Terpaan angin malam menggoyangkan surai dua insan yang berdiri menikmati cahaya bulan purnama. Di balkon bright mendekap hangat win dari belakang tak henti2nya mengusap kubah dari calon anaknya. Sang submisif pun tak kala melemaskan badan dan menyandarkan pada dada bidang sang dominan,juga sentuhan kedua pipi mereka membuat suasana malam romantis semakin pekat
Namun disela menikmati buaian bright ada rasa kekhawatiran di hati win. "Umh phi.."
"Hmm?"
Sebenarnya win takut untuk mengatakannya tapi dia beranikan. "Anu,umh..kan sebentar lagi anak kita lahir"
"Iya"
"Mmm,phi...phi bright..."win ragu
Merasakan keraguan dari nada bicara win,bright langsung inisiatif mengecup pipi win yang sedari tadi dia gesek2 dengan pipinya. "Jangan terlalu banyak pikiran,itu tidak baik sayang. Jika kamu mau bilang sesuatu langsung katakan saja" bisik bright tepat ditelinga win.
Suara bisik maskulin dan hembusan napas bright menerpa area leher win hingga menciptakan sensasi merinding sekaligus nikmat tersendiri.
Oleh karena itu juga keraguan win mulai hilang.
"Setelah anak kita lahir nanti,phi..." lagi2 win menggantungkan ucapannya. Beberap detik win mencoba mengumpulkan keberanian dan menghempuskan napas.
"Phi bright jangan pergi na" lirih win
Seketika bright jadi terkejut dan bingung. "Pergi? Pergi kemana win? Aku kan ada disini,disamping selamanya" kata bright meyakinkan win.
"Bukan itu maksudku phi"
"Jadi gimana?"
"Phi bright jangan ninggalin aku! Cukup orang tuaku saja yang pergi. A-aku nggak mau kehilangan orang yang kusayang lagi" ujar win tak berasa buliran bening jatuh dari mata indahnya.
''Aku nggak mau kehilangan phi bri-" kaki ini suara win bergetar.
"Sayang!" Bright balik badan win dan menangkup wajah berlinang air mata itu. Dua matanya mencoba menyelam ke dalam mata basah itu berusaha mencari maksud perkataan win barusan.
"Apa yang kamu katakan? Sudah jelas itu tidak akan pernah terjadi!"
"Ta-tapi phi-"
Cuuup~
Tak mau lagi mendengar ucapan aneh dari win,bright bungkam mulut win dengan ciumannya. Bukan sekedar ciuman biasa namun ciuman yang dalam seakan bright merasakan jika ucapan win itu nyata. Awalnya win terkejut oleh perlakuan tiba2 dari bright tapi perlahan dia larut dalam arus.
"Kamu pegang dan ingat janjiku ini! Aku nggak akan pernah ninggalin kamu apapun yang terjadi. Kamu itu belahan jiwaku,tanpamu hidupku hampa seperti mati!" Tuturnya penuh penekanan.
Dengan tatapan nanar dan sedikit sesenggukan win berkata. "Phi bright janji?" Jari kelingking pun win angkata didepan wajah bright.
"Janjiiiii!" Jawabnya mantap sambil mengaitkan kelingking mereka.
"Awas ya kalo phi bright ingkar,kita udah janji kelingking nggak boleh dilanggar" ucap win sembari menatap tajam ke arah bright lalu terkekeh sambil mengayun ayunkan jari mereka.
Senyum gemas kembali bright kembangkan melihat win yang bertingkah mengejutkan seperti itu.
"Orang jelek mana yang bisa ninggalin kelinci albino besar seimut ini hm? Tentunya bukan aku! Aku kan tampan" kata bright percaya diri sembari menghapus sisa air mata win.
"Huft,aku jadi lega deh kalo gini" ucap win setelah menghela napas
"Sayang,kenapa kamu tiba2 bilang begitu? Aku gagal ya jadi suami yang baik untukmu ya?" Tanya bright mulai bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FAMILY <Meet S2> 🔞
FanficBright : ngewe itu kebutuhan! Book MEET SEASON 2 🔞 Yang nggak suka jangan tinggalin komen jahat🙏 🏅#21 - thailand (11/02/2022) 🏅#35 - gmmtv (20/02/2022) 🏅#32 - thailand (23/02/2022) 🏅#736 - gay (26/02/2022) 🏅#22 - bright (15/03/2022) 🏅#570...