Kita bukan enggak beruntung, hanya saja kita kurang bersyukur.
🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻
Seorang gadis dengan balutan seragam SMA yang kini telah lusuh, rambut panjang yang ia ikat dengan asal juga keringat yang mengalir di pelipisnya. Dia mengibaskan tangannya di depan wajahnya, berharap hal tersebut bisa mengurangi rasa gerah yang ia rasakan. Kepalanya ia tolehkan ke kanan dan kiri, menunggu orang yang katanya akan menjemput dengan penuh harap. Tiba-tiba sebuah motor matic berhenti di hadapannya, membuat atensinya teralih.
"Berantakan amat lo, abis dikejar warga karena ketahuan maling, ya?" sahut seseorang yang sedang bertengger di atas motor maticnya, mata lelaki itu memicing di balik kacamatanya.
Gadis berseragam putih abu-abu itu mendelik tak suka. "Sembarangan kalo ngomong! Gue abis dikerjain si bawang. Dia ngambil ponsel gue alhasil kejar-kejaran sampe keringetan gini," ungkapnya.
"Kok lo deket sama Rion, Key?"
Keysha merespon pertanyaan lelaki di depannya dengan muka malas, dirinya terlalu lelah untuk hanya sekadar menjawab pertanyaan tak berbobot dari lelaki berkacamata itu. Dia pun menghela napas dan bertanya, "Rio, ada pertanyaan yang lebih berbobot enggak?"
"Kalo Rizal cemburu gimana?" tanya Rio lagi.
Keysha menyeka keringat di dahinya dengan punggung tangan sebelum menjawab, "Dia udah enggak ada hak buat ngelarang gue deket sama siapa pun, toh kami udah putus."
Rio terdiam mendengar jawaban ketus dari Keysha, mata bulan sabitnya menatap gadis yang tengah mengibaskan tangannya itu dengan banyaknya tanda tanya di kepala Rio.
"Lo punya minum gak sih? Gue haus." Keysha mengusap lehernya dengan wajah yang memelas. Rio tersadar dan mengambil sebotol air dari tas ranselnya dan melemparnya ke arah Keysha, dengan sigap ia menangkapnya lalu meneguk hingga setengah.
"Besok kembaliin, entar emak gue ngomel lagi kalo botol minumnya hilang," pinta Rio dengan wajah lesu, Keysha hanya membalasnya dengan anggukan kepala sebab ia masih menikmati segarnya air yang mengalir di kerongkongannya.
"Heran gue sama Ibu, lebih sayang botol minumnya dibanding anaknya yang ganteng ini," celetuk Rio sembari menyisir rambutnya ke belakang.
Keysha menatap Rio sejenak lalu kembali meneguk air yang diberikan oleh Rio hingga tersisa sedikit. "Lo anak pungut kali," celetuk Keysha.
"Mbaknya itu mulut minta di smackdown? Ya, udah gue balik, lo cepet balik mendingan muka lo pucet gitu, mau gue anter aja?" tawar Rio.
Gadis itu menggelengkan cepat ke arah Rio, mengisyaratkan bahwa ia menolak ajakan Rio untuk mengantarnya. Bukannya tak berterima kasih, hanya saja Keysha masih menunggu Ayahnya yang akan menjemputnya. Rio mengangguk dan memakai helmnya kembali, dia melajukan motor maticnya menjauh dari halte. Sementara Keysha, dia mengambil ponsel di sakunya dan membuka kamera untuk melihat hal yang Rio katakan, ternyata wajahnya memang sudah pucat. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan halte, membuat Keysha mendongak dan menatap seseorang di balik kaca mobil.
"Bunda ikut?" tanya Keysha kala melihat Bundanya yang duduk di samping kursi kemudi.
Denis mengangguk dan mengisyaratkan Keysha untuk langsung memasuki mobil. Keysha mengangkat tubuhnya, terlebih dahulu ia menyimpan botol air minum milik Rio yang sudah tak berisi ke dalam tas ransel miliknya. Setelah dirasa botol tersebut sudah aman, Keysha membuka pintu belakang lalu mendaratkan tubuhnya di bangku empuk yang sedari tadi Keysha nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINIMASA (END)
RandomMakhluk bumi, waktu bersamamu memang singkat, tapi cukup melekat. Hingga kau berada di ujung hayat, aku menyalahkan waktu karena tidak mempertemukan kita sejak dulu. Bersamamu memang sendu tapi tanpamu lebih terasa membelenggu. Aku pernah bertaruh d...