34::Hanya Teman ✅

62 7 0
                                    

aku bisa menerimamu sebagai teman, jangan meminta lebih, ya?

🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻


"Al, pulang yuk ...," rengek Keysha.

"Bentar, beliin gue itu dulu." Telunjuk Alfheradi terarah pada pedagang es krim keliling.

Keysha menggelengkan kepalanya kuat-kuat lalu bercerocos panjang lebar, Alfheradu tak menghiraukan gadis bersurai panjang yang sedang mencak-mencak tersebut, dia melangkah meninggalkan Keysha yang masih saja mengumpat. Mereka kini berada di sebuah jalan yang ramai dipadati pedagang kaki lima, Alfheradi sengaja membawa Keysha ke sini, karena ia ingin membalaskan dendamnya pada Keysha.

"Pak, rasa coklat satu, vanilla dua, stroberi satu, ya," pinta Alfheradi saat dia sudah berada di depan gerobak penjual es krim.

Keysha berdiri di samping Al dengan muka cengonya, gadis itu protes, "Heh! Banyak amat, lo mau buat gue bangkrut? Sakit gigi lo makan es krim banyak-banyak."

"Berisik aelah, gue bawa lo kesini buat bayarin bukan buat bacot." Alfheradi melenggang meninggalkan Keysha setelah mendapat es krim pesanannya. Niat hati ingin kabur, Keysha malah diberi tatapan mengerikan dari pedagang es krim tersebut.

"Neng, cantik-cantik gak boleh ngutang, ayo bayar!"

Dengan pasrah keysha mengambil selembar uang berwarna hijau di sakunya, dan itu uang terakhir yang ia miliki hari ini. Berat dirasa oleh Keysha saat memberikan selembar uang tersebut, sesaat dia mengedarkan pandangan ke segala arah demi mencari si pemeras kantongnya.

Terlihat seorang pria jangkung dengan iris cokelatnya sedang berjongkok di hadapan dua orang bocah lelaki, Keysha terus memperhatikan gerak-gerik pria itu. Raut wajah gembira tercetak jelas di wajah kedua bocah lelaki tadi setelah menerima eskrim dari seorang pria di depan mereka. Senyum Keysha mengembang, merasa tak sia-sia mengeluarkan uang terakhirnya hari ini. Keysha berjalan menghampiri ketiga lelaki berbeda usia tersebut.

Keysha berjongkok menyamakan tingginya dengan kedua bocah itu, bocah lelaki dengan iris hitam pekat dan hidung mancung. Keysha meneliti penampilan keduanya, baju lusuh dengan warna yang tampak pudar. Hatinya tergerak untuk bertanya, "Kalian kelas berapa?"

Kedua bocah itu menghentikan kegiatan mereka, menjauhkan sedikit es krim yang tengah dimakannya dan memandang Keysha dengan air muka yang tak dapat Keysha artikan. Salah satu dari bocah itu menjawab, "Kami gak sekolah, Kak." Bocah yang nampak lebih tinggi dari bocah disampingnya memberi Keysha jawaban sembari tersenyum samar.

"Kenapa gak sekolah?" Tanya Alfherafi yang sedari tadi diam.

Keysha mendelik ke arah Alfheradi, tak bisakah dia menahan mulutnya untuk bertanya seperti itu? Sedangkan kedua bocah lelaki itu diam saja, dengan es krim di tangan mereka yang hampir mencair. Lelaki jangkung itu nampaknya peka terhadap tatapan yang dilemparkan Keysha, Alfheradi mencoba tersenyum lalu bergumam, "Maaf."

Keysha sedikit mendekatkan tubuhnya pada Alfheradi lalu berbisik, "Al, pulang yuk."

Alfheradi mengangguk sekilas dan bangkit dari posisi jongkoknya, begitu pun Keysha. Dia memandang kedua bocah lelaki itu dengan tersenyum hangat, kedua tangannya mengelus puncak kepala kedua bocah itu.

"Kakak sama Abang Al pulang, ya," pamit Keysha.

Kedua bocah itu mendongak menatap Keysha dan Alfheradi kemudian tersenyum lebar. "Makasih es krimnya, Kak."

Keysha dan Alfheradi melangkah menuju tempat di mana lelaki itu memarkirkan motornya. Al melajukan motornya, Keysha mengeratkan genggaman tangannya pada ransel hitam yang tersandar di punggung Alfheradi, kelopak mata gadis itu tertutup dengan senyum yang terpatri di wajah ayunya, menikmati angin sore di bawah langit jingga.

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang