15~✨Ribut✨

30 20 21
                                    

                             HAPPY
                          READING

"Lepas!" titah Prastama kepada anaknya itu untuk melepaskan cincin tersebut.

"Nggak mau," balas Farel.

"Gak nyangka gue, sampai saat ini lo masih pakai cincin itu," batin Nafisya tertegun melihat Farel masih menggunakan cincin pemberiannya dulu.

Prastama, yang melihat itu merasa geram. Baru saja ia hendak mencabut paksa cincin itu, tangannya sudah di tepis langsung oleh Nafisya.

"Nafisya," tegur kedua orang tuanya. Namun, tidak di gubris olehnya.

"Maaf om saya lancang, biarkan saja cincin itu gak usah di lepas," Nafisya memberi pendapat.

"Baik kalo begitu mau kamu," sahut Prastama.

"Gue semakin yakin lo orangnya," batin Farel, seraya melihat sekilas ke arah gadis di depannya ini, lalu beralih melihat cincin dengan desain yang elegan. Cincin itu terlihat sederhana. Namun, bermakna.

                              ****

Setelah memutuskan bahwa pernikahan keduanya berlangsung 3 hari lagi. kini dua laki-laki beda generasi itu sedang berada di dalam mobil.

Hening tidak ada, yang membuka suara,  Prastama yang fokus menyetir.
Sedangkan Farel sibuk mengotak-atik hpnya melihat-lihat album.

"Seharusnya kamu itu tidak di lahirkan!" kata-kata Prastama lolos begitu saja, pandangannya masih fokus menyetir.

Farel yang mendengar itu pun lantas menoleh ke papanya dengan tatapan sulit untuk di artikan "Hidup adalah pilihan dan pembelajaran pa, kalau papa nggak pernah menginginkan Farel ya udah nggak papa," sahut Farel dengan luka yang begitu dalam di hatinya.

"Dasar kamu anak pembawa sial!" Sentak Prastama membuat anaknya itu sedikit terkejut.

Farel hanya diam ia tidak menghiraukan perkataan papanya itu. Ia juga tidak mau menghakimi orang yang telah memberinya kehidupan.

"Berhenti!" titah Farel dan langsung di turuti Prastama dengan mengerem mobilnya.

Kemudian anak itu keluar mobil tanpa basa-basi lagi.

Dengan teganya sedetik setelah itu Farel keluar, mobil itu langsung berjalan melewatinya begitu saja.

                               ****

Nafisya, yang sedang melamun seraya merebahkan diri di kasur queen size nya, sambil menatap langit-langit kamar nya.

"Gue nggak nyangka bakalan ketemu sama lo lagi Rel," batinnya.

"Setelah bertahun-tahun lamanya gue mendam ini sendirian, gue nyariin lo di saat lo tiba-tiba hilang dan nggak muncul lagi ntah kemana," lanjutnya seraya ketawa getir.

"Tapi di saat lo udah kembali, tiba-tiba semesta mengubah ini semua dalam satu waktu, lo udah gak inget gue its okay." Batinnya lagi tanpa sadar mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

"Sya," panggil seseorang dari arah pintu membuyarkan lamunan gadis itu.

"Iya masuk," sahutnya.

"Cie..cie.. Ada yang lagi berbunga-bunga nih," goda Kevin.

"Apaan sih bang," gadis itu tersipu malu.

Kevin yang sedang duduk di kasur bersebelahan dengan Nafisya yang masih berbaring. Melihat mata adiknya itu yang terlihat sembab.

"Lo kenapa?"

"Gak papa," elak Nafisya.

"Cengeng," desis Kevin lalu beranjak dari kasur.

"Emang." Balas Nafisya. Lalu bola mata gadis itu menangkap sebuah cemilan miliknya di tangan Kevin.

"Abang....." pekik Nafisya cetar membahana.

"Satu aja ya, adek abang yang imut," pinta Kevin sebelum lari menghindar dari amukan adeknya itu.

"Mami..papi... Bang Kevin ambil jajan Fisya." Pekik gadis itu seraya mengejar abangnya.

Arya dan Manda, yang sedang berada di ruang tengah pun hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tom & jerry itu.

"Abang suka ganggu, adek gak mau ngalah, indahnya demo di rumah ini," celetuk Arya di iringi gelengan. Ia hampir saja tersedak di saat hendak minum kopi gara-gara pekikan anak gadisnya itu.

                            ****

Hari sudah hampir malam tapi Farel belum juga pulang dirinya saat ini sedang berada di rooftop di sebuah gedung tua.

Laki-laki itu mendongak menatap hamparan senja, yang begitu indah.
"Dari senja gue bisa tahu bahwa keindahan itu hanya bersifat sementara,"
ujar Farel seraya tersenyum getir.

Tiba-tiba datang seseorang dari arah belakang, yang langsung menarik kerah baju Farel. Sehingga dirinya yang sedang duduk itu pun sontak langsung berdiri dan HP yang ia pegang sejak tadi terjatuh, serta memperlihatkan sesuatu di dalam HPnya tepat di sebuah album.

                      To Be Continue

Thanks for you readers💙

Lebih Dari Bintang  [ Selesai  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang