Part 54

2.1K 185 84
                                    


🍁


Masih dalam posisi yang sama bright tetap duduk di tepi ranjangnya mendekap kesayangannya yang tak berhenti menangis. Entah berapa ratus tetes air mata yang win alirkan di wajah yang bersembunyi di leher sang suami.

"Hiks..maaf phi..maaf..."

"Hiks...a-aku egois hiks aku sayang phi bright..."

Bright memejamkan matanya mendengar setiap kata yang terucap di bibir seksi itu. Menikmati setiap isak yang timbul.

"Aku...maaf udah buat hiks phi bright sedih.."

Andai win menatap bright pasti dia bisa lihat bahwasanya ada senyuman kecil namun tulus di sana.

Bright sengaja berdiam diri,dia mau mendengar apa saja yang win pendam untuk dikeluarkan. Tak bosan juga bright mengusap punggung win yang bergetar dan sesekali mengecup kepala win.

"Hiks...ak-aku nggak mau phi bright pergi hiks..."

"Aku nggak mau kehilangan phi bright" ujarnya lagi,bright berpikir apa yang dimaksud pergi oleh win.

"Hiks..." pelukan itu makin kuat dirasakan oleh bright. "Hiks ja-hiks ngan bunuh diri,nanti aku sa-sama siapa? Hiks aku sayang phi hiks..bright"

Dan bright akhirnya tau maksud win. Dia hadapkan win tepat didepannya agar bright bisa melihat wajah win.

Bright pegang pundak win. "Tapi tadi win nggak mau ketemu sama aku,berarti win nggak sayang dong sama aku. Yaudah biarin aja aku mati"

Mendengar itu tangis win kembali pecah,dia terjang lagi bright dengan peluknya.

"Huaaa...jangan pergi phi hiks...aku nggak mau ditinggal phi bright...hiks ma-maafin aku phi...aku salah karena udah marah sama phi bright huaaa...jangan pergi"

Kemeja kusut nan lecek itu makin menjadi akibat guyuran air mata win,emosi win meledak ledak dalam tangisnya manakala bright bilang seperti tadi. Dia pukul2 dada bright.

Hati bright sejujurnya sedih dan senang dalam waktu yang sama.

"Jangan pergi hiks...maafin aku phi..maaf.."

"Ak-aku hiks janji nggak bakal marah lagi" win sudah menegakan tubuhnya berani menatap bright.

Mata merah bengkak itu mencoba memberikan permohonan. Dan tentu saja permohonan itu bright terima karena pada dasarnya bright tak bisa menolak win.

Perlahan tangan kekar itu meraih sebelah wajah win. Diusapnya lembut sambil menghapus basah disana.

"Maafin aku phi hiks.."

"Maaf?"

Win mengangguk dengan isaknya.

"berhenti dulu nangisnya" bright gunakan kedua tangannya menangkup wajah win. Dia hapus tiap lelehan kristal bening itu. Win berusah hentikan tangisnya.

"Hiks...phi bright maafin aku kan? Hiks" tanya win dengan isaknya.

Ide nakal muncul dibenak bright,dia mau mengetahui semuanya dari win sendiri.

"Hmm...maafin nggak yah?" Goda bright

"Phi bright..." win mulai merengek lagi,hampir kembali menangis. Haduh...kalau begini bright tak kuat.

"Se-"

Sebelum mengeluarkan ujarannya bright sudah melihat air mata yang mulai mengalir lagi disana.

Buru2 dia tenangkan dan usap."Iya iya,dari awal kamu nggak salah kan"

Win menggeleng kuat menyanggah ucapan bright.

OUR FAMILY <Meet S2> 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang