51::LDR✅

82 7 0
                                    

Aku rindu diriku yang baik-baik saja.

🌻S E L A M A T  M E M B A C A🌻

Semilir angin menerpa rambut gadis itu, dia duduk di balkon dengan sebuah buku yang berada di pangkuannya. Jari lentiknya dengan lihai menggoreskan tinta pada lembaran kosong buku tersebut. Sesekali ia tersenyum lalu kembali menuliskan beberapa deretan aksara yang akan terukir indah pada halaman buku.

Ceklek

Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah pintu yang baru saja dibuka oleh seseorang, dia tersenyum pada seseorang yang membawa semangkuk bubur di tangannya. Gadis itu bangkit dari duduknya dan menyimpan buku yang baru saja terisi barisan aksara di meja balkon.

"Makan dulu, 'kan setelah ini kamu harus puasa untuk operasi," tutur orang itu.

Gadis itu berjalan mendekat dan mengambil alih semangkuk bubur lalu memakannya dengan lahap, sesekali ia menoleh ke arah orang yang tadi membawakannya makanan. Ah, suatu saat nanti pasti ia akan merindukan seseorang yang kini tengah menyibakkan hordeng kamarnya.

"Kalo udah taro di nakas aja, nanti diambil."

Dia menghilang, tertelan pintu berwarna cokelat. Gadis itu menghembuskan napas berat, dia meletakkan semangkuk bubur tadi di atas nakas. Lalu ia bangkit dan kembali menduduki kursi balkon, seperti posisinya semula.

Gadis cantik itu menengadahkan kepalanya menatap benda putih yang bergelantungan di atas sana. Sedetik kemudian dia menundukkan kepalanya dan kembali meraih buku di atas meja. Tinta itu kembali tergores di halaman buku yang kosong.

Hai, Kau!
Seseorang yang telah dijemput Semesta
Apa kau tahu?
Di sini aku terus-menerus menerka
Mengenai engkau yang menghilang dari dunia
Aku hanya ingin menyampaikan sepatah rasa
Akan ku tuliskan dalam bait aksara
Rasa itu tak terucap oleh kata
Rasa itu tak akan bisa binasa
Rasa itu akan terus membuncah
Maka, biarkan aku menjaganya
Dalam setiap embus napasku, lelap tidurku, dan akhir hidupku.

Gadis itu kembali menutup bukunya saat merasakan sesuatu mengalir di wajahnya, ia pun meraba hidungnya. Shit! Darah itu lagi. Ia berlari menuju meja rias dan meraih beberapa lembar kapas. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin, seseorang yang ada dalam refleksi itu seperti bukan dirinya.

"Aku rindu diriku yang baik-baik saja."

*****

Siang ini, kamar Rion hening. Hanya ada suara denting jam yang terdengar. Rion seolah tak pernah bosan memandang seorang gadis yang tengah terduduk di atas ranjangnya. Jemari lentik gadis itu menari-nari di atas keyboard laptop Rion, fokusnya tak teralih sedari setengah jam yang lalu. Rion menggeram frustasi karena merasa tak diacuhkan.

Rion bangkit dari duduknya sehingga suara decitan kursi dan lantai menghasilkan suara nyaring yang mengisi keheningan kamar. Gadis itu menoleh dan melompat turun dari ranjang, ia meraih kaki Rion hingga membuat Rion hampir terjungkal.

"Apa sih, Key?" tanya Rion malas.

Gadis itu menunjukkan raut memohon. "Mau kemana?" rengek Keysha.

"Pergi," balas Rion apatis.

Keysha semakin mengeratkan pelukannya di kaki jenjang Rion yang tertutupi celana jeans berwarna hitam. "Jangan pergi, masa gue sendirian lagi?"

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang