47~✨Panti asuhan ✨

1 2 1
                                    

                               Happy
                             Reading

Siang ini mereka telah tiba di panti asuhan Kasih Mulia.

Yang tadinya mereka terlihat berdua saja, kini mereka telah membawa satu nyamuk.

Farel dan Nafisya hanya pasrah saja, melihat adik mereka yang sedang duduk di belakang sambil memainkan sebuah boneka panda berukuran jumbo yang baru saja ia dapatkan.

"Bang kok berhenti?" tanya Keyra setelah sadar mobil berhenti.

Farel yang tengah memperhatikannya lewat kaca mobil itu pun seketika menoleh kebelakang.

"Iya nih udah Sampe," jawab Farel.

Keyra yang mendengar itu sontak langsung keluar mobil.

Sedangkan Farel hanya memijat pelipisnya melihat perilaku adiknya itu.

Lalu cowok itu menoleh pada Nafisya, yang tampak sedang memainkan ponselnya.

Senyum manis terbit di wajah cowok itu, tangannya tampak mengambil sesuatu di laci mobil.

Setelah mendapatkan benda mungil itu ia pun langsung menggoyang-goyangkan boneka beruang berukuran mini itu di depan wajah Nafisya yang tengah asik melihat ponselnya.

Seketika sorot mata cewek itu, melihat sebuah boneka yang tampak sedang berayun-ayun.

Nafisya langsung mendongak. Dan saat itu Farel menempelkan boneka beruang berwarna coklat di wajahnya.

Nafisya yang melihatnya hanya tersenyum tipis, "Farel-Farel ada-ada aja." Batinnya.

Gadis itu hendak mengambil boneka itu. Namun, tertahan oleh tangan kekar Farel.

"Eits nggak gratis," ucapnya membuat Nafisya berdecak kesal.

"Lo maunya apa sih?" tanya gadis itu dengan perasaan dongkolnya.

Farel berdehem dengan wajah yang masih bersembunyi di balik boneka.
"Senyum dulu dong kek boneka ini." Titahnya membuat Nafisya terkekeh geli.

"Oke ni, gue senyum." Putusnya membuat Farel langsung mengintip di balik muka boneka itu.

"Nah gitu dong."

Setelahnya Nafisya langsung mengambil boneka itu.

Farel pun terkekeh melihatnya.

"Lo ngapain masih berjongkok di depan gue?" tanya Nafisya sambil menatap sinis sang empu.

"Ya nggak papa cuma pengen liat wajah kamu lebih dekat aja, apalagi senyum kamu yang limited edition itu," jawab Farel seraya terkekeh kecil.

Nafisya melihat jengah Farel yang berada di depannya ini, "Tapi ya Bo--"

"Abang!!" teriak Keyra ketika membuka pintu mobil, sekaligus memotong pembicaraan Nafisya.

Deg

Farel yang baru saja hendak bangkit dari jongkoknya itu, ketika mendengar teriakan Keyra membuat tubuhnya limbung menimpa Nafisya.

Keyra yang melihatnya 
sontak langsung menutup kedua matanya, "Ih Abang di tungguin, malah asik pacaran di mobil!" kesalnya.

Keyra mendumel. Namun, tidak di dengar oleh dua manusia itu.

Mata Nafisya membola kala melihat Farel yang tepat di depannya dengan jarak sedekat ini, jantungnya berdebar kencang.

Keduanya bertatapan dalam diam, menikmati getaran indah yang tercipta di antara kedekatan mereka.

Deheman keras oleh Keyra akhirnya menjadi pembuyar kesadaran di antara keduanya.

Setelahnya cowok itu tersenyum hangat. Namun, tidak bagi gadis itu, wajah gadis itu terlihat seperti tomat.

Masing-masing memutuskan kontak matanya.

Farel kembali menegakkan tubuhnya dan balik duduk.

"Bang ayo." Ajak Keyra yang sudah merasa kesal akibat jadi nyamuk dalam drama perbucinan ini.

"Oh iya dek," jawab Farel.

Setelahnya Nafisya melihat Farel yang sedang duduk di kursinya. Laki-laki itu tampak seperti sedang mengatur nafasnya. Dan terlihat keringat yang bercucuran di wajah Farel, yang langsung membuat Nafisya heran.

"Ya Allah ada apa ini, rasanya sakit." Batin Farel merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Farel yang menyadari sedang di perhatikan itu pun menoleh, "Kamu kenapa Ra liatin aku sampe segitunya?" tanyanya merasa heran dengan tatapan menyelidik yang di berikan cewek itu.

"Kamu kenapa Ra, kamu kenapa Ra." Ulang Nafisya dengan nada ejekan.

"Seharusnya gue yang nanya, Lo kenapa? Lo sakit?" tanya Nafisya.

Farel langsung menggelengkan kepalanya, "Nggak kok aku baik-baik aja," jawabnya walaupun dirinya sendiri merasa tidak baik-baik saja. Ia berbohong hanya karna tidak mau bikin wanitanya khawatir.

Nafisya berdehem tangannya mengambil tisu yang berada di mobil.

Dengan lembut gadis itu mengelap keringat di wajah Farel.

Farel pun terpatung di tempat sambil menatap intens istrinya ini.

Nafisya yang merasa di tatap seperti itu,  langsung membalas tatapan Farel sekilas, sebelum membuang pandangannya.

Nafisya berdehem, "Lo yakin mau ketemu anak lo itu? dengan kondisi lo sekarang?" tanya Nafisya memastikan.

Farel mengangguk antusias, "Iya, Ra aku mau ngucapin selamat ulang tahun buat dia, lagian aku juga udah lama nggak ketemu dia," jawab Farel.

Nafisya hanya menghela nafas gusar.

"Udah bucinnya?" Celetuk Keyra yang sedari tadi berdiri di samping pintu mobil sambil berkacak pinggang.

Farel dan Nafisya yang melihat Keyra hanya membalas dengan gelengan kepalanya secara kompak.

                  To be continue

Thanks for you readers 💙

Lebih Dari Bintang  [ Selesai  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang