Perhatian sedikit dikira suka, dasar manusia.
🌻S E L A M A T M E M B A C A🌻
Waktu demi waktu berlalu, tak terasa Rizal dan Keysha sudah satu bulan menjalani hubungan diam-diam. Tak ada yang tahu tentang lebihnya kedekatan Rizal dan Keysha. Teman-teman di sekolah pun tidak ada yang curiga dengan kedekatan mereka berdua. Rizal tidak masalah dengan hubungannya yang tidak dipublikasi, sering kali Rizal bertanya pada Keysha. Namun Keysha tak pernah memberikan jawaban yang masuk akal.
Pagi ini kelas XI IPA 1 nampak ramai seperti biasanya. Sebutan bahwa anak IPA pintar dan anti menyontek tak berlaku untuk mereka. Mereka kini tengah mengerjakan tugas kelompok Bahasa Inggris yang diberikan oleh guru piket karena guru mata pelajaran tidak masuk.
"Rio, bantuin dong! Lo dari tadi ngegame mulu. Gak capek tuh mata?" omel Mira pada lelaki berkacamata yang sedang bermain ponsel. Rizal, Rio, Mira, dan Keysha satu kelompok, tugas mereka adalah membuat pidato Bahasa Inggris yang nantinya akan dipresentasikan oleh perwakilan kelompok tanpa melihat teks.
"Berisik, udah kerjain aja yang bener nanti gue yang presentasi di depan," pungkas Rio dengan mata yang tak beralih dari ponsel ditangannya.
Rizal, Mira, dan Keysha menatap ragu pada lelaki berkacamata itu. "Emang lo bisa Bahasa Inggris? Ini gak pake teks loh, Ri." Kini Keysha mewakili teman-temannya untuk bertanya.
"Lo pada gak tau ya kalo ..." Rio menggantungkan ucapannya, ia melihat satu-persatu ekspresi yang ditunjukan teman sekelompoknya. Keysha menukikkan alisnya bingung, sedangkan Rizal dan Mira menatapnya sinis.
"Kalo apa?" Rizal sudah tidak sabar, Rio terlalu banyak basa-basi.
Rio menegakkan tubuhnya lalu menatap temannya. "Kalo gue pernah tinggal di Singapura selama setengah tahun," ucap Rio bangga seraya menyugar rambutnya ke belakang.
Alis Keysha semakin menukik, gadis itu menatap Rio skeptis. "Emang iya? Bukannya yang pernah tinggal di sana itu nyokap lo?"
Rio mengela napas, kedua tangannya meletakkan gawai yang sedari tadi ia mainkan ke meja. "Jadi gini, nyokap gue 'kan waktu di Singapura lagi ngandung gue, sejak embrio loh, guys, gue di Singapura. Selama ngandung gue, nyokap tinggal di sana, di rumah Eyang. Terus pas udah masuk 8 bulan masa kandungan, nyokap gue balik ke Indo. Argh, nyokap gue tuh, ya! Kenapa gue gak dilahirin di Singapura aja? 'Kan kali aja wajah anaknya ini mirip Justin Bieber," celoteh Rio disusul decakan di akhir kalimatnya.
Sedangkan Rizal dan yang lainnya dibuat melongo oleh cerita Rio barusan. Ada beberapa siswa juga yang tengah menahan tawa karena tak sengaja menguping pembicaraan kelompok Rio. Mengapa Rizal dipertemukan dengan teman sekonyol Rio? Gayanya yang berkacamata dan selalu rapi membuat orang beranggapan bahwa Rio murid yang pandai, nyatanya semua itu berbanding terbalik. Rio yang hobi membolos, Rio yang tak pernah mendapat peringkat, dan Rio yang hobi bermain game online.
"Emang pas waktu jadi embrio lo bisa ngomong Bahasa Inggris?" tanya Rizal dengan nada mengejek.
"Ya, gaklah!" jawabnya lantang.
Mira menatap malas ke arah Rio yang kembali memainkan ponselnya. "Ck, buang-buang waktu aja. Nyesel gue denger lo cerita. Nih, kerjain! Gue sama Keysha mau ke toilet. Gue balik harus udah selesai," pesan Mira, tatapan tajamnya menyiratkan kekesalan pada Rio.
Keysha dan Mira meminta izin pada Bayu, si Ketua Kelas. Setelah mendapat izin, kedua gadis itu berjalan meninggalkan riuhnya kelas XI IPA 1. Sementara itu, Rizal dan Rio malah saling oper-operan lembar tugas kelompok mereka. Salah satu dari mereka tak ada yang ingin mengalah dan mengerjakan tugas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINIMASA (END)
RandomMakhluk bumi, waktu bersamamu memang singkat, tapi cukup melekat. Hingga kau berada di ujung hayat, aku menyalahkan waktu karena tidak mempertemukan kita sejak dulu. Bersamamu memang sendu tapi tanpamu lebih terasa membelenggu. Aku pernah bertaruh d...