44 - NAYEON VS SANA
Pagi hari menjelang adalah waktu yang di tunggu tunggu oleh gadis manis bersurai hitam. Ia bahkan sudah terbangun sejak pagi tadi di hari libur ini. Ia melirik ke arah kasurnya, menatap sang eonni nya yang masih sibuk terlelap di sana.
Dahyun mengidikkan bahunya cuek. Kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar menuju dapur. Mulutnya bersenandung mengeluarkan nada-nada indah. Suasana hatinya benar bahagia sepertinya.
Satu helai roti gandum ia ambil, lalu tak lupa selai cokelat favorite nya ia oleskan merata. Jam dinding tak luput dari pandangan gadis itu. Ia sungguh gadis yang tak sabaran ternyata.
.
"Eungghh...." Suara lenguhan terdengar akhirnya dari mulut Si sulung. Jendela yang telah terbuka melancarkan tugas sang matahari setiap harinya. Ia mengecek jam dan sekitar, adiknya sudah bangun. Ia sangat tahu apa alasan pastinya.
Dasar bucin.
Ia perlahan menuju kamar mandi untuk mandi serta bersiap untuk janji yang telah ia buat sebelumnya.
.
Nayeon menuju meja makan saat ujung matanya menangkap siluet adik manisnya yang duduk di salah satu kursi. "Kau bangun sangat pagi?" Tanya Nayeon setelah mengecup cepat belakang kepala adiknya.
"Eoh, tentu saja"
"Karena seseorang huh?" Sinis Nayeon. Ia juga terlihat mengambil satu helai roti.
Dahyun tak menjawab, ia hanya tersenyum dengan manis sambil sesekali memakan roti paginya. Sedangkan Nayeon hanya memasang wajah aneh melihat adiknya seperti itu.
Adikku sudah gila.
"Jadi jam berapa kita ke cafe?" Tanya Dahyun menghentikan tangan Nayeon yang sedang bergerak mengoles selai di rotinya.
"Di perjanjian tak ada tertera seorang yang bernama Kim Dahyun akan ikut hari ini, aku hanya ingin berbicara empat mata"
Senyum sumringah Dahyun meluntur seketika. "Mwoyaaaaa!" Teriak Dahyun, hingga Nayeon harus menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.
"Kenapa kau berteriak?! Anak ini!" Ucap Nayeon kesal, bahkan sudah melayangkan pukulan kecil dengan sendok di pucuk kepala Nayeon.
"Aku harus ikut!" Ucap Dahyun ia mengelak perkataan Nayeon.
"Kemarin kau setuju, kenapa sekarang berubah" Nayeon berbicara dengan santai, tak menghiraukan tatapan kesal adiknya.
"Aku tak pernah bilang setuju!" Dahyun tambah menajamkan bola matanya pada Nayeon.
"Mwo? Kau mau apa? Lihat, bola matamu akan keluar sebentar lagi" Goda Nayeon. Ia tetap tak menghiraukan tatapan Dahyun.
"Huaaa aku ikut, aku ingin bertemu Sana eonni juga" Nayeon terkekeh kecil. Akhirnya Dahyun merengek juga, ia tahu Dahyun tak akan pernah bisa marah, gadis itu hanya bisa merengek jika bersamanya.
"Tidak bisa, nanti malam juga kau bertemu dengannya" Ucap Nayeon menatap mata Dahyun yang sudah berkaca-kaca.
"Shiroo! Aku nanti jadwal ke rumah sakit!"
"Kalau begitu besok"
"Itu sangat lama, bagaimana jika aku tidak konsentrasi saat memeriksa pasien"
"Huh? Jangan melebihkan gadis kecil! Itu tak boleh terjadi" Nayeon menatap Dahyun dengan tatapan mengerikan. "Dan berhenti merengek kau adalah dr. Kim saat ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me - Saida [END]
FanfictionBertemunya sang pujaan hati. "Dia sangat manis" Tulisan pertama saya tentang saida. Pure cerita fiksi, saya hanya meminjam nama dan visualnya saja. Silahkan dibaca. Adios. Highest rank #1 - Saida (22/06/2021 - 03/07/2021)