Happy
ReadingHari sudah berganti Siang, Saat ini Farel dan Nafisya sedang menuju ke rumah baru mereka.
Nafisya yang tampak duduk di samping Farel, tatapannya kosong lurus ke depan. Sesekali ia melihat Farel yang tengah fokus menyetir.
Tidak ada yang membuka suara sedari tadi, hanya keheningan yang menyapa keduanya.
"Kok berhenti?" tanya Nafisya ketika mobil, tiba-tiba berhenti di sebuah toko ice-cream.
"Mau beli ice-cream," jawab Farel lalu keluar dari mobilnya, tanpa mengajak cewek itu.
"Dih nyebelin beli nggak ngajak-ngajak, mana gue di tinggal sendiri lagi!" Gerutu Nafisya setelah di tinggal pergi begitu saja dan melihat Farel dengan entengnya memakan ice-creamnya sendirian.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kaca mobilnya.
Nafisya yang sedang mendengar sebuah podcast di aplikasi Spotify miliknya, dengan kedua telinganya telah tersemat sebuah earphone. Cewek itu langsung membuka kaca mobil, ketika ada yang mengetuk kaca itu.
Terlihatlah seorang badut lucu dengan kostum beruang. Di tangannya terlihat sebuah ice-cream, badut itu langsung menyodorkan ice-cream itu pada Nafisya.
Nafisya ragu-ragu untuk menerimanya, "i-ini untuk gue?" tanyanya memastikan dan badut itu langsung mengangguk.
Gadis itu langsung keluar dari mobil sambil tersenyum sumringah, "Wah makasih," ucapnya girang saat menerima sebuah ice-cream rasa strawberry itu, lalu memakannya.
Badut itu mengangguk, sambil memperhatikan wajah cewek di depannya ini saat memakan ice-cream dengan begitu lahapnya.
Nafisya tiba-tiba ketawa kecil di tengah-tengah memakan ice-creamnya, "Rel-Rel makan ice-cream sendirian, gue juga dapat kali." Monolognya, dengan mimik wajah seceria mungkin.
Badut itu hanya menggelengkan kepalanya saja, saat melihat gadis itu makan ice-cream belepotan seperti anak kecil.
Nafisya yang tengah asik melahap ice-creamnya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan sebuah tisu yang tiba-tiba menempel di sudut bibirnya.
Nafisya mendongak dan mendapati Farel yang telah melakukan ini semua. Farel yang di lihat itu pun hanya tersenyum. Tatapan mereka bertemu sebelum akhirnya cewek itu mengalihkan pandangannya kebawah.
Nafisya dapat melihat jelas bahwa kostum badut lah yang telah di pakai suaminya itu.
Gadis itu terkekeh kecil melihat kelakuan Farel, "Lo apaan sih pake begituan," ujarnya di sela-sela tawanya.
Farel yang melihat Nafisya merasa gemas cowok itu pun langsung mengulek-ulek muka Nafisya.
"Buat hibur kamu sayang," ucapnya, "Habisnya kamu jutek mulu dari tadi, Arel kan nggak suka liatnya." Lanjut Farel sambil mengakhiri aktivitasnya yang mengulek-ulek muka Nafisya.
Nafisya yang mendengar itu hanya tersipu malu, wajahnya memerah. Ia berdehem, "Makanya kalau nggak suka jangan pernah pergi tanpa pamit lagi!" Sentaknya membuat Farel tak enak hati dan paham bahwa cewek itu masih belum bisa melupakan kesalahannya.
"Iya nggak akan pernah pergi lagi. Karna udah ada kamu, sebagai rumah ternyaman aku," ucapnya sambil mengacak-acak rambut cewek itu.
Nafisya hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis.
"Yaudah yuk masuk." Ajak Farel, Nafisya yang tengah memakan ice-creamnya hanya menganggukkan kepalanya kecil.
Setelah sampai di pintu masuk, Nafisya kembali tertawa melihat kostum yang masih di pakai Farel, "Rel kostum Lo nggak ganti?" tanyanya sambil tersenyum geli.
"Nggak," jawab Farel, "Biar keliatan keren." Lanjutnya sambil menyisir rambutnya ke belakang.
Nafisya yang mendengar itu hanya terkikik geli.
***
"Hallo, om aku cuma mau kasi tahu, kalau Farel dan Nafisya udah pindah rumah." Lapor seseorang yang terlihat sedang menelfon seseorang di seberang sana.
"Bagus terimakasih informasinya," jawab Alexander.
"Oh ya satu lagi om, ingatan Farel telah kembali." Lanjutnya sambil tersenyum miring, memikirkan hal apa yang bisa di buat untuk menghancurkan sahabatnya itu.
"Berita yang menarik." Jawab Alexander lagi sambil tersenyum menyeringai.
"Sekarang kamu cari tahu lokasi rumah baru mereka, terus kirim ke om!" Titah Alexander.
"Iya om," jawabnya. Lalu sambungan telfon di putuskan sepihak oleh Alexander.
***
Saat dalam perjalanan, Nafisya tidak henti-hentinya memandang Farel yang tengah menyetir mobil.
Gadis itu sesekali terkikik geli, melihat kostum yang di pakai Farel.
"Kenapa ngeliatin terus, aku ganteng ya?" celetuk Farel setelah sadar di perhatikan, cowok itu menaik turunkan alisnya berniat menggoda.
Nafisya hanya memutar bola matanya malas, "Nggak sih b aja, gue cuma nggak habis pikir cewek secantik gue bisa nikah sama lo cowok aneh tapi nyata." Jawab Nafisya sambil mengeluarkan unek-uneknya.
Farel hanya terkekeh pelan mendengar penuturan gadis itu.
"Tapi suka kan? Iya kan?" godanya lagi.
"Nggak!" jawab Nafisya langsung sambil membuang mukanya, yang sudah tampak memerah.
Farel hanya membalas dengan senyumannya saja.
Namun tiba-tiba cowok itu teringat akan sesuatu, "Ini tanggal berapa?" tanyanya pada gadis itu.
Nafisya hanya mengusap dadanya sambil mengucapkan istighfar, "Udah aneh, pikun, nasib-nasib," ucapnya meratapi nasibnya.
"Ih serius Ra."
"Tanggal 2 November, dasar suami pikun," jawab Nafisya sambil mencaci maki.
Farel tidak menghiraukan cacian yang menimpanya, karna cowok itu tahu bahwa semua orang bebas untuk menilai dirinya.
"Astagfirullah hampir lupa." Celetuk Farel sambil menepuk jidatnya.
"Kenapa?" tanya Nafisya kepo.
"Anak aku ultah," jawab Farel enteng.
"Lo, udah punya anak haa?" tanya Nafisya dengan suara yang melengking, dan mata yang melotot.
To be continue
Thanks for you readers 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...