H A P P Y
R E A D I N GDi suatu markas sedang ada 4 segerombolan manusia.
"Ah gerah banget gue." Celetuk seorang gadis, yang baru saja membuka topengnya.
"Lu habis dari mana aja sih?" tanya seorang laki-laki.
"Biasa menjalankan misi." Jawabnya dengan tersenyum licik.
"Oh jadi gimana?" Tanyanya, sedangkan 2 laki-laki, yang lain hanya ikut menyimak saja.
"Ya gitu, nggak ada orangnya yang ada abangnya." Keluh gadis itu.
"Ya udah kita masih banyak waktu, tenang aja perlahan tapi pasti, mengiris sampai luka itu terlihat nyata." Timpal laki-laki yang bernama Reza itu.
"Sip pasti dong."
Ting
Terdengar suara notifikasi dari aplikasi WhatsApp, Reza pun langsung merogoh saku jacketnya untuk mengambil ponsel itu.
KanayaZa kirimin gue nomornya Farel dong.
Setelah membaca pesan itu, Reza tampak berfikir, "Ngapain si Kanaya minta nomor tu orang." Batinnya.
"Hei kenapa Lo?" Suara berat Geisya membuyarkan lamunan cowok itu.
"Ini Naya minta nomor Farel."
"Oh, kasi aja lah Za, kenapa Lo cemburu?" tanya Geisya terlihat menggoda.
"Apaan dah, mana ada cemburu." Elak Reza, tangannya sambil memainkan ponselnya seraya mengirim nomor Farel pada Kanaya.
****
Ting
Setelah mendengar suara notifikasi, dari ponselnya dengan cepat gadis yang bernama Kanaya itu membuka ponselnya.
Reza
Kepala batu🔪
Kirim pesan|tambah kontak"Ini nih udah di kirim, bentar gue terusin ke-WhatsApp Lo." Ucap Kanaya.
"Oke."
"Udah masukkan?"
"Udah makasih ya."
"Yups sama-sama."
"By the way ini ngeri banget Lo emoj kontak Farel di namain Reza." Celetuk Nafisya, setelah ia melihat-lihat.
"Eh iya ya," timpal Kanaya, "Ah biasa kali Sya temen laki emang suka gitu, agak miring dikit dalam berteman." Lanjutnya memberi pandangan.
"Ah bisa aja Lo," sahut Nafisya, seraya terkekeh.
"Akhirnya sampai juga Sya rumah gue."
Ujar Kanaya saat mobil Nafisya memasuki gerbang rumahnya."Iya huft," Nafisya menghela nafasnya, "Capek juga." Lanjutnya.
"Tapi bahagia nggak nih?" goda Kanaya.
Nafisya hanya membalas, dengan deheman saja.
"Oke, Lo nggak mampir dulu nih?" tanya Kanaya gadis itu saat ini sedang membuka safety beltnya.
"Nggak ah gue langsung pulang aja."
"Oke, mau ngelanjut ya?" godanya lagi.
Nafisya yang paham, hanya memutar bola matanya, "Udah ah bye." Putusnya.
"Bye jangan lupa mimpi indah." Teriak Kanaya ketika mobil Nafisya sudah hampir menjauh.
****
Dret
Dret
Terdengar suara panggilan dari ponsel Farel. Cowok itu masih terbaring, badannya masih terasa sakit.
Di kamarnya tersisa Azkar saja, sedangkan yang lain sudah keluar kamar untuk mengantar Dokter Iwan yang baru saja selesai mengobati cowok itu.
"Ada yang telepon Rel," ucap Azkar, yang tengah duduk di atas kasur, tepat di sebelah Farel, tangannya naik ke atas nakas untuk mengambil ponsel adiknya itu.
"Siapa bang?" tanya Farel.
"Dari nomor yang nggak di kenal nih, mana ngajak VC lagi." Jawab Azkar.
Farel mengerutkan keningnya, "Nomor yang nggak di kenal?" Ulang Farel, seraya berfikir.
"Ya udah bang di reject aja." Putusnya malas ngelayan nomor, yang nggak di kenalnya, emang sudah menjadi kebiasaannya. Apalagi tiba-tiba VC, membuatnya ilfil seketika.
"Oke."
Di sisi lain Nafisya, yang sedang duduk tenang di kasurnya, raut wajahnya berubah kesal ketika Farel menolak panggilan videonya.
"Ih gitu ya bagus..." Gerutunya.
Tapi gadis itu tidak mudah menyerah, jari-jemarinya mulai melakukan panggilan Vidio lagi ke cowok itu.
Sedangkan di sisi lain, Azkar sudah seperti oran,g yang kebingungan sendiri melihat ponsel adiknya itu yang terus berdring. Apalagi ponsel Farel, dirinya yang memegang saat ini.
"Rel orang itu VC Lo lagi," ucap Azkar ketika Farel saat ini sedang meminum air putih.
"Di reject aja bang." Kata Farel lagi kali ini ia di buat sedikit kesal, oleh pelaku.
"Lo ini Rel memang kulkas." Jawab Azkar tangannya menekan tombol tolak.
Dan hanya di balas deheman saja oleh Farel.
"Reject aja teros," Ucap Nafisya frustasi.
"Eh ya ampun gue lupa, Farel kan nggak tau nomor gue," Lanjutnya, seraya menepuk jidatnya itu.
"Untung gue sabar," ucapnya, kali ini cewek itu akan mengirimkan sebuah pesan.
Lo, ya angkat dong ini gue Ayra.....
Send"Rel ada yang ngirim pesan ni." Ucap Azkar, saat ini kedua kakak adik itu sedang duduk berdua di atas kasur sambil berbincang hangat.
"Sini bang hpnya." Jawab Farel, Azkar pun memberikan hpnya.
08******
Lo ya, angkat dong ini gue Ayra....."Ayra." Ucap Farel.
"Ya ampun panggilan video, yang berkali-kali gue tolak itu dari dia." Lanjutnya.
"Siapa Rel?" tanya Azkar yang melihat raut kegelisahan di wajah adiknya itu.
"Ayra bang." Jawabnya.
Azkar yang langsung mengerti ia pun hanya mengangguk, "Ya udah gue keluar dulu ya." Putus Azkar dan hanya di angguki oleh Farel seraya tersenyum.
To be continue
Thanks for you readers 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...