28~✨Polos✨

9 4 0
                                    

                          H A P P Y                                                 .   R E A D I N G

Farel yang baru mengetahui siapa penelepon asing itu, jarinya langsung dengan cepat melakukan panggilan Vidio di nomor yang tadi.

"Astagfirullah lupa," ucap Farel tangannya naik untuk menanggalkan alat bantu pernapasan, yang masih bertengger di hidungnya itu.

Ia tidak mau membuat gadisnya khawatir. Jika mengetahui dirinya  sedang tidak baik-baik saja.

Sedangkan HPnya ia tergeletakkan di atas kasur, serta kamera yang ia arahkan ke langit-langit kamar.

"Gini ni malah di arahkan ke langit kamar, muka Lo mana woi." Cerocos gadis itu, saat mengangkat panggilan video Farel.

Farel, yang telah selesai dengan kegiatannya tadi, cowok itu pun langsung mengambil ponselnya itu yang  hanya terdengar suara cerocosan gadis itu.

"Assalammualaikum." Ucap Farel di balik layar kamera, yang terlihat jelas wajah gadis itu, yang tampak kusut.

"Waalaikumussalam." Jawab gadis itu cepat, dengan intonasi nada orang kesal.

"Eh kok marah sih, kenapa sayang?" tanya Farel dengan senyumnya.

Bukannya menjawab, karna jantungnya sudah terlebih dahulu berdisco ketika mendengar kata 'sayang', mukanya auto merah tomat yang berusaha ia sembunyikan, serta senyum yang ia tahan-tahan.

Ini kali pertama cowok itu memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

"Itu kenapa mukanya kok merah gitu? Kamu nggak papa kan, lagi sakit atau gimana?" tanya Farel bertubi-tubi, dengan raut wajah khawatir.

"Ah bodoh." Batin Nafisya, mengumpat cowok polos itu.

"Nggak aman Rel, nggak aman." Ketusnya. Membuat Farel semakin bingung.

"Nggak aman apanya? kamu dalam bahaya?" tanyanya.

"Jantung gue nggak aman." Lanjutnya membuat wajah cowok itu tegang.

"Ka-kamu sa-sakit Ra?" timpalnya dengan terbata-bata, serta dengan raut wajah yang tampak khawatir.

Sedangkan gadis yang berada di balik layar ponselnya itu hanya menahan geram dan sesekali dirinya ingin ketawa. Namun, di tahan.

"Jawab Ra," ucap Farel lagi yang membuyarkan lamunan gadis itu.

Nafisya hanya diam saja, untung Farel sabar menunggu jawaban gadis itu.

Nafisya bingung mau menjawab apa, di saat Farel terus memaksanya menjawab dengan muka paniknya itu. Nafisya yang melihat itu, rasanya gadis itu ingin sekali mencakar muka tampan Farel, untung saja virtual.

Dan tidak mungkin mendeskripsikan secara jujur pada cowok itu, bisa-bisa Farel GR.

Detik selanjutnya ide elakan terlintas di kepalanya, gadis itu ketawa, "Selamat anda kena prank." Katanya seraya masih tertawa.

Farel melengos seraya berucap, "Allhamdulillah." Kata Farel, seraya menyingkirkan pikiran negatif yang sempat terlintas di kepalanya.

"Aneh emang kena prank kok allhamdulillah." Jawab Nafisya.

"Nggak lucu ya pranknya," ucap Farel seraya terkekeh.
Membuat gadis itu pun ikut tertawa bersamanya.

"Abang." Teriak Keyra, yang baru saja memasuki kamar abangnya itu.

Farel menoleh dan mendapati adiknya tengah berlari kecil ke arahnya.

Keyra melengos saat tiba di tepi ranjang,
"Yah lagi nge-bucin," ucapnya, lalu berbalik arah berniat untuk keluar lagi.

Namun saat baru beberapa langkah, tangan gadis itu di tahan oleh abangnya.

"Dek mau ke mana?" tanya Farel.

"Mau nge-bucin juga lah." Jawab Keyra asal, sontak Farel langsung melotot ke arah adiknya itu.

"Ah Abang kan nggak rapi." Gerutu Keyra seraya merapikan kembali bandana birunya.

Gadis itu memang selalu memakai bandana birunya, serta rambut yang ia biarkan tergerai. Dan itu membuat Farel dengan mudahnya membuat gadis itu kesal dengan mengusik bandana itu.

"Biarin." Jawab Farel seraya terkekeh, tapi ia tidak akan membiarkannya begitu saja apa yang telah ia rusak pasti akan ia perbaiki.

"Sini biar Abang benarin lagi." Ucap Farel lalu tangannya naik membenarkan Bandana itu serta merapikan kembali rambut sang adik.
Ini sudah menjadi sarapannya sehari-hari.

"Nih udah cantik." Ucap Farel.

Tanpa berkata-kata lagi Keyra langsung pergi dengan perasaan dongkolnya.

"Rel." Panggil Nafisya yang masih aktif di panggilan video itu.

"Iya." Jawab Farel.

"Siapa?"

"Biasa bocil."

Keyra yang masih belum keluar, dan dapat mendengar itu hanya melototkan matanya ke arah abangnya itu.

"Owh Keyra." Timpal Nafisya yang paham siapa yang di maksud.

"INI BENAR-BENAR KETERLALUAN!" murka Adista, Sampai suaranya terdengar sampai ke kamar Farel.

Farel yang mendengar itu ia hanya mengucap istighfar dalam hati.

"Rel udah ya, Lo jangan lupa istirahat." Ucap Nafisya yang ikut mendengar perdebatan di rumah Farel, hal itu membuat ia harus mengakhiri panggilan vidionya.

"Iya, kamu juga ya habis ini langsung tidur udah malam, dan jangan lupa surah al-mulknya ya," ucap Farel dengan senyumnya dan di balas senyuman oleh gadis itu seraya mengangguk.

"Assalammualaikum." Nafisya memberi salam.

"Waalaikumussalam." Jawab Farel.
Dan akhirnya panggilan video itu berakhir, yang telah di akhiri oleh Nafisya.

                    To be continue

Thanks for you readers 💙

Lebih Dari Bintang  [ Selesai  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang