Epilog✅

206 11 1
                                    

Semua orang tengah berkumpul di ruang keluarga rumah Keysha. Sarah sedang beristirahat setelah tadi dia menangis sebab mengingat sedikit memori tentang Keysha dan harus menerima kenyataan bahwa Keysha telah pergi. Mereka duduk lesehan beralaskan karpet besar berwarna hijau tua, Arlin dan Fawaz duduk bersebelahan dengan Mira dan kursi rodanya. Alfheradi dan Rion duduk mengapit Batya yang sedang menimang Kayla, adik Alva dan Keysha. Sedangkan Alva duduk berdampingan dengan Denis dan Zia, kekasihnya.

Suasana masih hening, tak ada satu orang pun yang berniat membuka obrolan. Mereka semua sama-sama bergelut dengan pikirannya masing-masing. Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi nyaring, suara bel itu membuat Kayla terbangun dari tidurnya dan menangis. Dengan sigap Batya bangkit dari duduknya dan menimang Kayla, sementara itu Alva pun bangkit dan melangkah menuju pintu depan.

Alva kembali disusul dua orang di belakangnya, kedua orang itu menundukkan badannya memberi salam lalu duduk di samping Arlin. Fawaz dan Arlin yang mengenal orang itu sedikit berbincang menanyakan kabar.

"Oh, iya. mungkin di sini ada yang belum kenal. Saya Rafa, temennya Keysha dan di sebelah saya ini Niana, pacar saya."

Perempuan yang disapa Nia itu melengkungkan senyum lebarnya pada semua orang. Mereka mengobrol panjang lebar, Rafa pun sudah menerima surat beramplop hitam yang ditulis oleh Keysha.

Mereka semua masih menyayangkan perginya Keysha, namun mereka tetap berusaha mengikhlaskan gadis manis itu pergi. Orion sepertinya masih terlihat tak rela, terlihat dari tatapan kosongnya dengan kepala yang ia sandarkan pada bahu Batya yang sudah kembali duduk di sampingnya.

*****

Gadis yang sebelumnya sering menangis sebab sakit pada tulang dan kepalanya kini telah sembuh, tak lagi merasakan sakit apa-apa, dia telah tertidur dengan damai hingga tak seorang pun bisa membangunkannya. Dia membawa banyak kenangan pergi, dia tak akan pernah kembali, mungkin hanya singgah dalam mimpi.

Gadis yang disebut gagal move on oleh teman-temannya tak pernah benar-benar gagal, ia tanpa sadar berhasil mencintai Sang Pemburu. Mudah baginya untuk jatuh hati pada orang yang selalu ada. Saat dunia membunuh, Sang Pemburu merengkuh. Namun bagai tertampar ribuan tangan, ia tersadar bahwa tembok itu terlalu tinggi untuk ia loncati, takdir itu terlalu tragis untuk dia yang membenci tangis, pada akhirnya dia hanya bisa menyerah mengikuti alur semesta.

Betelgeuse jatuh cinta pada Orion.
Kunci ingin dimiliki oleh gemboknya.
Ah, semuanya hanya angan belaka, Betelgeuse jelas hanya akan menjadi teman bagi untuk Orion, kunci itu jelas tak diciptakan untuk gembok tersebut.

Kisahnya berakhir di sini, di mana dia meninggalkan orang-orang yang menyayanginya untuk memenuhi panggilan Tuhannya. Senja berhasil menjemputnya dari sang buana, berpisah dari makhluk fana bernama manusia.
Betelgeuse milik Orion telah sepenuhnya padam, kunci dan gembok yang selama ini dibicarakan memang tak diciptakan untuk menyatu. Matahari yang berhasil menghangatkan es milik si heterokromia tak lagi bersinar.

Ia telah benar-benar pergi.

*****

🌙flashback


Keysha menatap kertas hitam kesekian yang akan ia bubuhkan beberapa kata, gadis berkupluk merah itu menghempuskan napas sambil sesekali menyeka sudut matanya yang mulai mengabur.
Dengan mantap, satu per satu huruf mulai tertuang. "Ini yang terakhir, Zal. Aku bakal nyusul kamu." Ia melipat kertas itu, melemparnya untuk tergabung dengan kertas-kertas yang telah ia tulis sebelumnya. Ia bersiap, mengunjungi mantan kekasih.

Makhluk bumi, waktu bersamamu memang singkat, tapi cukup melekat. Hingga kau berada di ujung hayat, aku menyalahkan waktu karena tidak mempertemukan kita sejak dulu. Bersamamu memang sendu tapi tanpamu lebih terasa membelenggu. Aku pernah bertaruh dengan waktu, bahwa aku akan tetap mencintaimu hingga akhir hidupku. Namun, seseorang datang setelah kamu pergi, dia bilang dia Sang Pemburu, akan melindungi Betelgeuse yang ada dalam konstelasinya. Awalnya aku acuh, lagi-lagi waktu berperan penuh, saban hari netra kami bertemu. Kau tahu akhirnya, bukan? Ya, aku kalah bertaruh dengan waktu, ini jelas salah. Aku menjatuhkan hati pada seseorang yang berbeda denganku. Aku tahu kami berbeda, dan aku menyerah. Maaf, jika kamu merasa aku mengkhianatimu, karena sejujurnya aku tak pernah bisa melepas apa yang telah kau ukir bebas.

🌻T A M A T🌻

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang