Silakan mencintai, sekatnya memang tinggi, semoga bisa terlewati.
🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻
Alfheradi masih setia bertengger di atas motor besarnya, menatap pagar rumah Keysha yang tertutup rapat, bahkan nyaris seperti tak ada kehidupan. Tadinya ia berencana mengajak Keysha berangkat sekolah, namun niatnya pupus saat melihat rumah Keysha yang sepi.Alfheradi memutuskan untuk mengegas motornya menuju sekolah, namun tangannya kembali menarik rem saat melihat seorang lelaki berkemeja hitam kotak-kotak dengan motor ninjanya berhenti di depan rumah Keysha. Alfheradi memperhatikan orang itu dari seseorang itu memencet bel hingga mengotak-atik ponselnya.
Saat seseorang itu meninggalkan rumah Keysha, Alfheradi pun melakukan hal yang sama. Dia menancapkan gas motornya melaju membelah jalanan kota Bandung. Netra cokelatnya menyorot tajam ke arah jalan raya, tempat ia melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Sesampainya di sekolah, Al melangkah menuju kelas dengan wajah dinginnya. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya yang membuat Al menghentikan langkahnya. Al menatapnya datar sedangkan yang ditatap malah tersenyum lebar.
"Hey, Bro, ketemu lagi. Lo yang kemaren pulang bareng Keysha, 'kan? Sekarang dia kemana? Kok kalian gak bareng?" tanya orang itu beruntun.
Al menepis tangan makhluk menyebalkan di sampingnya ini, dia menggertak, "Gak usah sokab!"
Lelaki berpenampilan yang amat kontras dengan Alfheradi bertepuk tangan kegirangan. "Wih nak Jakarta bahasanya gaol. Oh iya, kenalin gue Orion calon masa depannya Keysha." Dia mengulurkan tangannya menunggu balasan dari Alfheradi namun tak kunjung mendapatkannya.
"Udah tahu," sela Alfheradi, kemudian ia melengos begitu saja meninggalkan Rion dan tangannya yang masih mengudara.
"Dasar anak kota sombong banget, belum aja gue santet tuh anak," gerutu Rion sembari memasukkan tangannya ke dalam saku dan berjalan dengan gaya songong meninggalkan lorong IPA.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Arlin yang sibuk memperhatikan pergelangan tangannya. Rion mendekat dan menghadang jalan Arlin, alhasil Arlin menghentikan langkahnya karena terkejut.
"Widih, jam baru tuh, pinjem dong." Rion menaik turunkan alisnya menatap Arlin.
Arlin menaikkan sebelah bibir atasnya, kemudian ia bertanya, "Lo mau pinjam? Warna pink cocok sama lo." Arlin melepas jam tangan dari pergelangan tangannya dan memakaikannya pada tangan Rion.
"Lucu, gue pinjam, ya." Rion memperhatikan arloji berwarna pink yang menempel pada pergelangan tangannya, sedangkan Arlin menatap Rion jijik.
"Pulang sekolah balikin!"
"Enggeh bu'e."
Arlin bersiap melanjutkan langkahnya menuju kelas namun baru beberapa langkah, Rion menarik ransel birunya yang mengakibatkan Arlin hampir terjengkang ke belakang.
"Nanti istirahat ajak Keysha ke kantin, ya," pinta Rion.
Arlin memukul keras bahu Rion disusul injakan pada kaki yang terbalut sepatu converse itu. Rion meringis merasakan ngilu di bahu dan punggung kakinya. Niat ingin memaki pun percuma, Arlin sudah menghilang dari pandangannya.
"Itu cewek kenapa sih? Tiba-tiba baik tiba-tiba galak."
Sebuah celetukkan menyahuti gerutuan Rion. "Mungkin dia sedang menghadapi pra menstruasi syndrom."
Rion menolehkan kepalanya pada seseorang yang tadi menyahut, ternyata Reyhan, Si Ketua OSIS SMA Cakrawala. Rion mengernyitkan dahinya pertanda tidak mengerti dengan ucapan Reyhan. "Prem apa? Promise? Prematur?" tanya Rion tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINIMASA (END)
DiversosMakhluk bumi, waktu bersamamu memang singkat, tapi cukup melekat. Hingga kau berada di ujung hayat, aku menyalahkan waktu karena tidak mempertemukan kita sejak dulu. Bersamamu memang sendu tapi tanpamu lebih terasa membelenggu. Aku pernah bertaruh d...