29::Rio Jomlo ✅

53 8 0
                                    

Orang lain kerap menyimpulkan berdasarkan apa yang ia dengar, tanpa tahu kebenarannya.

🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻

Hari ini hari yang paling dibenci oleh sebagian siswa-siswi SMA Cakrawala, hari di mana mereka akan di jemur di bawah teriknya sang surya bak ikan asin. Sebagian siswa-siswi berlarian menuju lapangan upacara, sebagian siswa-siswi lainnya hanya berjalan santai. Beberapa dari mereka ada yang terlihat panik ketika lupa membawa topi juga atribut seragam lainnya. Tak jauh dari beberapa siswa-siswi tadi, didepan kelasnya, Keysha, Arlin, Fawaz, Rizal, dan Rio sedang berdiri sejajar menyaksikan teman-temannya yang sibuk berbaris.

"Ini kita di sini sampe kapan, Bos? Mau sampe dihukum sama Pak Kumis?" tanya Fawaz kesal, lantaran mereka hanya berdiri di depan kelas sedangkan teman-temannya sedang berbaris untuk melangsungkan upacara bendera yang akan dimulai beberapa saat lagi.

"Nungguin Rizal mah lama." Keysha menggandeng tangan Arlin, mereka memimpin jalan bagi ketiga lelaki di belakangnya.

Keysha tahu sekarang, berteman dengan lawan jenis tak ada salahnya. Ia merasa lebih aman dan terjaga, hari-hari mereka lalui dengan penuh canda, dan mereka sama sekali tak ada yang memasukkan candaan itu ke dalam hati. Yang ia tahu, cobaan paling berat dalam pertemanan mereka adalah perasaan, Fawaz dan Arlin contohnya, bahkan Keysha tak bisa mengelak bahwa perasaannya masih utuh untuk Rizal yang notabanenya adalah mantan kekasihnya.

"Lo gak akan pingsan, 'kan?" tanya Arlin, Keysha menoleh lalu menggeleng pasti.

Upacara dimulai, Keysha fokus ke arah depan saat netranya menatap siluet tubuh yang tak asing, seseorang itu sedang berdiri dengan beberapa siswa lainnya yang tak memakai atribut lengkap. Penampilannya masih urakan seperti pertama kali Keysha bertemu dengannya, wajah tengil itu masih terpatri rapi di sana membuat Keysha tersenyum tipis.

"Ck, masih aja bandel," gumam Keysha.

Arlin mendengarnya, dia mengikuti arah pandang Keysha dengan sedikit berjinjit, karena tubuhnya hanya setinggi telinga Keysha. Arlin menemukan Rion di depan sana sedang menyipitkan matanya sebab posisinya yang berhadapan dengan sinar matahari.

"Lo masih deket sama Rion?" bisik Arlin, supaya tak terdengar oleh guru yang berpatroli.

"Eum ... lumayan, dia asik orangnya."

Arlin mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban, keduanya kembali fokus ke arah paskibra yang sedang bersiap mengibarkan bendera. Tak lama setelahnya lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang, seluruh siswa-siswi SMA Cakrawala mengangkat kepala dengan tangan yang mereka tempelkan di dahinya. Buliran peluh membanjiri dahi Keysha, bibir ranumnya kini berubah menjadi pucat, pandangan yang awalnya tertuju pada bendera yang berkibar, kini menunduk. Ini yang Keysha tak suka dari dirinya, mengapa dirinya begitu lemah saat berhadapan dengan sang mentari?

Bruk

Beberapa siswi di sekitarnya memekik kaget, terutama Keysha, gadis itu berjongkok dan menatap Arlin yang tergeletak tak berdaya. Tiba-tiba dengan sigap Fawaz yang ada di belakang Arlin menggendong tubuh gadis itu ke UKS dengan beberapa anak PMR.

"Key, lo juga ikut ke UKS aja, lo udah pucet banget," cetus Ayuk, salah satu timkes upacara.

"Gue gak apa-apa kok," elak Keysha.

"Yaudah, kalo ada apa-apa panggil gue atau timkes yang lain, ya? Zal, jagain Keysha."

Ayuk keluar dari barisan kelas Keysha dan kembali ke pos jaganya. Keysha kembali menatap kepala sekolah yang sedang memberikan amanat di depan sana. Tiba-tiba pandangan Keysha buram, dia merasa ada yang mengalir dari hidungnya. Dia menutup hidungnya dengan tangan kiri, cairan merah kental itu sudah menodai kulit putih Keysha. Setelahnya, Keysha ambruk, Rizal membungkukkan badannya bermaksud menolongnya, namun suara kepala sekolah terdengar mengintruksi, "ITU ANAK KELAS XI IPA 1 KALAU ADA YANG PINGSAN TUNGGUIN PETUGAS PMR."

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang