H a p p y
R e a d i n g"Farel."
"Nafisya."
Ujar keduanya secara bersamaan.
Setelah itu mereka melepaskan tangannya dari knop pintu kulkas.
"Duluan aja." kata Farel mempersilahkan Nafisya untuk mengambil sesuatu di kulkas itu.
Tangisan bayi itu pun semakin kuat, sehingga banyak pasang mata yang melihatnya.
"Eh iya." Sahut Nafisya seraya membuka kulkas itu.
"Sini biar gue coba nenangin dedeknya!" titah Farel saat dirinya melihat Nafisya seperti sangat kerepotan.
Gadis itu pun hanya mengangguk seraya menyerahkan Baby Acha ke Farel. Cowok itu pun menerimanya dengan senang hati.
"Iyah, jangan nangis lagi ya anak baik." Ujar Farel membujuk anak itu yang sekarang berada di gendongannya, Seraya mengelus surai rambut Acha penuh sayang.
"Ck..giliran sama Acha aja hangat, giliran sama gue mendadak tuh jadi es." umpat gadis yang di depannya ini seraya menyeruput susu coklat kotak.
"Tapi gentleman sih." Lanjutnya tak berhenti menatap Farel yang sibuk menenangkan Baby Acha.
"Kenapa liat-liat mau di gendong juga?" goda Farel terasa dirinya di lihat terus.
"Gak kok, siapa juga yang liatin lo!" elak gadis itu.
"buset dingin bener tunangan gue." batinnya seraya memanyunkan bibir nya.Farel hanya terkekeh geli liat gadis di depannya ini, sangat imut kalau lagi ngambek.
Saat Baby Acha sudah tenang, lalu Farel mencoba menurunkan nya di ikuti dengan dirinya berjongkok menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.
"Siapa namanya?" Tanya Farel pada Nafisya yang saat ini sedang menyodorkan susu coklat kotak ke mulut Acha.
"Acha." Sahut Nafisya dengan perasaan dongkol.
"Hai Acha" Sapa Farel yang hanya di respon dengan ketawa lucu dari anak kecil itu.
"Gemes banget kamu." lanjut Farel lagi seraya mengulek-ulek muka Acha.
Lalu kemudian Farel beranjak dari jongkoknya berniat untuk mengajak anak kecil itu berjalan-jalan keliling supermarket.
"Eh mau kemana?" Tanya Nafisya dengan kesal, saat melihat Farel menyelonong membawa Acha tanpa seizin nya. Dengan Acha yang tengah berjalan di gandeng sama Farel.
"Owh ya lupa," Farel mengambil jeda seraya menepuk jidatnya.
"Ada mamanya yah." Lanjutnya berbicara kepada Acha yang di samping nya itu."FAREL!" pekik Nafisya mengalihkan atensi para pembeli di sini.
Farel yang mendengar itu pun langsung membawa Acha ke dalam gendongannya kembali, lalu ia berlari sekencang mungkin menghindar amukan seorang Nafisya.
"AWAS LO YA!" lanjutnya lagi yang masih mengejar lelaki itu.
"ABANG!" Sarkas seseorang yang berada di tepi rak-rak barang, menghentikan adegan kejar-kejaran tersebut.
Farel menoleh ke belakang dan terdapat sosok adiknya, Keyra tengah berkacak pinggang seraya mengerucutkan bibirnya.
Tadinya Farel dan Keyra memang sedang jogging, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mampir ke supemarket.
Keyra berjalan mendekati abangnya itu seraya meghentak-hentakkan sepatunya.
"Ehm..Key." Ujar Farel heran saat melihat gadis kecilnya ini terlihat kesal.
Sedangkan Nafisya yang berada di belakang Farel ikut menghampiri cowok itu.
"Dedek siapa sih bang?" tanya Keyra dengan perasaan dongkol.
"Lepas nggak!" lanjutnya."Kenapa?" sahut Farel seraya menautkan keningnya heran.
Sebelum Keyra menjawab, Nafisya terlebih dahulu mengambil Acha dari gendongan lelaki itu.
"Mama..mama." kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulut mungil Acha.
"Ha? Mama." Ulang Keyra seraya melihat tak percaya Nafisya yang berada di sampingnya.
"Bukan ini Baby Acha sepupu kakak." Sahut Nafisya menjelaskan.
"Awas lo ya!" batin Nafisya menatap Farel dengan tatapan tajam, karna dia lah yang membuat, anak kecil itu memanggilnya mama.Keyra hanya ber oh-ria saja, lalu berjalan dan langsung mendekap tubuh hangat abangnya itu.
"Kenapa?" Keyra mengulang pertanyaan abangnya yang tadi.
"Karna Key nggak suka abang dekat-dekat sama dedek lain selain Key." Lanjutnya memberi penjelasan seraya mengeratkan pelukannya. Dan di balas tak kalah erat dari Farel.
Mendengar itu Farel hanya terkekeh kecil. "Cemburu kamu?" goda Farel.
"Iiihhh." Keyra hanya memukul-mukul abangnya itu.
"Nggak ada yang boleh ambil abangnya Key." Ujar Keyra yang masih memeluk manja abangnya itu.
Sedetik kemudian pelukan itu pun terurai. Farel mengelus surai rambut Keyra. "Gak ada yang mau ambil, Key.." sahut Farel menenangkan adiknya itu, yang memang sangat over posesif .
"Kamu ini ya, ya ampun..." lanjutnya tak habis pikir dengan adiknya yang satu ini.
Keyra melihat Nafisya yang masih berada di situ. "Kak... kalau mau deket-deket sama abang, jangan bawa-bawa dedek bayi, Key gak suka." Dumel gadis itu yang langsung di balas gelengan oleh keduanya.
Lalu Keyra menautkan jari-jarinya dengan jari abangnya itu. Sebelum beranjak pergi dari situ, Farel masih sempat-sempatnya bermain dengan Acha seraya menoel wajah bayi itu.
Hal itu membuat Keyra tidak kepalang tanggung, langsung menginjak sepatu abangnya itu.
"Argh.." Farel pura-pura kesakitan supaya gadis kecilnya itu puas.
Nafisya hanya terkekeh melihat dua kakak adik itu.
Keyra mendongak menatap manik mata abangnya itu, lalu berkata "Abang cuma satu, dan Key nggak mau bagi-bagi abang!" tegas Keyra takut posisinya tergantikan, seraya menarik-narik lengan abangnya itu, yang tampak telah terhipnotis oleh baby Acha.
"Ulu..ulu..ulu Sayang." Ujar Farel seraya mengacak-ngacak sedikit rambut adiknya yang sedang menariknya ini. Sedangkan Keyra hanya memanyunkan bibirnya lantaran kesal yang tak masuk di akal itu.
"Parah, gimana sama ponakannya nanti." Nafisya bermonolog sendiri seraya melihat punggung keduanya mulai menjauh.
To Be Continue
Thanks for you readers💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...