17 - ONE MONTH

1.5K 129 23
                                    

17 - ONE MONTH

"Kita langsung pulang, aku lelah" Dahyun sudah menutup matanya. Sana menghela napas kasar. Gadis manisnya kembali marah padanya.

.

Sejak semalam Dahyun terus mendiami Sana. Begitupun Sana yang terus mencoba berbicara pada Dahyun, namun gadisnya itu tetap membisu seperti tak mendengar apapun yang keluar dari mulut Sana. Sana benar-benar dibuat frustasi karenanya.

Hari kembali malam, Dahyun melakukan hari-harinya sesuai jadwalnya hari ini. Tapi tidak dengan Sana, ia tetap di apartemen Dahyun untuk menunggu gadisnya. Dan berbicara pada Dahyun.

"Eoh? Sudah pulang? Aku membuatkanmu makan malam. Kajja makan" Sapa Sana saat melihat gadisnya akan memasuki kamarnya. Lagi-lagi Dahyun tak menghiraukannya. Ia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.

Sana menghela napas pelan lalu mengikuti Dahyun masuk ke kamar.

Kegiatan Dahyun yang sedang berganti pakaian terhenti karena Sana masuk tiba-tiba.

"Wae? Lanjutkanlah mengganti pakaianmu~" Ucap Sana santai. Ia mendaratkan dirinya di sofa.

"Bisakah kau keluar?"

Sana mengernyit, gadisnya memakai bahasa formal saat ini tandanya dia benar-benar marah.

Dahyun tertawa sinis melihat wajah bingung Sana. "A-ah! Kau begini juga pada mantanmu yang kemarin?" Ucapnya mengagetkan Sana.

"Apa maksudmu? Kenapa kau jadi begini eoh? Kenapa jadi membicarakan eunha?"

"Wow bahkan kau menyebut namanya begitu merdu kudengar~"

Sana tak tahan lagi, ia mendekati Dahyun. Gadisnya menatapnya dengan tatapan tajam. "Kau ini kenapa? Selalu saja membesarkan masalah sepele seperti ini?!" Ucapnya dengan nada bicara sedikit meninggi.

"Masalah sepele?!" Dahyun juga meninggi lalu kembali tertawa sinis.

"Kim Dahyun, aku sudah mencoba berbicara padamu sejak semalam, tapi kau! Kau begitu kekanakan tak memberiku sedetikpun kesempatan!" Emosi sudah memenuhi isi kepala Sana. Sepertinya ia tak sadar sudah berbicara seperti itu pada gadis manisnya.

Dahyun menatap tak percaya pada Sana. Ia menganggukkan kepalanya berulang kali. "Kekanakan? Benar! Kau benar! Aku kekanakan, manja, merepotkan" Dahyun kembali menatap Sana tajam.

"Maka dari itu, berhentilah jika kau tak sanggup denganku" Ucap Dahyun pelan penuh penekanan. Ia menunjuk bahu Sana dengan telunjuknya. Lalu mendudukkan diri di kasur.

Sedangkan Sana? Ia baru menyadari perkataannya begitu kasar pada Dahyun. Sana mengambil kedua tangan Dahyun untuk digenggam.

"Tidak! Bukan seperti itu maksudku~" Sana memohon pada Dahyun. "Kau tau aku begitu mencintaimu Dahyun-ah"

"Dan kau juga tau eonni! Aku juga begitu mencintaimu! Namun perkataanmu barusan benar! Aku lah yang benar-benar salah disini!" Ucap Dahyun yang mendapat gelengan kuat dari Sana.

"Tidak! Maafkan aku, aku terlalu terbawa emosi sayang~" 

"Aniya eonni--

--Mari break, mari kita berpisah sementara, eonni bisa menikmati hidup eonni yang tak bisa kau lakukan saat denganku, dan aku pun begitu. Mari" Sana menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku tak bisa tanpamu Dahyun-ah~ Maafkan aku, beri aku kesempatan aku tak akan mengecewakanmu lagi. Ku mohon" Sana benar-benar memohon pada Dahyun. Ia bersimpuh memeluk kaki Dahyun yang sedang duduk di kasur.

"Satu bulan, hanya satu bulan. Beri aku waktu eonni~ Aku mohon ini demi kita" Sana terus menggeleng dalam pelukannya di kaki Dahyun. Air mata Dahyun juga sudah terjun bebas sedari tadi.

Dahyun mengusap air matanya lalu menarik Sana untuk berdiri. "Eonni pulanglah"

"Dah--"

"Satu bulan, hanya satu bulan. Jika kau benar benar mencintaiku kau akan kembali padaku, begitu juga aku eonni, jadi pulanglah" Dahyun terus meyakinkan Sana yang diam di tempat.

Dahyun bergerak mencium pipi Sana lama. Sana menatap Dahyun lembut dengan mata berairnya. Dahyun mengangguk tangannya mengusap pipi Sana. "Pulanglah" Ucapnya setelah itu ia masuk ke kamar mandi. Meninggalkan Sana yang masih membatu ditempat.

.

Tidak ada yang baik-baik saja dengan keduanya saat ini. Break? Berpisah sementara? Satu bulan? Dahyun pun tak ingin melakukan ini. Namun emosinya masih belum bisa menerima kejadian saat itu. Memang benar kata Sana, ini hanya masalah sepele. Tapi tetap saja Dahyun tak bisa.

Sana? Gadis itu akhirnya mengikuti apa kata gadisnya.

Dahyun masih tetap gadisnya bukan?

Sungguh jika ini mimpi ia memohon pada tuhan, tolong bangunkan ia dari mimpi buruk ini. Sana jelas marah pada dirinya sendiri.

Sana berjalan di koridor apartemen Dahyun dengan lesu dan mata yang sembab. Hingga ia tak sadar berpapasan dengan seorang gadis yang lebih tua menuju apartemen Dahyun.

Sampai ia di mobilnya. Sana kembali menangis seraya menjatuhkan kepalanya di steer mobilnya.

Bodoh Sana! Kau bodoh!



Tbc. 

Sesuai perintah Dahyun gaez, break 1 bulan gimana??

Byee byeee.... ^^

 ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heal Me - Saida [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang