13:: Es Krim Pembawa Kenangan ✅

97 19 5
                                    

Ternyata si penyembuh juga bisa menorehkan luka, ya?

🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻

H

ari ini panas sangat terik membuat Keysha memilih langsung membersihkan tubuhnya sepulang sekolah tadi. Gadis itu sudah mengganti seragam putih abu-abunya dengan kaos oversizenya, dia mendudukkan dirinya di kursi dekat jendela, mentap awan putih yang bergelantungan di atas sana juga cerahnya sinar yang dibawa oleh bola api raksasa.

Saat pikirannya tengah berkelana, teinganya mendengar sebuah notifikasi dari ponsel di atas nakas. Keysha menghela napas lalu bangkit dari duduknya, tangan mungilnya meraih benda pipih itu lalu membaca pesan yang dikirim oleh seseorang.

Bibir mungilnya melengkungkan senyuman tipis setelah membaca sederet pesan yang baru saja masuk. Dia bergegas mendekati lemarinya dan mencari outfit yang akan ia kenakan, setelah mendapatkan dress selutut berwarna abu-abu dia tersenyum lebar. Lima belas menit untuknya berganti pakaian, kini Keysha terduduk di depan meja riasnya. Memoles sedikit bedak dan lip balm, rambut panjang yang biasanya terurai bebas kini ia kepang membuat penampilannya sedikit berbeda dari biasanya.

Tiba-tiba pintu diketuk dari luar entah oleh siapa, Keysha beranjak dari meja rias dan membuka pintu. Dilihatnya sosok Alva sedang berdiri dengan punggung bersandar ditembok sambil memainkan ponselnya. Keysha baru saja membuka mulutnya hendak bertanya apa tujuan Alva datang ke kamarnya. Namun belum sempat Keysha bertanya, suara berat milik Alva lebih dulu terdengar. "Ada Rizal di bawah." setelah mengatakan itu, Alva segera masuk ke kamarnya yang tepat berada di samping kamar Keysha.

Gadis itu lagi-lagi mengembangkan senyumnya, tubuhnya berbalik memasuki kamar dan meraih sling bag berwarna hitam, sekali lagi dia mematut dirinya di depan cermin. Setelah dirasa sudah percaya diri dengan penampilannya, Keysha berjalan keluar dari kamarnya.

"Mau kemana lo?" Belum sampai di tangga terakhir, langkahnya harus terhenti karena mendengar seseorang bertanya dari arah belakang membuat gadis itu membalikkan badannya.

"Mau keluar sama Rizal," jawab Keysha. Dia memilih melanjutkan langkahnya menuju ke ruang tamu untuk menemui Rizal tanpa memperdulikan Mira yang tadi bertanya.

Mira mengernyit melihat penampilan Keysha yang berbeda dari biasanya. Keydha dan Rizal hendak pergi ke mana? Mereka berkencan? Hubungan mereka tidak lebih dari teman, 'kan? Sederet pertanyaan itu terus terngiang di otak Mira. Ah, lebih baik Mira tanyakan pada Keysha nanti. Mira tak mau berpikiran buruk tentang sahabatnya.

Di ruang tamu, Keysha melihat ada dua punggung yang membelakanginya, Keysha merasa kedua punggung itu tak asing. Tubuh yang terbalut kemeja kotak-kotak itu kekasihnya, namun dia mempertanyakan pemilik punggung di samping Rizal.

"Ayah," panggil Keysha.

Lelaki setengah baya itu menoleh saat ada yang memanggilnya dari belakang. Mata Keysha langsung berbinar melihat keberadaan Denis, gadis itu langsung memeluk tubuh ayahnya. Setelah sebulan ayahnya pergi untuk urusan pekerjaan, kini Keysha dapat memeluk cinta pertamanya itu.

"Ayah kapan dateng? Ayah gimana kabarnya? Ayah baik-baik aja, 'kan? Ayah udah ketemu Bunda? Ayah bawa oleh-oleh? Ayah udah makan belum? Ayah jawab dong, Keysha nanya juga!"

Mendengar pertanyaan beruntun dari putrinya membuat Denis terkekeh. Tangan besar Denis mengusap rambut Keysha yang terkepang rapih.

"Gimana Om mau jawab, Key. Lo aja nanya kaya kereta, panjang banget," sambar Rizal.

"Kalian mau kemana?" tanya Denis.

"Rizal mau pinjem Keyshanya, ya, Om, Rizal janji bakal balikin sebelum jam sembilan malam," jawab Rizal. Denis hanya mengangguk mengiyakan lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamarnya.

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang