H A P P Y
R E A D I N GJam walker berbunyi menunjukkan pukul 07.00 pagi. Gadis yang sedang bergelut, dengan selimutnya akhirnya terbangun, ia mengerjapkan matanya lalu menguceknya beberapa kali. Bersiap untuk bangkit memulai hari yang baru.
"Apa baru jam 7.00!" ujar Nafisya seraya terkejut melihat jam walkernya, yang biasanya ia stel pukul 9.00 sekarang menjadi pukul 7.00. Gadis itu masih menguap, nyawanya belum terkumpul semua.
"Dasar alarm eror, mending gue tidur lagi aja." Monolognya menatap jam itu, dengan jengkel
Baru saja ia hendak melanjutkan aksi rebahannya kembali, tiba-tiba gendang telinganya mendengar pekikan melengking dari sang mami.
"NAFISYA," terdengar suara mami Manda menggema di seluruh ruangan.
"Apa mi baru jam 7.00 juga, biasa kan Sya stelnya pukul 9.00, apalagi ni weekend ja--" oceh Nafisya seraya mengucek ngucek matanya.
"Udah ngomongnya?" Potong Mami Manda membuat sang anak tak berkutik.
"SEKARANG CEPAT MANDI!" lanjutnya dan di balas anggukan pasrah, dengan Nafisya.
Minggu yang cerah, Farel yang sudah rapi dengan outfitnya, ia berencana untuk mengajak sang adik ke sebuah wisata kebun binatang.
"Keyra.." panggil Farel seraya berjalan memasuki kamar gadis kecil itu.
"Bangun dek udah pukul 8.00 nih!" lanjutnya seraya mematikan AC biar adiknya itu terbangun karna kepanasan.
Namun, belum ada jawaban dari keyra, Farel pun beranjak ke kasur untuk membangunkannya.
"Astagfirullah dek badan kamu panas," ujar Farel panik seraya memegang jidat Keyra.
Dengan cepat Farel menggendongnya ala bridal style, untuk di bawa kerumah sakit.
"Abang di rumah aja napa sih!" ucap Keyra seakan tau, ia akan di bawa kemana.
"Gak, badan kamu tu panas banget dek!" sahut Farel tak terima penolakan.
Keyra hanya pasrah. Sesekali ia tersenyum melihat perilaku abangnya yang sangat perhatian pada dirinya. Ia bersyukur memiliki Abang seperti Farel.
Disisi lain Nafisya yang sudah siap dengan stylenya, yang berupa t-shirt berwarna putih di padukan dengan celana jeans selutut warna hitam. Gadis itu berjalan menuruni satu per satu anak tangga.
Nafisya yang baru saja mau melangkah kan kakinya menuruni anak tangga terakhir, merasa terkejut melihat sang mami sudah menunggunya dengan berkacak pinggang serta suara toa yang menggema.
"Ganti!" sentak mami manda yang berada di depan tangga seraya menunjuk tepat di depan wajah anaknya itu.
"Apa! muka Sya jelek yaa mi...sampe di suruh ganti-ganti segala," rengek Nafisya seraya bercermin, yang sengaja ia bawa dari kamar sebab belum sempat bercermin dikarnakan dirinya sudah beberapa kali mendapati suara toa maminya itu.
"Tapi nggak mi, muka anak mami imut ni," lanjutnya percaya diri seraya menunjuk-nunjukkan mukanya.
Mami Manda yang melihat itu merasa darahnya mendidih seketika, ngeladeni sang anak yang kelewatan polos.
"GANTI OUTFIT KAMU NAFISYA!" sentak maminya lagi.
"Kena--" sahut gadis itu terpotong.
"Ke rumah sakit, anak mami akan jadi koas di tempat papi," titah Mami Manda lemah lembut seraya tersenyum kemenangan.
"Sya nggak mau mi..." rengek Nafisya dan di balas tatapan horor maminya.
Dengan perasaan dongkol, gadis itu langsung bergegas ke kamar untuk mengganti baju, yang maminya sudah siapkan.
"Mami cuma mau yang terbaik buat kamu Sya," gumam Manda sembari tersenyum.
Setelah selesai menyantap sarapan paginya. Gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan abangnya.
"Mi Bang kevin mana mi?" tanyanya."Udah berangkat kerja," Sahut maminya dan gadis itu hanya manggut- manggut.
"Sya berangkat dulu ya mi," Pamit Nafisya dengan cengirnya.
"Assalamualaikum," lanjutnya seraya menyalami punggung tangan wanita paruh baya itu."Wa'alaikumussalam," Sahut mami Manda.
Setelah melihat Nafisya diambang pintu, Mami Manda bergumam "Kayaknya ada, yang nggak beres sama anak itu,"
Manda pun ikut mengekori anak gadisnya itu, lagian Ia sekalian mau ke butik untuk mulai bekerja.
"Kan bener dugaan ku," ujar Mami Manda melihat mobil Nafisya berbelok ke arah cafe.
"Yuhuu mending gue makan aja lah di sini, ngapain coba kerumah sakit," ucap Nafisya setelah turun dari mobilnya seraya menghirup udara segar.
"Iyaa ngapain coba ya," Sahut seseorang dari belakang.
"Iyaa kalo di sini berasa di surga dunia, kalo di rumah sakit bisa stress gue cium bau obat mulu," Sahut Nafisya tanpa menoleh
kebelakang.Detik selanjutnya ia tersadar akan suara yang terdengar familiar itu gadis itu pun menoleh kebelakang, "Eh mami ngapain disini mi?" tanyanya mencoba sesantai mungkin walaupun jantungnya saat ini sudah keluar dari tempatnya, setelah mendapati wanita paruh baya yang sedang berkacak pinggang siap untuk menerkam.
"NAFISYA!" Pekik Manda membuat gadis itu semakin cengingisan.
"NGAPAIN DISINI?" tanya maminya."Moly kan ultah mi jadi Sya pengen beliin dia kado, nah kadonya itu ikan bakar buat ganjel perut moly mi," sahut gadis itu santai dengan drama actionnya.
"PERUT MOLY APA PERUT KAMU NAFISYA?" sentak mami lnya lagi dengan suara toanya itu.
"Kalau boleh perut Nafisya juga mi," Sahutnya, dengan menunjukkan barisan gigi putihnya.
Alibi Nafisya kali ini tidak berhasil, ia sudah kepergok oleh maminya.
"Banyak alasan kamu Nafisya, Sekarang kamu ikut mami ke rumah sakit, masuk mobil kamu sekarang!" titah Mami Manda dan hanya di balas anggukan pasrah oleh Nafisya.
To Be Continue
Thanks for you readers💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Bintang [ Selesai ]
RomanceBertemu hanya untuk berpisah. Sebaik-baiknya cara mu berpamitan, yang namanya perpisahan tetaplah menyakitkan. Apalagi perpisahan tanpa pamit. "Tuhan jika di tanyakan permintaan ku apa." "Maka, yang ku minta adalah bertemu dengannya, yang telah kau...