31::Angan ✅

61 10 0
                                    

Gue jatuh cinta, tapi gue cuma ngerasain jatuh, cinta itu cuma angan buat gue.

🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻

Selasa pagi berjalan dengan selayaknya, udara berembus dengan tenang, cahaya mentari menerobos celah-celah dedaunan yang rimbun. Suasana yang cukup tenang di salah satu SMA swasta di Kota Bandung, siswa-siswi berlalu-lalang di koridor. Namun, keadaan tenang tersebut tak dapat mencapai atmosfer kelas XI IPA 1. Suasana cukup tegang bagi seorang siswi bermata hazel yang tengah diinterogasi oleh lima orang murid, suasana kelas yang sepi membuat siswi itu semakin tak tenang.

"Lo tega biarin sahabat lo kaya gitu? Asal lo tahu, sewaktu dia sadar, orang pertama yang dia cari itu lo!"

"Ayolah, Mir. Jenguk Keysha, ya?" bujuk Rio.

"Gue enggak mau!" sentak gadis bernetra cokelat itu.

"Kenapa? Lo marah sama Keysha karena dia pacaran sama Rizal? Lo benci sama Keysha cuma karena cowok kaya dia? ...." Arlin mengarahkan telunjuknya ke wajah Rizal, sedetik kemudian dia menggeram, "Makan tuh Rizal! Keysha juga enggak butuh sahabat macam lo!"

Arlin mendorong Rizal yang berada di sampingnya ke arah Mira, membuat Mira sedikit menepi. Fawaz yang berada di belakang Arlin lantas mengusap bahu gadis itu, mencoba meredakan amarah Arlin yang mulai meledak.

"Mir, gue minta maaf. Gue enggak sadar sama perasaan lo, gue enggak ngelarang lo suka sama gue, tapi gue enggak bisa bales perasaan lo. Lo tau kan? Cinta itu enggak bisa dipaksain, jadi mending ... lo hapus perasaan lo, gue enggak mau lo jatuh cinta sendirian." Rizal memegang kedua bahu Mira, menatap mata Mira yang kini berkaca-kaca.

"Gue jatuh cinta, Zal. Tapi ... yang gue dapet cuma jatuh, cinta itu cuma angan buat gue." Mira terisak dengan wajah yang menunduk, bahunya terguncang hingga Rizal dapat merasakannya.

"Tapi lo enggak seharusnya bersikap kaya gini, Mir. Lo enggak mikirin perasaan Keysha, lo diemin dia gitu aja, lo benci sama dia. Lagian, Keysha juga udah putusin Rizal. Jadi lo bebas mau deketin Rizal lagi juga, sekalian kawinin kek," ketus Arlin, sorot matanya memandang sinis pada gadis berkucir kuda yang kini tengah mnunduk.

"Please, Keysha butuh lo. Keysha butuh sahabat buat dukung dia lawan penyakitnya, yang dibutuhin Keysha itu lo. Bukan gue, bukan Arlin, bukan Fawaz apalagi Rio." Rizal masih terus menatap Mira, berharap gadis itu bisa mengesampingkan egonya demi kesembuhan Keysha.

Mira mengangkat kepalanya, matanya masih berair. Amarahnya menggebu, tangan mungilnya menggebrak meja di depannya lalu menyentak, "KENAPA KALIAN SELALU BELAIN DIA? KEYSHA. KEYSHA. KEYSHA. SEMUA ORANG BERPIHAK KE CEWEK PENYAKITAN ITU, KENAPA GAK MATI AJA?"

Plak!

"JANGAN BIKIN GUE BENCI SAMA LO, AMIRA!" bentak Rizal.

"Silakan, Zal. Kalo lo mau benci sama gue, enggak apa-apa. Yang pantas disayang itu cuma Keysha, 'kan? Cuma dia yang pantas buat bahagia, gue mah enggak. Cuma dapet pahitnya doang," sela Mira yang kini terduduk di bangkunya.

"Lo lupa? Yang nolongin lo waktu diusir sama nyokap lo itu siapa? Kalo bukan Keysha, lo sekarang jadi gelandangan, Bego!" sindir Arlin, netra hitam pekatnya kini beradu dengan mata hazel Mira.

"Udahlah, Lin. Bodohnya udah sampe pankreas, mau dinasehati pake bahasa komodo juga enggak akan bisa."

Fawaz kemudian menuntun Arlin kembali ke bangkunya saat teman kelasnya mulai berdatangan. Rizal melirik Mira yang menelungkupkan kepalanya di meja. Rizal masih enggan beranjak, mata tajamnya masih menatap nyalang ke arah Mira. Ada sedikit penyesalan di hati Rizal sebab tangannya dengan lancang mendarat mulus di pipi gadis itu.

LINIMASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang