60~✨ TAMAT✨

0 2 0
                                    

                               Happy
                             Reading

Prastama dengan tetesan air matanya, mencabut anak panah, yang tertancap di punggung Farel, akibat menyelamatkannya.

"Arel, kamu bertahan Rel, belum lama loh kamu janji sama aku buat nggak pergi tinggalin aku," ucap Nafisya, dengan berderai air mata.

Farel, dengan setengah kesadarannya berucap, "Ra, Pa ji-jika me-memang ini
u-udah sa-saatnya, to-tolong ikhlasin biar Fa-Farel bisa pergi, dengan te-tenang, " ucap Farel, dengan terbata-bata.

"Jangan ngomong gitu nak, kamu pasti bisa selamat," jawab Prastama, tidak mau membenarkan ucapan anaknya itu.

"Tolong Rel bertahan demi kita," ucap Nafisya, yang sesenggukan.

"Pa? Farel kenapa pa?" tanya Azkar panik.

Sedangkan Keyra, yang di sampingnya sudah menangis sesenggukan melihat keadaan abangnya, yang tidak berdaya seperti ini.

Azkar dan Keyra baru saja pulang membelikan Farel makanan vavorite cowok itu. Karna Farel merasa bosan, dengan makanan rumah sakit.

"Farel terkena anak panah, karna menyelamatkan papa Kar," jawab Prastama.

"Astagfirullah," Jawab Azkar.

"Abang jangan tinggalin Key bang," ucap Keyra sedih.

"Yasudah kamu bantu papa bawa adik kamu ke dalam rumah sakit,"

Azkar mengangguk, "Iya pa,"

Sedangkan di sisi lain, gadis yang melihat pemandangan di depannya ini merasa puas.

"Semoga Lo mati Farel!" ucap Sena. Gadis, yang tadi melemparkan anak panah.

                                ****

Di sebuah mushola rumah sakit, terlihat Prastama, yang sedang berdo'a untuk anaknya, yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam ruang IGD.

"Ya Allah tolong selamatkan anak hamba. Hamba mohon kepadamu tolong beri hamba waktu untuk bisa membahagiakannya ya Allah. Aamiin ya rabbal Alamin."

Prastama mengusap air mata, yang jatuh terus-menerus membasahi wajahnya, "Anak papa Farel kamu pasti kuat, papa percaya kamu bisa lewatin ini semua."  Ucapnya, sebelum pergi keluar mushalla.

                             
                               ****

Nafisya, yang sedari tadi di luar tak henti-hentinya menangis. Melihat kondisi Farel membuat kekhawatirannya semakin kuat.

Cewek itu sangat takut kehilangan Farel. Sudah cukup satu kali ia merasakan kehilangan ia tidak mau lagi untuk merasakan kehilangan untuk, yang kedua kalinya.

Arya dan Manda juga ada di sana, setelah mendengar kabar mengejutkan ini.

"Sya, tenang ya mami yakin Farel bisa selamat," ucap Manda menenangkan Nafisya. Kini Manda berada di sampingnya, menguatkan anak gadisnya itu.

"Gimana aku bisa tenang mi? sedangkan  suami aku lagi berjuang antara hidup dan mati di dalam sana." Jawab Nafisya, dengan terisak pilu. Cewek itu seakan kehabisan suaranya.

Manda, yang melihat putrinya itu merasa tidak tega. Manda membawa punggung rapuh itu kedalam pelukannya.

Nafisya semakin terisak di dalam pelukan Manda.

"Bang?" tanya Keyra pada Azkar di sampingnya.

"Apa dek?" jawab Azkar lembut, sambil mengelus rambut adik perempuannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lebih Dari Bintang  [ Selesai  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang