H A P P Y
R E A D I N G"Argh...." Farel meringis akibat cubitan Nafisya, yang bukan main kuatnya.
"Lagi-lagi ni cewek," batin Farel seraya melihat gadis itu, dengan tatapan jengah.
"Kenapa Ada yang sakit?" tanya Dokter yang berada di sebelah kiri brankar sedangkan Nafisya kanan.
"Eh gak dok, saya gak papa." Sahut Farel dengan senyumnya.
"Sini saya periksa keadaan kamu," titah dokter itu seraya menuntun Farel untuk berbaring kembali.
Setelah selesai di periksa.
"Allhamdulillah keadaan kamu semakin membaik, kemungkinan besok kamu sudah boleh pulang." Tutur Dokter itu sembari tersenyum."Udah tidur ternyata." Lanjutnya Setelah dokter itu mendongak menatap wajah teduh Farel, "Sepasang Suami Istri yang tertidur pulas." lanjutnya melihat Farel, Nafisya secara bergantian, sembari tersenyum sebelum keluar ruangan.
Gadis itu memang tertidur, setelah bergelut dengan batinnya sendiri.
Matahari pagi menyapa dua insan yang sedang tidur.
Nafisya menguap ia terbangun dari tidurnya.
"Ya ampun udah jam segini." Gadis itu melihat jam yang melingkar di lengan nya, yang menunjukkan pukul 07.00.
"Pake ketiduran segala lagi." Lanjutnya menggerutu."Untung dah gue baru pulang traveling, jadi gak di cariin," ucap gadis itu sembari ketawa kecil.
Sebelum gadis itu ke bandara, ia memang sempat traveling ke kota Bali, bersama sahabatnya.
"Tapi tetep aja gue harus was-was di kandang harimau." Batin Nafisya sembari melirik ke kiri dan ke kanan untuk berjaga-jaga supaya papinya tidak melihatnya.
Lalu sorot matanya menangkap sebuah kotak yang berisi sate di bawahnya.
"Astaga tu sate gue jadiin guling tadi malam." Sarkasnya sembari memukul jidatnya.Selang beberapa detik ia ketawa terbahak-bahak, setelah sudut matanya menangkap baju pasien, yang Farel kenakan, ternodai tusuk sate milik dirinya.
Setelah puas menertawai Farel, kini dirinya menertawai nasib dirinya sendiri, yang di lupakan oleh sahabat kecilnya.
"Farel-Farel, bisa-bisanya lo lupa sama gue!" batin gadis itu seraya tersenyum getir.
Mata gadis itu menatap intens wajah Farel, yang masih tidur.
"Udah gede ya Lo, udah nggak ingat lagi sama gue." Gumam Nafisya, tangannya naik, merapikan anak rambut Farel.
Farel mengerjapkan matanya, "eh Lo mau ngapain haa?" ketus Farel melihat gadis itu.
"Eh jangan negatif thinking deh lo." Jawab Nafisya.
"Terus sekarang ngapain?" tanyanya dengan mata melirik ke atas, yang terdapat tangan gadis itu, yang masih setia membelai rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...