H A P P Y
R E A D I N GKeributan demi keributan sudah tidak asing lagi bagi keluarga Pradista, itu sudah menjadi seperti makanan sehari-hari.
"Bang mau kemana?" tanya Keyra, yang baru saja memasuki kamar Farel. Sebenarnya saat ia baru keluar dari kamar abangnya itu, Keyra mendengar sebuah keributan yang membuat gadis itu masuk kembali ke kamar abangnya.
Sedangkan Farel yang ingin keluar kamar, dengan langkah tertatih serta satu tangannya yang ia gunakan untuk memegang infus itu, sontak langsung berhenti ketika mendapati adiknya itu.
"Mau keluar." Jawabnya singkat seraya menunduk melihat adiknya itu yang lebih rendah darinya.
"No-No-No." Balas Keyra dengan menggunakan logat Inggris seraya menggerakkan jari telunjuknya kekiri dan kekanan pertanda tidak boleh.
"Kenapa dek?" tanya Farel lembut.
"Nggak boleh kan masih sakit, di luar ada satu monster yang lagi ngamuk, ntar Abang makin sakit lagi liatnya. Telinga Key aja udah panas." Ocehnya panjang lebar. Yang di maksud satu monster yaitu
Terdengar deheman dari Farel, "Nggak bisa Abang harus keluar." Tolaknya Keukeh.
"Batu emang." Umpat Keyra yang masih bisa di dengar oleh Farel.
"Bukan batu, tapi sutra." Belanya.
Keyra hanya memutar bola matanya, "Ya udah sini Key bantu." Ucapnya, gadis itu ingin membantu memegang tiang infus saja.
Farel hanya mengangguk, dan mereka pun keluar kamar bersama.
🔥🔥🔥
"AZKAR KENAPA DIAM AJA?" tanya Adista dengan nafas yang menggebu-gebu sedari tadi.
"KAKEK BENAR-BENAR NGGAK NYANGKA KAMU MELAKUKAN PERBUATAN YANG SEKEJI ITU PADA ADIK KAMU SENDIRI KAR!" Sentaknya tak habis pikir dengan apa yang terjadi di rumah ini selama ia pergi.
"UDAH PA CUKUP!" Sentak Prastama yang ada di belakang Adista.
Adista pun membalikkan badannya menghadap Prastama, "Cukup kamu bilang? Cukup apa? Cukup kamu nyiksa anak kamu sendiri ha?" Sarkasnya kali ini nada suaranya sedikit di turunkan, menstabilkan emosi yang telah menggejolak di dada.
"Kamu nggak usah elak lagi, papa tau bekas luka yang ada di perut Farel itu adalah ulah kamu, kamu cambuk anak kamu sendiri iya kan? Bahkan di punggungnya juga banyak bekas luka." tanyanya lagi, Prastama hanya diam.
"JAWAB PRAS!" Sentaknya.
"KALAU IYA EMANG KENAPA?" Tanyanya lancang yang membuat Adista papa kandungnya sendiri marah.
"Lagian ya pa, Farel itu bukan anak aku, dia cuma ANAK HARAM!" lanjut Prastama dengan menekan kata akhir.
Plak
"Anak haram." Gumam seseorang yang baru tiba di keributan, Farel saat ini berada di depan Prastama dan di belakang Adista.
Tamparan yang di layangkan Adista pada Prastama bertepatan dengan kedatangan Farel.
Semua mata tertuju pada Farel, menatap cowok itu, dengan pandangan berbeda-beda.
"Apa itu benar Pa?" tanya Farel dengan tatapan kosong.
"Iya itu benar, bahwa kamu bukan anak saya!" jawab Prastama.
"CUKUP PRAS!" sentak Adista tak tertahan.
Farel yang mendengar itu langsung terkejut ia benar-benar tak menyangka akan hal ini.
"Nggak mungkin." Dua kata yang keluar dari mulut cowok itu. Dengan tatapan sendunya menatap Prastama, dengan penuh harap bahwa ini semua tidak benar.
Matanya menoleh ke samping menatap kakeknya untuk menanyakan hal itu benar atau tidaknya, "Kek?"
Terdengar helaan nafas dari Adista sebelum ia mengangguk.
Anggukan dari Adista membuat keterkejutan bagi Azkar dan juga Keyra, ia tidak tahu apa-apa prihal ini.
Sedangkan Farel cowok itu yang tampak paling terkejut, serta air matanya lolos begitu saja. Sakit rasanya ketika mengetahui fakta yang begitu pahit.
"Kenapa? kenapa baru sekarang? Kenapa nggak dari dulu aja?" tanyanya bertubi-tubi.
Semua hanya mampu membisu, seolah-olah mulutnya seketika terkunci.
"Kenapa pa? Kek?" tanyanya dengan suara yang semakin memelan, tak sanggup dengan semua ini.
"Rel." Ucap Adista, kakinya melangkah mendekati cucunya itu.
"Hati kakek nggak bisa bohong, walaupun bukti menyatakan itu semua, tapi kakek ngerasa kamu cucu kakek Rel." Lanjutnya dengan kedua tangannya memegang wajah Farel.
Tidak ada respon dari Farel, cowok itu hanya terisak dalam diam.
"Beda sama papa kamu Rel, dia sudah termakan fitnah sampai hatinya buta." Ucap Adista sesekali matanya melirik pada Prastama.
Farel memegang pelipisnya, kepalanya mendadak pusing hanya karna memikirkan semua ini.
"Tolong bagi tahu saya, siapa ayah kandung saya?" tanya Farel dengan suara seraknya, matanya menatap sendu arah Prastama.
Deg
Kini giliran hati Prastama yang merasa sakit, seumur-umur ia tidak pernah mendengar Farel berbicara dengannya seformal itu.
Mulutnya lagi-lagi diam membisu, tak sanggup menjawab pertanyaan dari Farel. Mendengar pertanyaan itu membuatnya mengingat kejadian pahit saat dulu.
To be continue
Thanks for you readers 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...