya jadi kacau. Lebih baik kita diam, karena diam itu emas," ucap Citra membuat Dara terdiam seketika.

"Ya tapi kan lo juga--"

"Udah jangan tapi-tapian, ayo pulang." Citra berdiri, menarik tangan Dara dan menggandengnya menuju parkiran.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Dara.

"Aku pulang pake angkutan umum, Dar."

"Ya udah bareng gue aja, gue bawa motor tuh."

Citra menggeleng kemudian tersenyum. "Gak usah, makasih."

Di pertengahan koridor, keduanya tak sengaja bertemu dengan Elgar yang sedang asik memainkan ponselnya.

Citra tersenyum lalu menghampiri laki-laki itu. "Elgar!"

FORTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang