24::Enggak Apa-Apa, Nangis Aja ✅

69 11 0
                                    

Banyak orang bilang, "Jangan nangis." Sial, mereka enggak tahu kalo nangis udah jadi self healing bagi mereka yang enggak punya tempat mengadu.

🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻

Rion menoleh ke sumber teriakan, dia melihat seorang siswa berpenampilan rapi berlari dari koridor ke tengah lapangan. Rion tahu siapa siswa itu, dia merupakan murid baru di kelasnya akan tetapi Rion lupa siapa namanya. Rion memperhatikan seseorang itu tengah mencoba menggendong tubuh Keysha yang tergeletak di tengah lapangan.

"LO BEGO APA GIMANA? ADA ORANG PINGSAN ITU TOLONGIN BUKANNYA DILIATIN!"

Arah pandang Rion mengikuti mereka yang menuju ke gedung ekskul, Rion yakin temannya membawa Keysha ke UKS. Rion ingin menyusul tapi matanya mendapati BU BK yang tengah menatapnya, alhasil dirinya melanjutkan hukumannya.

Di UKS, Keysha langsung ditangani oleh beberapa anak PMR yang memang sedang bertugas karena dokter yang biasa berjaga sedang ada kepentingan di rumah sakit. Gadis itu sedikit melenguh seraya memegang kepalanya yang terasa pening.

"Bandel."

Matanya mengerjap saat telinganya mendengar sahutan dari seseorang. Suara itu sangat Keysha kenal, dia pun menggumam, "Rafa?" Keysha mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ya? Mau minum?" Rafa menyodorkan segelas air yang sudah ia siapkan sedari tadi.

Keysha menerimanya dan meneguknya hingga tak tersisa, air yang masuk terasa seperti oasis di tengah padang pasir membuat Keysha merasakan kesejukan yang luar biasa. Rafa diam melihat Keysha yang memandang dengan pandangan kosong ke depan.

"Kenapa dihukum gitu?" tanyanya memecah keheningan.

"Gue ngelamun di kelas, Rion masih dihukum?"

Rafa mengambil alih gelas kosong di tangan Keysha dan meletakkannya di nakas yang tak jauh dari brankar UKS, lelaki itu menjawab, "Kayanya dia masih di lapangan, kamu mikirin apa sih?"

"Enggak ada," elaknya.

Rafa tahu gadis di depannya itu tengah membohongi dirinya, Rafa tak mengenal Keysha setahun atau dua tahun, mereka saling mengenal sejak taman kanak-kanak, Rafa adalah orang yang amat peka terhadap perasaan orang sehingga ia tahu bahwa gadis yang tengah melamun itu memiliki masalah.

"Apa susahnya mengakui kalo kamu lagi enggak baik-baik aja?"

"Gue capek pura-pura kuat terus, sampe gue gak tahu kalo gue beneran udah kuat atau masih pura-pura."

"KEYSHA, LO ENGGAK APA-APA, 'KAN?"

Rafa dan Keysha dikejutkan oleh teriakan Arlin yang datang tiba-tiba, disusul Fawaz di belakang gadis berambut sebahu itu. Arlin melangkah mendekati Keysha, ia sengaja mendorong Rafa agar menjauh dari brankar sehingga ia bisa duduk di dekat Keysha. Rafa mengalah, dia memundurkan langkahnya, tatapannya beradu dengan Fawaz.

Mata Arlin melotot ke arah Rafa dengan tangan yang berada di pinggang. Mulutnya terbuka, bersiap-siap mengeluarkan segala umpatan dari bibirnya. Melihat Arlin yang tengah menatapnya bengis, Rafa berbalik membalas tatapan Arlin lalu meraung, "Biasa aja kali, enggak usah melotot, mata lo keluar nanti."

Mata Arlin semakin nyalang menatap Rafa yang kini berjalan keluar dari UKS. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di kursi yang ada di samping brankar UKS, emosi masih menggelayuti hati Arlin, entah mengapa susana hatinya selalu tak bagus bila berhadapan dengan Rafa.

"Gelo dia mah, untung kasep," gerutu Arlin.

"Gantengan juga gue," ujar Fawaz tersenyum bangga.

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang