H a p p y
R e a d i n gPagi ini Nafisya sibuk merapikan lemari bukunya yang berisi berbagai macam novel yang telah ia baca.
Gadis itu sedang berada di rumah, setelah kedua orang tuanya mengatakan bahwa dirinya akan di bebaskan untuk menentukan masa depannya asal itu baik. Mendengar pernyataan itu Nafisya sangat lah senang bahwa dirinya tidak akan lagi berurusan sama si merah. Secara ia memiliki hemophobia, hanya saja ia sangat gengsi untuk menyatakan itu kepada orang tuanya.
"Yah stok novel gue habis," Nafisya mendengus kesal, setelah merasa bahwa novel-novel tersebut telah habis ia baca.
"Ntar malem deh gue beli," ucap gadis itu seraya merebahkan tubuhnya ke atas kasur queen sizenya.
"Bosen," keluh gadis itu.
Lalu dirinya beranjak dari kasur, berniat memasuki kamar abangnya itu.
Gadis itu hanya berdua saja dengan abangnya, sedangkan kedua orang tuanya sudah pergi berangkat kerja.Cklek.. Gadis itu membuka knop pintu.
Yang menampakkan jelas abangnya itu sedang bermain PS."Bang," panggil Nafisya
"Hmm.." sahut Kevin sibuk dengan gamenya. Mumpung ini adalah hari libur kerjanya.
"Bosen," rengek Nafisya, yang sedang duduk di kasur Kevin.
"Hmm.." sahut kevin lagi.
"Ham hem ham hem," dumel gadis itu menahan geram saat dirinya berbicara hanya di balas dengan slow respon.
"SYA!" bentak Kevin saat tangan mungil adeknya itu merampas remote controll yang berada di tangannya.
"Ya kan kalah," desis Kevin.
"Biarin wlee." Ledek gadis itu seraya menjulurkan lidahnya.
Kevin hanya menahan geram, jika saja adeknya itu bukan cewek, sudah di pastikan sedang terjadi baku hantam.
"Terus mau ngapain kamu?" tanya Kevin.
Sebelum menjawab gadis itu hanya mesem-mesem tidak jelas. "Main sepeda."
Kevin hanya memutar bola matanya malas, sudah di pastikan jika adekya itu mengajak untuk balapan sepeda. Yang ia gedeg jika Nafisya terjatuh, yang di salahkan sama orang tuanya ya abangnya.
"Nggak ah nggak mau." Tolak Kevin.
"Oh gitu ya oke nggak papa, tinggal sya bilangin aja sama kak Gina kalau---"
"Assalammualaikum," Salam seseorang dari arah luar, memotong ucapan Nafisya.
Sontak gadis itu langsung berlari kegirangan keluar kamar.
"Ah selamat," lega Kevin dari ancaman adiknya itu. Lalu ia langsung menutup pintu kamar sekaligus menguncinya, supaya tidak ada lagi yang mengganggu hari liburnya.
"Waalaikumussalam," sahut Nafisya seraya membuka pintu. Matanya ber binar-binar saat melihat anak kecil, yang berada di gendongan wanita paruh baya itu.
"Masuk dulu tan," lanjutnya mempersilahkan wanita paruh baya itu masuk.
"Nggak usah Sya, tante cuma mau minta tolong jagain Acha ya Sya," pinta wanita paruh baya itu yang merupakan adik dari maminya.
"Iya tan," Sahut Nafisya dengan senang hati.
"Makasih Sya, mungkin tante besok akan jemput Acha kalau sudah selesai meeting di luar kota." Jelas tante Kila.
"Sama-sama tan."
"Yaudah, salam buat papi mami kamu ya," Kata Kila seraya menyerahkan anak kecil itu ke Nafisya.
"Okay tan." Jawab Nafisya.
Setelah di rasa tantenya itu sudah pergi. Gadis itu berniat untuk mengajak bayi yang berumur kisaran 1 tahun, untuk keliling kompleks.
"Baby Acha main sama kakak Fisya dulu yah," ujar Nafisya seraya berjalan untuk berkeliling.
Baby Acha, yang berada di gendongan gadis itu pun hanya merespon dengan senyum serta diiringi ketawa kecilnya yang lucu.
Nafisya sangat senang bisa bermain sama baby Acha, secara ia emang menyukai anak kecil.
Beberapa menit kemudian, dirinya telah berada di sebuah taman, yang cukup memanjakan matanya dengan hamparan rumput hijau serta beberapa bunga yang ikut menghiasi taman tersebut.
Gadis yang sedang duduk di bangku taman itu pun sedang asik bermain dengan baby Acha.
Tanpa sadar seorang badut datang, yang langsung membuat baby Acha menangis.
Gadis itu menelan susah payah salivanya, sungguh ia tidak bisa menenenangkan baby, yang sedang menangis ini.
Tangisan semakin menjadi-jadi membuat Nafisya berinisiatif untuk ke supermarket, yang berada di depan taman, untuk membelikan sesuatu yang bisa meredakan tangisan itu.
"Cup..cup..cup diam ya," Nafisya mencoba menenangkannya selama perjalanan menuju ke supemarket.
Setibanya di supemarket, dirinya tampak kebingungan mau beli sesuatu apa yang bisa menenenangkan bayi itu.
Nafisya hanya bisa bermain-main sama bayi, tapi kalau soal menenangkannya di saat nangis ia belum bisa.
Sedetik kemudian, langkah kakinya berjalan menuju kulkas. Dan saat ingin membukanya, tangan itu berpapasan dengan tangan seseorang yang memegang knop kulkas itu juga.
Sehingga tangan keduanya menempel menjadi satu.Nafisya dan orang itu sontak langsung menoleh secara bersamaaan hingga saling menatap satu sama lain.
To Be Continue
Thanks for you readers💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...