Aku takut jika yang kukira cinta nyatanya hanya obsesi semata.
🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻
Matahari nampak tersenyum ceria dari arah timur, burung-burung pun bernyanyi dengan riangnya di bawah cahaya sang mentari pagi. Namun, semua itu berbanding terbalik dengan suasana hati si astrophilia, Keysha. Dia merasa tak bersemangat pagi ini. Hari ini dia harus menjawab pertanyaan Rizal semalam yang bahkan dia pun tak mengerti maksudnya.
Dia berkaca diri di depan meja rias, bermonolog mencoba menyemangati dirinya sendiri. Dirinya tersenyum lebar lalu berkata, "Oke, Keysha, semuanya akan baik-baik aja. Lo cuma perlu jawab pertanyaan dia."
Perlahan senyumnya memudar, bahunya perlahan turun. "Tapi gue bingung harus jawab apa," lanjutnya.
Keysha memilih keluar dari kamarnya, mungkinia bisa menghirup udara segar yang membuat pikirannya tenang. Di meja makan, keluarganya sudah duduk manis dengan masing-masing piring di depannya. Namun, gadis itu merasa ada yang kurang di sana. Dia berhenti melangkah dan memperhatikan orang-orang yang berada di dapur, ah dapat. Kemana Mira? Biasanya gadis itu sangat antusias jika berhubungan dengan makanan.
Sarah yang sedang menata makanan di meja menoleh ke arah Keysha yang terdiam. "Key, panggil dulu Miranya," titah Sarah.
"Iya, Bun." Keysha menaruh tasnya di kursi yang akan dia duduki dan berbalik menaiki tangga untuk memanggil Mira.
Sampai di depan pintu kamar Mira, Keysha mengetuknya. Tapi tak ada jawaban. Keysha memagang handle pintu, ternyata tak dikunci. Keysha sudah mengingatkan Mira berkali-kali untuk mengunci pintu saat malam hari, sepertinya Mira melupakan hal itu, lagi dan lagi. Keysha memutuskan masuk ke kamar sahabatnya, terlihat Mira masih memejamkan mata dengan badan meringkuk di bawah selimut cokelatnya, keringat mengalir di dahi yang tertutup poni. Membuat Keysha mengernyit bingung, Mira kenapa?
"Mir, lo sakit?" tanya keysha sambil menggoyang-goyangkan tubuh Mira.
Mira menggeliat dalam tidurnya,dia membuka mata dengan tangan yang memegangi perutnya.
"Key, gue izin, ya. Perut gue sakit banget. Biasalah tamu bulanan dateng gak diundang," ucap Mira dengan suara parau. Keysha yang mengerti pun hanya mengangguk mengiyakan.
"Ya udah, nanti gue minta tolong Bunda anter sarapan lo, ya."
Mata hazel yang terpejam seketika terbuka kembali dan menatap Keysha yang berdiri tak jauh darinya. "Gak usah, Key, biar gue ke dapur sendiri aja," jawabnya.
"Emangnya lo kuat naik turun tangganya?" tanya Keysha skeptis.
Mira terdiam tak menjawab pertanyaan Keysha membuat gadis berseragam putih abu itu menghembuskan napas lelahnya. Keysha menyuruh Mira istirahat di kamar, sementara dia melangkahkan kakinya kembali ke dapur.
"Bunda, Keysha langsung berangkat aja takut telat soalnya. Oh, iya, Mira sakit nanti tolong bunda liat, ya. Assalamu'alaikum." Keysha buru-buru mengambil tasnya di kursi lalu berlari menuju ruang tamu untuk mengambil sepatunya.
"Wallaikumsalam, eh kamu berangkat sama siapa?" belum sampai di ruang tamu, Keysha terhenti karena pertanyaan yang dilontarkan Sang Ayah. Keysha menepuk jidatnya lalu berbalik badan.
"Kak Al, anterin dong." Keysha mendekati Alva yang sedang memakan sarapannya. Alva tak merespon apapun. Lelaki berwajah dingin itu nampak fokus pada kegiatannya dan merasa tidak terganggu oleh Keysha yang menggoyangkan bahu tegapnya.
"Ayah, Kak Alva jahat," adu Keysha.
"Cepu," desis Alva melirik sinis ke arah Keysha.
"Alva kamu anterin keysha ke sekolah, ya, Ayah ada meeting." ucap Denis yang berpamitan lalu tubuhnya menghilang di balik tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINIMASA (END)
RandomMakhluk bumi, waktu bersamamu memang singkat, tapi cukup melekat. Hingga kau berada di ujung hayat, aku menyalahkan waktu karena tidak mempertemukan kita sejak dulu. Bersamamu memang sendu tapi tanpamu lebih terasa membelenggu. Aku pernah bertaruh d...