11~✨Suasana tegang✨

27 24 20
                                    

                           H A P P Y
                        R E A D I N G

Sepulang dari rumah sakit, Nafisya bukannya langsung pulang. Gadis itu malah bermain di taman.

Padahal hari sudah hampir malam, gadis itu pun tak kunjung pulang. Sementara di sebrang sana Manda sibuk menelfon anak gadisnya itu.

"Apa sih mi telepon mulu!" Gerutu Nafisya saat mendengar beberapa kali deringan ponsel, yang tidak ia angkat.

Malah ia sedang asik berjoget, ketika mendengar dring ponselnya yang berbunyi DJ.

Berjoget bersama anak kecil, yang berada di sana. Anak-anak di sana tergolong anak jalanan.

Setelah DJ berhenti, yang bertanda tidak  ada lagi maminya menelfon. Namun, tak lama terdengar suara Notifikasi dari aplikasi whatsapp. Nafisya pun membukanya.

Macan

Nafisya pulang gak kamu!
Kalo gak mami lelang si pinky 50 ribu, mami tunggu sebelum adzan maghrib!
Read

"Iiii mami pake acara bawa si pinky lagi." Kesalnya di ancam akan di lelang motor vespa kesayangannya.

Mau tidak mau ia harus pulang sekarang juga dari pada si pinky jadi taruhannya.

Sebelum pulang ia berpamitan sama anak-anak kecil di sekelilingnya. Seraya memberikan beberapa makanan ringan untuk anak-anak itu.

                             ****

"Huft untung on time," ujar Nafisya saat tiba di halaman rumahnya seraya melirik jam cantik, yang melingkar di pergelangan tangan, "walaupun tersisa 5 menit lagi sih." Lanjutnya seraya cengir-cengir tidak jelas.

"Assalammualaikum mi Fisya pulang," ucapnya memberi salam saat membuka pintu rumah.

"Wa'alaikumussalam," ujar seisi rumah.

"Liat pi anak gadis mu baru pulang," ujar wanita paruh baya itu.

"Anak ku? anak mu juga," sahut papinya."Tapi ya 11 12 lah sama mu Mi, keknya lebih parah kamu." Timpalnya mengingat-ingat masa dulu yang membuat Manda malu sendiri.

kevin yang melihat drama kedua orang tuanya itu seraya menggelengkan kepalanya. Lain halnya dengan Nafisya gadis itu, dengan enteng duduk di sebuah sofa dengan memakan gulali seraya menyaksikan drama keluarga di depannya ini.

"Udah pi jangan di bahas lagi," ujar Manda tersipu malu.

"Udah selesai kan dramanya? yaudah Sya ke kamar dulu mau bobok," ucap gadis itu tanpa beban seraya melenggang pergi.

Mami dan papinya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak gadisnya itu, yang Ia tahu anaknya itu tidak akan bisa tidur kalau belum mandi.

"Mentang-mentang lagi PMS lo dek seenaknya aja." Sarkas Kevin, dirinya saat ini sedang bersiap untuk berangkat ke masjid bersama kedua orangtuanya. Itu pun di paksa karna anak laki-laki.

Lantas Nafisya yang masih mendengar pekikan abangnya itu, langsung membalikkan badan seraya berkata "kenapa iri kau?" Tanya Nafisya, dengan melebarkan bola matanya. "shalat yang rajin bang, biar jadi imam yang nggak menye-menye nanti." Lanjutnya sebelum lari ke kamar.

"Dih." Timpal Kevin seraya memutar bola matanya malas.
  
                               ****

"Papa.." teriak Keyra seraya
turun dari tangga.

Setelah tiba di depan  Prastama Keyra langsung memeluknya, dan di balas belaian hangat dari papanya.

"Key siapa?" Tanya Farel dari arah kolam renang rumahnya, Karna terdengar sedikit heboh di luar.

Di rasa tidak ada jawaban, Farel pun menghampiri keduanya.

"Pah," Lirih Farel dirinya saat ini sedang berada di depan mereka.

Baru saja ia ingin menyalami papanya itu dengan kasar Prastama, menampar Farel, membuat wajahnya tertoleh ke samping.

Di sisi lain ada seseorang yang baru masuk seraya melihat adegan ini merasa geram.

"PRASTAMA!" Geram nek Rasti tampak dengan raut wajah, yang penuh kemarahan.

Semua yang di sini menoleh kesumber suara.

"Mama," kata Prastama dengan raut wajah terkejut.
Begitu juga Farel dan Keyra.

"Nenek," Sahut Keyra seraya berlari ke arah neneknya itu. Sebenarya gadis kecil itu sudah takut dengan adegan kekerasan seperti tadi.

"Key kamu masuk kamar ya!" titah nek Rasti dan di balas anggukan oleh sang empu.

Setelah itu plak.... tamparan keras melayang di wajah anaknya itu.

Prastama hanya terdiam seraya memegang panas wajahnya itu.

"Nek udah--" ucap Farel.

"Diam Rel!" Potongnya.

"Ikut mama!" Lanjut Rasti pada Prastama. Prastama pun menurut.

Lalu mereka pun berjalan meninggalkan Farel yang terpatung di situ.

Tak lama kemudian datanglah seseorang menghampiri Farel "Woi," Panggil seseorang.

                   To Be Continue

Thanks for you readers💙

Lebih Dari Bintang  [ Selesai  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang