Happy
ReadingUrutan acara satu per-satu telah terlaksana mulai dari pemasangan cincin hingga pembacaan buku nikah.
Kini di lanjutkan dengan acara penerimaan mahar, Farel meraih mic yang telah di berikan.
Farel akan membacakan sebuah hafalan surah Ar-rahman yang telah ia siapkan dari jauh hari, untuk pendamping hidupnya dan ternyata Nafisya lah yang akan menerima sebuah mahar tersebut.
Lantunan surah Ar-rahman yang di bacakan Farel benar-benar indah, suara cowok itu sangat merdu membuat Nafisya yang mendengarnya tak bisa berkata-kata.
Nafisya tidak menyangka bahwa mahar yang di terimanya berupa surah yang sering ia bacakan bersama Farel sejak kecil, hingga sekarang pun gadis itu masih mengamalkan surah tersebut.
Para tamu undangan yang melihat dan mendengarnya menatap kagum mempelai prianya, apa lagi ibu-ibu yang mengharapkan mendapat menantu seperti Farel, gantengnya dapat, shalehnya juga dapat masyaaAllah.
Setelah semuanya selesai barulah mereka menuju ke pelaminan yang terletak di sebuah taman di depan Masjid tersebut.
Taman itu sangat indah, dengan dekorasi yang bertemakan alam membuat sejuk pemandangan.
Di tambah lagi di sampingnya terdapat danau.
Kedua pengantin itu tengah berdiri untuk melayani setiap tamu undangan.
Nafisya gadis itu seperti mencari-cari seseorang, pandangannya melihat kesana-kemari namun tak kunjung ketemu.
"Bang Kevin benar-benar nggak datang ke acara pernikahan gue." Batinnya sendu.
Farel yang menyadari perubahan ekspresi Nafisya itu pun, ia menoleh sebentar sebelum tamu kembali ada.
"Ra kenapa?" tanyanya
"Bang Kevin Rel," jawabnya.
Farel yang mengerti akan hal itu pun, ia langsung mengangguk faham.
Lalu tersenyum dan mengangkat dua jarinya ke atas.
Bertepatan dengan itu datanglah seorang laki-laki gagah menghampiri mereka.
Nafisya yang masih menunduk menyembunyikan kesedihannya, sampai tidak menghiraukan seseorang yang sedang di depannya ini.
"Hei adik abang kok sedih gitu sih," panggil seseorang yaitu Kevin.
Terasa suara yang sangat familiar itu masuk ke dalam gendang telinganya, gadis itu akhirnya langsung mendongak.
Terlihat seorang laki-laki tampan yang memakai jas berwarna hitam.
Nafisya meneteskan air matanya terharu, lalu dengan cepat ia masuk ke dalam pelukan Kevin setelah Kevin merentangkan tangannya.
"Maafin Abang ya Sya," ucapnya.
"Iya gue udah maafin lo kok," jawabnya yang tidak memakai embel-embel Abang.
Kevin cemberut mendengar adiknya itu memanggilnya dengan tidak sopan sekali.
Nafisya yang menyadari itu ia hanya ketawa-ketawa pelan, lalu memperbaiki kesalahannya, "Iya, bang jangan ngambek gitu adek nggak suka." ucapnya sambil ketawa geli.
Pelukan pun terurai, Kevin yang terlanjur geram dengan adiknya ini ia pun tak segan-segan memberi benda hangat yang hampir mengenai seluruh wajah adiknya itu.
Setelah itu dengan wajah cemberutnya, Nafisya mengelap-ngelap wajahnya dengan tisu yang terletak tidak jauh darinya.
Nafisya menyumpah serapahi Kevin yang telah menunjukkan kelemahannya di semua orang.
"Jahat!!!" Sarkas Nafisya yang masih mengelap wajahnya.
Kevin hanya tersenyum simpul melihat adiknya itu. Ia tahu Nafisya paling tidak suka di cium.
"Rel Lo nggak bisa dapat jatah itu Rel, kalo mau cari aja yang lain," ucap Kevin enteng.
Farel hanya ketawa kecil saja, sedangkan Nafisya yang mendengarnya ia langsung menginjaki kaki abangnya itu.
"Aww!"
"Rasain wlee."
"Astagfirullah kamu berdosa banget dek," ucap Kevin dengan gaya dramatis miliknya. Nafisya hanya memutar bola matanya malas.
Sedangkan Farel cowok itu tampak celingak-celinguk seperti mencari seseorang.
"Ayah mana ya?" Monolognya sambil melihat ke sekitar.
Yang di maksud ayah itu adalah Alexander, Farel diam-diam mencari tahu tentang keberadaan ayahnya, cowok itu berharap agar orang tua kandungnya datang ke acara pernikahannya.
Walaupun tak kunjung ketemu, tapi ia yakin undangan itu telah sampai ke pemiliknya.
Waktu itu Farel tidak sempat menemui Alexander, dan hanya bisa menitipkan undangan itu ke satpam yang berada di rumah Alexander.
"Rel?" Panggil Nafisya yang tengah memperhatikan Farel.
Farel yang tersadar dari lamunannya pun akhirnya menoleh, "Iya Ra? Eh Bang Kevin mana?" Tanyanya balik, setelah menyadari Kevin yang sudah tidak ada di tempat mereka.
"Itu udah di sana biasa ngumpul sama temennya." Perjelas Nafisya membuat Farel mengangguk.
Nafisya berdehem pelan, "Lo kenapa?"
"Nggak papa," jawab Farel singkat, Nafisya belum mengetahui perihal ini semua.
Nafisya hanya ber-oh ria saja. Namun, dalam hatinya ia merasa ada yang janggal.
To be continue
Thanks for you readers 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...